Bora-Bora – Polinesia Perancis….
Kirei mengerjapkan mata, tidak percaya dengan pemandangan indah yang ada di depan matanya. Surga dunia. Itulah yang Kirei rasakan. Belum pernah dirinya pergi liburan ke tempat sebagus ini.
Ahh! Jangankan ke tempat sebagus ini, jalan-jalan ke Bandung pun baru dua kali! Diluar itu Kirei selalu sibuk kerja atau sayang mengeluarkan uang meski untuk liburan. Lebih baik uangnya disimpan, itulah pemikirannya.
“Ini dimana, Rafa?”
“Kita sedang di Bora-Bora, Polinesia Perancis.”
“Perancis? Jauh banget! Ngapain Daddy sama Mommy kasih hadiah kesini sih? Supaya kita gak usah balik ke Jakarta lagi?” tanya Kirei kaget.
Pantas saja perjalanan mereka gak sampai-sampai! Hampir 40 jam perjalanan! Kirei aja sampe bosan tidur terus di pesawat! Untung pake jet pribadi Rafael jadi bisa lebih santai, coba kalau naik pesawat komersil Kirei pasti bakal suntuk setengah mati!
Tawa
Kirei menatap bosan pada TV di depannya, sudah hampir tiga minggu dirinya resmi menikah dengan Rafael. Seminggu pertama memang jalan-jalan honeymoon tapi setelahnya yang Kirei lakukan hanya bersantai terus, tidak melakukan hal atau pekerjaan apapun membuatnya bosan setengah mati!Dan sekarang suaminya itu malah sedang ke rumah sakit untuk mengecek beberapa hal agar operasi mamanya minggu depan dapat berjalan dengan lancar, meski sebenarnya Rafael masih dalam masa cuti tapi jika menyangkut mama Inara, suaminya itu pasti akan lebih mendahulukannya dan Kirei bersyukur karenanya.Kirei sungguh takut, dirinya tidak tau apa yang akan terjadi nantinya, tapi di satu sisi Kirei berharap kalau mamanya dapat sembuh dan memiliki kondisi normal seperti sebelum sakit. Dirinya sebagai manusia hanya dapat terus berharap dan berdoa agar Tuhan berkenan untuk mengabulkan doanya.Kirei masih sibuk dengan pikirannya sendiri saat telinganya menangkap suara langkah kaki di belakangnya
Seminggu kemudian….Kirei meremas kedua tangannya dengan erat, satu jam lagi jadwal operasi mamanya akan dilaksanakan. Rafael dan beberapa dokter akan bersiap sebentar lagi. Kirei hanya bisa membantu dalam doa saja.Rafael keluar dari ruangan dan menemukan Kirei yang sedang begitu cemas berusaha menenangkannya, Rafael membawa Kirei ke dalam ruangannya agar mereka memiliki waktu berdua. Baru kali ini Rafael merasa begitu khawatir pada seseorang. Pada Kirei lebih tepatnya.Rafael menggenggam tangan Kirei dengan kedua tangan besarnya yang hangat, berbeda jauh dengan tangan Kirei yang terasa dingin. Kirei menatap Rafael dengan penuh permohonan. Memohon agar Rafael dapat melakukan yang terbaik untuk mamanya. Memohon agar mamanya dapat kembali sehat seperti dulu. Memohon agar operasi mamanya berjalan dengan lancar.“Percaya saja padaku, okay? Aku sudah mengatur tim dokter yang melakukan operasi hari ini, mereka semua sudah memiliki kemampuan diatas
“Siapa?” tanya Rafael heran saat melihat kerutan di kening Kirei.“Rey.” Jawaban Kirei membuat perasaan Rafael menjadi was-was dan kesal. Tidak terima kalau Reynard bersikap terlalu dekat dengan Kirei!“Ngapain?” nada suara Rafael berubah waspada.“Ngajak nonton.”“Rey ngajak kamu nonton? Berdua?” tanya Rafael menegaskan.Kirei mengangguk dengan wajah bingung, tidak menyadari kalau Rafael sudah tampak kesal bahkan urat tangannya terlihat jelas saking eratnya memegang sendok!“Apa Rey biasa seperti itu, Rafa?” tanya Kirei bingung, tidak memahami pria sama sekali. Jelas, karena Kirei minim pengalaman! Dulu saja dimanfaatkan!‘Aduh! Kenapa jadi mendadak ingat masa lalu sih?!’ batin Kirei jadi kesal sendiri.“Menurut kamu?”“Nggak tau. Aku kan gak kenal Rey makanya aku tanya kamu.”“Kamu mau nonton berdua
“Siapa lagi malam-malam gini yang kirim chat?” tanya Rafael tidak suka waktu mendengar ponsel Kirei kembali berdenting. Kenapa ponsel istrinya hari ini sibuk sih?“Reynard. Dia baru balas chat yang aku kirim pas makan malam tadi.”Rafael memijat keningnya yang mendadak pusing. Kenapa adiknya gencar sekali mendekati Kirei? Apa Rey serius suka sama Kirei? Tidak mungkin kan? Tapi kenapa tidak mungkin? Wajar saja kalau Rey suka dengan Kirei, istrinya itu cantik, polos, lucu dan menggemaskan!‘Bener-bener tipe calon istri idaman gue. Dari dulu gue paling suka gadis model kayak gitu, Bro.’ Itulah ucapan Reynard dulu! Rafael masih ingat jelas setiap kata yang Reynard ucapkan padanya. Kalimat yang membuat Rafael naik pitam hingga ingin menghajar adiknya sendiri hanya karena seorang gadis!Padahal Rafael tidak memiliki perasaan pada Kirei. Atau sudah tapi tidak sadar?Tapi Rey harusnya sadar diri kan? Masa iya dia nekat m
Meski masih merasa ragu tapi Kirei terpaksa mengijinkan Rafael untuk mengambil haknya malam ini. Kirei tidak ingin menjadi istri kualat dan durhaka yang terlalu sering menolak suaminya sendiri! Padahal sudah kewajiban Kirei untuk melayani kebutuhan suaminya kan? Termasuk masalah ranjang!Andai mama Inara tau kalau Kirei sudah menolak Rafael berulang kali, beliau pasti akan marah karena Kirei tidak menuruti nasehatnya! Lagipula sejujurnya Kirei juga penasaran bagaimana rasanya melewati malam pertama. Terlebih setelah melihat adegan dewasa di film tadi, membuat rasa penasarannya memuncak!Nafas Rafael tercekat saat melihat anggukan Kirei, benar-benar tidak menduga kalau pada akhirnya Kirei akan mengijinkan dirinya untuk melakukannya malam ini!“Kamu serius? Jawab aku dulu, Kirei!”“Serius. Tapi pelan-pelan ya? Aku takut!” balas Kirei dengan suara bergetar, menunjukkan ketakutannya yang terlihat jelas.Tanpa perlu berkata seper
Rafael berusaha sabar dan kembali menuntun sang junior, kali ini sudah dapat masuk meski baru sedikit dan ujungnya saja. Rafael mulai mendorong si junior agar melesak semakin dalam membuat Kirei mulai meringis perih.“Perih!” rintihnya sambil menggigit bibir. Rafael berhenti sejenak saat melihat raut kesakitan di wajah Kirei dan kembali mencumbunya. Setelah lebih rileks Rafael kembali menerobos masuk membuat Kirei terpekik sakit.“Sakit!” raung Kirei sambil menancapkan kukunya ke punggung Rafael.Rafael meringis perih saat kuku Kirei menggores kulitnya, ia menunduk dan melihat juniornya baru masuk setengah! Masih perlu berjuang lagi agar masuk sepenuhnya. Tampaknya selaput dara milik Kirei begitu tebal dan sulit ditembus!‘Sepertinya aku harus sedikit nekat! Kalau tidak, mungkin tidak akan berhasil malam ini,’ batin Rafael, menyadari kalau milik Kirei terlalu sempit atau miliknya yang terlalu besar? Entahlah! Itu tidak
Kirei menggeliat pelan dan meringis saat tubuhnya terasa remuk dan pegal. Belum lagi bagian sensitifnya yang terasa nyeri dan perih membuat Kirei merintih tanpa sadar! Rafael terbangun saat mendengar rintihan Kirei.“Masih sakit?” tanya Rafael serak, khas suara orang baru bangun tidur.“Sakit banget! Padahal semalam rasanya gak separah ini deh,” keluh Kirei saat mendengar pertanyaan Rafael.Tentu saja! Semalam pasti karena Kirei masih merasakan rasa nikmat dari percintaan mereka, berbeda dengan sekarang! Namun Rafael tidak mengucapkannya dan hanya bertanya lirih,“Kamu mau mandi sekarang? Biar aku bantu siapin air hangatnya,” tawar Rafael meski rasa kantuk dan lelah masih menyerangnya. Setidaknya Rafael sadar diri akibat dirinyalah Kirei sampai kesakitan seperti ini! Meski mereka melakukannya berdua dan atas seijin Kirei!“Nggak apa, aku bisa sendiri. Thank you,” tolak Kirei, tidak ingin terlalu diman
“Ma? Apa yang Mama rasain sekarang?” tanya Kirei tak sabar sesampainya di rumah sakit. Rafael sampai harus berulang kali mengingatkan Kirei agar jalan pelan-pelan namun diabaikan begitu saja saking tidak sabarnya Kirei ingin bertemu sang mama. Bahkan melupakan rasa nyerinya begitu saja!“Mama baik-baik aja, cuma ngerasa agak sedikit perih, mungkin karena pengaruh obat anestesinya sudah hilang.”“Syukurlah.”“Aku periksa kondisi Mama dulu ya,” ucap Rafael yang berada di dekat Kirei, dengan cekatan memeriksa kondisi umum mertuanya.Setelah selesai, Rafael tersenyum lega kearah mertuanya karena apa yang dirinya khawatirkan tidak terjadi.“Syukurlah kondisi Mama baik. Dan yang terpenting tubuh Mama menerima ginjal pendonor dengan baik juga. Hanya perlu waktu pemulihan dan kontrol rutin. Jangan pernah kerja berat dan perbanyak istirahat. Nanti setelah beberapa waktu baru kita lanjut dengan pencangkok