Alice membuka pintu apartemennya dan menemukan seorang pria berwajah asia berdiri di depan pintu dengan senyum nakal.
“Kenapa tidak mengabari jika ingin datang?” tanya Alice sambil membiarkan pintu terbuka lebar, mempersilahkan sang pria masuk tanpa perlu berkata apapun.
“Aku merindukanmu, Sayang.”
“Oh ya? Kamu merindukanku atau tubuhku?” balas Alice tanpa rasa malu.
“Keduanya, Sayang,” balas sang pria asal Hong Kong yang bernama Ken tanpa ragu dan tanpa rasa malu.
“Aku dengar tahun depan kamu akan kembali ke Jakarta, apa betul?” selidik Ken.
“Ya begitulah. Kontrak kerjaku disini hanya 2 tahun. Dan juga sekarang aku sudah berhasil menjadi model terkenal jadi tahun depan sudah saatnya aku kembali ke Jakarta,” balas Alice sambil lalu.
“Lalu bagaimana dengan hubungan kita?”
“Hubungan kita? Hubungan apa yang kamu maksud? Kita hanyalah teman ti
Ruang makan terasa begitu hening dan mencekam meski ada sepasang pengantin baru yang duduk di ruangan itu. Perang dingin masih berlangsung, tidak ada yang ingin mengalah. Tapi keheningan langsung pecah begitu saja saat tidak terduga Reynard muncul di ruang makan rumah Rafael!“Hai, Kirei! Apa aku boleh ikut makan malam disini?” tanya Reynard, mengabaikan Rafael, padahal sebenarnya yang memiliki rumah ini adalah Rafael tapi kenapa adiknya malah minta ijin pada Kirei? Rafael tidak dianggapkah? Kurang ajar!“Tentu saja boleh. Makanlah. Tapi aku tidak tau apa masakanku akan cocok dengan selera kamu atau tidak.”“Kamu masak sendiri?” tanya Reynard takjub.“Iya.”“Wah! Rafa sungguh beruntung dapat menikah denganmu! Ahh! Andai saja kamu menolak menikahi Rafa aku pasti akan langsung mengincarmu! Kamu memang calon istri idaman!”“Rey!” tegur Rafael dengan wajah marah.&ldq
Kirei hanya bisa berdoa dalam hati saat Rafael mengungkung tubuhnya diatas ranjang. Berharap agar Rafael tidak lepas kendali! Jangan sampai pria itu memaksakan dirinya pada Kirei!“Lepas! Kamu ngapain sih?!” teriak Kirei antara marah dan takut.“Meski usia kita berbeda jauh tapi aku yakin kalau aku akan dapat memuaskanmu, Kirei!” geram Rafael kesal.Ucapan Rafael membuat Kirei semakin panik! Tidak! Tidak boleh! Rafael tidak boleh melakukan hal itu padanya! Sampai kapanpun tidak boleh! Rasanya Kirei tidak akan pernah siap! Bagaimana kalau dirinya hamil nanti?Meksi sudah berusia 20 tahun Kirei benar-benar tidak memahami mengenai masalah hubungan intim antara suami istri! Meski banyak teman sekolahnya yang mengajak Kirei untuk menonton film biru tapi Kirei tidak pernah berani menontonnya!Takut! Ngeri! Membayangkan milik seorang pria masuk ke dalam kewanitaannya saja sudah membuat Kirei ketakutan setengah mati! Pasti rasanya a
“Hah? Honeymoon?!” ulang Kirei kaget, tidak menyangka akan mendengar kata itu dari bibir Rafael!“Iya. Honeymoon,” tegas Rafael saat melihat raut kaget dan tidak percaya di wajah Kirei yang tampak begitu jelas.‘Kenapa Kirei harus sekaget itu mendengar kata honeymoon?” batin Rafael heran.“Kenapa harus honeymoon?” tanya Kirei bloon hingga Rafael mengangkat alis mendengar pertanyaan Kirei yang terkesan bodoh.“Pertanyaan macam apa itu, Kirei? Sebagai pasangan yang baru saja menikah wajar kan kalau kita pergi honeymoon?”“Tapi…. Tapi…”Ucapan Kirei tertahan di tenggorokannya, tidak berani lagi mengungkit mengenai kata yang paling Rafael benci, takut pria itu kembali hilang akal. Semalam Rafael memang masih bisa menahannya tapi bukan berarti selanjutnya juga begitu kan? Bagaimana kalau saking murkanya Rafael tetap nekat memaksakan diri pada Kirei? Bisa gawat!
Rafael suka berlama-lama memandang wajah Kirei saat gadis itu sedang tertidur pulas. Kecantikan natural yang dimiliki Kirei membuat pria manapun pasti akan langsung mengakuinya. Termasuk Rafael. Tidak heran kalau pria itu khawatir jika ada yang mendekati Kirei. Termasuk Reynard, adiknya sendiri! Sebenarnya tadi Rafael sempat terlelap sebentar, tidak lama setelah Kirei, tapi harus terbangun karena guncangan kecil dari pesawat yang ditumpanginya sedangkan Kirei seolah tidak terganggu sama sekali dan masih asyik di alam mimpi. Akibatnya sekarang Rafael tidak bisa tidur lagi, malah asyik memandangi wajah Kirei! Kirei melenguh pelan dengan mata terpejam, menggeliat merenggangkan tubuhnya dengan gerakan yang mengundang gairah kelelakian Rafael hingga membuat pria itu menelan saliva. ‘Siall! Kenapa Kirei bisa semenggairahkan ini sih?’ batin Rafael frustasi sendiri. Kirei membuka mata perlahan, melihat sekeliling yang tampak tidak familiar baginya, sampai pandangan Kirei tertumbuk pada Raf
Bora-Bora – Polinesia Perancis….Kirei mengerjapkan mata, tidak percaya dengan pemandangan indah yang ada di depan matanya. Surga dunia. Itulah yang Kirei rasakan. Belum pernah dirinya pergi liburan ke tempat sebagus ini.Ahh! Jangankan ke tempat sebagus ini, jalan-jalan ke Bandung pun baru dua kali! Diluar itu Kirei selalu sibuk kerja atau sayang mengeluarkan uang meski untuk liburan. Lebih baik uangnya disimpan, itulah pemikirannya.“Ini dimana, Rafa?”“Kita sedang di Bora-Bora, Polinesia Perancis.”“Perancis? Jauh banget! Ngapain Daddy sama Mommy kasih hadiah kesini sih? Supaya kita gak usah balik ke Jakarta lagi?” tanya Kirei kaget.Pantas saja perjalanan mereka gak sampai-sampai! Hampir 40 jam perjalanan! Kirei aja sampe bosan tidur terus di pesawat! Untung pake jet pribadi Rafael jadi bisa lebih santai, coba kalau naik pesawat komersil Kirei pasti bakal suntuk setengah mati!Tawa
Kirei menatap bosan pada TV di depannya, sudah hampir tiga minggu dirinya resmi menikah dengan Rafael. Seminggu pertama memang jalan-jalan honeymoon tapi setelahnya yang Kirei lakukan hanya bersantai terus, tidak melakukan hal atau pekerjaan apapun membuatnya bosan setengah mati!Dan sekarang suaminya itu malah sedang ke rumah sakit untuk mengecek beberapa hal agar operasi mamanya minggu depan dapat berjalan dengan lancar, meski sebenarnya Rafael masih dalam masa cuti tapi jika menyangkut mama Inara, suaminya itu pasti akan lebih mendahulukannya dan Kirei bersyukur karenanya.Kirei sungguh takut, dirinya tidak tau apa yang akan terjadi nantinya, tapi di satu sisi Kirei berharap kalau mamanya dapat sembuh dan memiliki kondisi normal seperti sebelum sakit. Dirinya sebagai manusia hanya dapat terus berharap dan berdoa agar Tuhan berkenan untuk mengabulkan doanya.Kirei masih sibuk dengan pikirannya sendiri saat telinganya menangkap suara langkah kaki di belakangnya
Seminggu kemudian….Kirei meremas kedua tangannya dengan erat, satu jam lagi jadwal operasi mamanya akan dilaksanakan. Rafael dan beberapa dokter akan bersiap sebentar lagi. Kirei hanya bisa membantu dalam doa saja.Rafael keluar dari ruangan dan menemukan Kirei yang sedang begitu cemas berusaha menenangkannya, Rafael membawa Kirei ke dalam ruangannya agar mereka memiliki waktu berdua. Baru kali ini Rafael merasa begitu khawatir pada seseorang. Pada Kirei lebih tepatnya.Rafael menggenggam tangan Kirei dengan kedua tangan besarnya yang hangat, berbeda jauh dengan tangan Kirei yang terasa dingin. Kirei menatap Rafael dengan penuh permohonan. Memohon agar Rafael dapat melakukan yang terbaik untuk mamanya. Memohon agar mamanya dapat kembali sehat seperti dulu. Memohon agar operasi mamanya berjalan dengan lancar.“Percaya saja padaku, okay? Aku sudah mengatur tim dokter yang melakukan operasi hari ini, mereka semua sudah memiliki kemampuan diatas
“Siapa?” tanya Rafael heran saat melihat kerutan di kening Kirei.“Rey.” Jawaban Kirei membuat perasaan Rafael menjadi was-was dan kesal. Tidak terima kalau Reynard bersikap terlalu dekat dengan Kirei!“Ngapain?” nada suara Rafael berubah waspada.“Ngajak nonton.”“Rey ngajak kamu nonton? Berdua?” tanya Rafael menegaskan.Kirei mengangguk dengan wajah bingung, tidak menyadari kalau Rafael sudah tampak kesal bahkan urat tangannya terlihat jelas saking eratnya memegang sendok!“Apa Rey biasa seperti itu, Rafa?” tanya Kirei bingung, tidak memahami pria sama sekali. Jelas, karena Kirei minim pengalaman! Dulu saja dimanfaatkan!‘Aduh! Kenapa jadi mendadak ingat masa lalu sih?!’ batin Kirei jadi kesal sendiri.“Menurut kamu?”“Nggak tau. Aku kan gak kenal Rey makanya aku tanya kamu.”“Kamu mau nonton berdua