Beranda / Romansa / Desahan Ibu (Tiriku) / Kasihan Tante Santy

Share

Kasihan Tante Santy

Penulis: Senja Ayu88
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 08:35:30

Keesokan harinya...

Di kampus Bhineka Tunggal Ika.

Sandrian ada di sana. Bukan karena di mahasiswa di sana tapi dia datang menemani sang kekasih.

Ya, pemuda anak band yang sudah bergelar sarjana ilmu komunikasi itu lagi sedang tidak ada latihan band sehingga memutuskan untuk menemani Liontin ke kampusnya.

Saat itu mereka sedang berada di taman kampus.

Karena dosennya sedang mangkir, sepasang sejoli itu memutuskan untuk duduk-duduk di taman kampus. Daripada cepat pulang dan bengong saja di rumah.

“Ada apa Sweetheart? Sekarang katakan padaku kenapa semalam kamu nelpon aku tengah malam? Suara aneh itu lagi?” tanya Sandrian penuh perhatian.

Ya, itu memang benar.

Semalam, setelah masuk kamar Liontin masih sempat menelepon nomor sang kekasih tapi karena tak ingin menggangu jam istirahat pacarnya yang seharian sibuk latihan band, Liontin langsung mematikan telepon begitu telepon baru satu kali berbunyi tut.

Dan memang itu juga benar.

Saat dia menelpon Sandrian memang sedang terlelap tidur.

Dia baru tahu kalau sang gadis pujaan menelepon ketika keesokan harinya melihat ada panggilan tak terjawab.

“Hei kok melamun?”

Suara Sandrian membuyarkan lamunan Liontin.

“Suara aneh itu lagi?” dia kembali bertanya.

Liontin hanya menganggukkan kepalanya.

“Di kamar ibumu lagi?”

Kali ini Liontin menggelengkan lalu katanya, “Bukan San. Kali ini di ruang tamu.”

“What? Di ruang tamu? Memang semalam ada tamu di rumah kamu? Jangan bilang semalam Bobby Lesmana bermalam di rumah kamu?”

“Iya, semalam kak Bobby Lesmana memang bermalam di rumah aku. By the way, kenapa kamu bisa menebak kalau kak Bobby Lesmana yang ada di rumah aku?”

Sandrian terlihat sedikit meringis sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal itu.

“Iya. Bukan kah kemarin kamu sempat cerita kalau Bobby Lesmana ada di sana. Jadi aku nebak aja.”

Keduanya lalu terdiam sesaat.

Ponsel Sandrian berbunyi.

Sepertinya ada panggilan masuk.

“Halo Dek. Bagaimana? Apa keputusan kamu?”

“..........”

“Oh my God. Makasih banyak ya Sayang ya. Nanti kakak sampaikan pada yang lainnya, kalau adek kecilnya kakak ini sudah mau masuk band kita.”

“..........”

“Iya. Kakak lagi di kampusnya calon kakak ipar kamu. Kalau kamu?”

“..........”

“Ok. Nanti kakak jemput sama kak Liontin di sekolaha. Kita jalan -jalan hari. Ok Baby girl?”

“..........”

Sambungan telepon segera dimatikan. Lalu Sandrian bersorak kegirangan.

“Yes akhirnya.”

Dia memegang tangan Liontin tangan dengan lembut.

“Kamu tahu, aku sudah berharap adikku ini mau bergabung dengan band kami tapi dia nggak mau. Tapi baru saja dia menelepon dan dia memberi kabar kalau dia mau gabung sekarang. Wow. Ini benar-benar kabar yang menggembirakan. Teman-teman band aku sangat mengidolakan suara Lolita. Pentas kami kali ini bakal meledak.”

“Selamat ya Sayang. Lambat laun band kamu bakal mendunia. Aku ikut bahagia.”

“Ya. Makasi support nya. I love you My Sweetheart.”

Sandrian mengecup mesra punggung tanggan Liontin yang berada dalam genggamannya.

“I love you too My Man.”

“Ya sudah. Sekarang kita jemput Loli. Aku sudah janji akan mengajaknya jalan -jalan bersama kamu. Hari ini. Sekarang dia sudah menunggu di sekolahnya.”

“Ok. Kalau begitu ayok. Jangan buat dia terlalu lama menunggu dan akhirnya dia kecewa lalu pikirannya jadi berubah.”

“Ya jangan sampai dong. Ayok.”

Keduanya lalu bergegas masuk ke dalam mobil Sandrian yang terparkir di halaman kampus.

Lalu  tak lama kemudian mobil itu bergerak meninggalkan kampus.

Dua orang gadis terlihat begitu sinis menatap kepergian mobil Sandrian.

Mereka iri karena Sandrian lebih memilih Liontin ketimbang mereka.

“Itu kan si Sandrian kan Rat?”

“Iya Res. Kok dia bisa ada di sini?”

“Astaga Ratna. Kamu ini nggak update banget sebagai orang. Apa kamu nggak lihat gosip akun @lambeturah tuh. Kalau Sandrian sedang menjalin asmara dengan si Liontin.”

“Gitu ya Res? Terima kasih untuk informasi yang sangat menarik ini.”

“Restu gitu loh. Hanya saja aku tuh heran. Kenapa sih Sandrian mau milih si Liontin jadi pacarnya? Cantik kan juga aku ke mana- mana. Sepertinya Liontin pakai pelet tuh Rat.”

“Kalau soal itu aku rasa nggak. Paling juga sih Sandrian kenal Liontin lewat Bobby. Sekarang kan Bobby lagi sedang dalam satu projek dengan kakaknya Liontin yang bernama Wulan itu.”

“Oh Bobby Lesmana.”

“Nah tuh kamu tahu.”

“Ya tahu lah. Sekarang kan lagi gencar -gencarnya promo film Seksi Gir. Yang di bintangi oleh Bobby sama Wulan. Tapi apa hubungannya?”

“Nah ini nih yang kamunya yang kurang update. Sandrian itu kan adiknya Bobby.”

“Hah? Pantas sama cakep -cakep.”

Ya memang benar apa yang dikatakan oleh Ratna. Tapi hanya lima puluh persen yang benar, yaitu di bagian Sandrian adalah adiknya Bobby.

Sisanya salah besar.

Sandrian kenal Liontin bukan lewat.

Mereka berkenalan lebih dulu sebelum Bobby Lesmana dan Wulan syuting film.

Bahkan Liontin sendiri tidak tahu kalau Bobby kakaknya Sandrian. Bobby juga tidak tahu kalau Liontin adalah pacar adiknya.

*** *** ***

“Sebenarnya aku hanya punya seorang kakak laki-laki. Loli itu adik tiri kami. Namanya Cinta Aprilia. Biasanya dipanggil Cinta. Tapi aku dan kakakku malah lebih suka memanggilnya Lolita atau Loli. Dia anaknya baik walaupun sangat manja. Dan memang kami sangat memanjakannya.” ucap Sandrian dalam perjalanan menuju sekolah Cinta.

“Adik tiri?”

“Iya Sweetheart. Ayahku meninggal saat kami masih kecil. Kakak berusia tujuh tahun dan aku lima tahun. Tiga tahun kemudian ibu menikah lagi lalu lahir lah Loli.”

“Berarti sama dong. Ayahku juga meninggal saat kami masih kecil. Waktu itu Kak Wulan umur lima tahun, aku tiga tahun dan Anggun baru delapan bulan.”

“Dan ibumu tidak menikah lagi?”

“Iya San.”

Sandrian pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dalam hatinya dia bergumam, ‘pantas saja Liontin cerita kalau sering mendengar suara aneh di kamar ibunya. Ya tentu saja ibunya merindukan belain dari seorang lelaki. Bisa saja beliau diam-diam memasukkan seorang lelaki ke dalam kamar. Atau bisa saja dia bermain sendiri. Kasihan tante Santy.’

Seorang gadis berseragam putih abu-abu menyambut kedatangan mereka dengan wajah riang.

“Kak Rian.

Kedatangan mereka di sekolahan Cinta, terlebih Sandrian, tentu saja langsung menyedot perhatian para gadis muda belia di sekolah itu.

Susana halaman sekolah berubah menjadi riuh.

Semua terpana melihat ketampanan kekasih Liontin itu.

Samar -samar Liontin mereka berbisik satu sama lainnya.

“Kakaknya Cinta tuh. Ganteng banget.”

“Iya. Mirip Junior Robert. Sayangnya dia datang sama pacarnya. Kalau sendiri, aku mau dekat deh.”

“Tapi pacarnya cantik banget. Mirip Revalina S Temat saat masih gadis unyu-unyu. Sumpah aku jadi merasa tak ada artinya.”

Kedua gadis ABG itu lalu cekikikan sendirian.

“Halo guys. Aku duluan.” pamit Cinta pada teman-temannya.

“Iya. Hati-hati di jalan ya abang ganteng.”

Cinta yang pamitan tapi mereka malah melambaikan tangannya pada Sandrian.

Pacar Liontin itu hanya bisa menggeleng -gelengkan kepalanya saja.

Bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
yg sabar yah liontin resiko punya cowok ganteng mah bnyak saingannya.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Tinggal Di Apartemen Sandrian

    “Kalian sudah Cin?” tanya Monica pada Yocin, bodyguard kepercayaannya itu.“Sudah Non.”“Lalu mana Sarina?” kali ini Axel yang bertanya.“Kak Sarina pergi tuan. Sama Kak Arqiles. Katanya mau nonton pasar malam.”“Kok kamu nggak ikut Cin?”“Nggak deh Non, orang lagi pacaran. Buat apa aku ikut.”“Kenapa nggak ajak kak Aditya saja. Aku lihat sendiri tadi ada yang sering lirik lirik sama si alias mata tebal.” ujar Monica menggoda Yocin.“Tuan. Non Monica. Aku nggak lirik lirik kak Aditya kok. Aku cuma sedang mikir saja. Kok bisa ya Tuan Lijong punya teman di Indonesia.” elak Yocin dengan wajah bersemu merah.“Perasaan kita tidak menyebut nama orang loh. Kok ada yang merasa.” kikik Monica sambil menatap wajah Axel.“Rupanya ada yang diam diam jatuh cinta pandangan pertama nih.” Axel pun ikut menggoda bodyguard kepercayaan istrinya itu, membuat gadis itu semakin merona merah wajahnya.Keduanya tertawa melihat wajah Yocin yang semakin salah tingkah karena mereka.“Ehhh tapi… kamu merasa ngga

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Aku Bukan Ibumu

    Hmmm… jadi Om Pilipz sudah tahu siapa itu Liontin? Lalu Om ingin Liontin gimana?” tanya Mama Clara begitu melihat om Pilipz tidak melanjutkan ucapannya.“Iya. Aku tahu siapa dia. Dan aku ingin dia… segera pergi dari tempat ini. Aku tidak ingin anak itu menginjakkan kakinya lagi di dekat makam putriku Lidya.”“Tapi Kek. Aku ini putri mama Lidya. Aku…”“Stop Liontin. Sejak putriku tiada, kamu bukan siapa-siapanya. Dan satu hal lagi, jangan pernah panggil aku kakek karena kamu bukan cucuku.”“Tapi Kek. Sebenci apapun kakek sama Liontin, tetap saja Liontin itu cucu kakek.”“Tidak ada seperti itu Nak Rian. Tidak ada dalam kamus hidupku punya cucu seperti dia. Aku alergi punya cucu yang dalam tubuhnya mengalir darah miskin.”“Astaga Om Pilipz. Aku nggak nyangka sama sekali kalau om bisa setega itu pada darah daging om sendiri.”“Cukup. Kalau Nak Clara masih ingin tetap di sini, usir anak itu. Tapi kalau tidak, segera pergi juga dari tempat ini. Pilihannya ada di tangan kamu, pilih sahabat

  • Desahan Ibu (Tiriku)   JaMruD

    Kalian berdua cepat ke toko bunga. Beli bunga lili dan tulip sebanyak-banyaknya. Mama kamu suka bunga lili dan tulip.” ucap mama Clara pada Liontin dan Sandrian setelah makan.Melihat Mama Clara mengeluarkan dompetnya, Sandrian menahan tangan ibunya.“Tidak usah Ma. Sandrian punya kok.”Mama Clara tersenyum dan membelai pipi putra keduanya itu.“Uhmmmm anak mama nih. Sudah cakep, baik hati lagi.“Ah mama bisa saja.”“Ya sudah. Kalian cepat beli bunganya. Sore ini juga kita akan ke sana. Ke makam ibumu.”“Kata Anggun dia ingin ikut berziarah ke makam mama. Kami boleh menjemputnya sekarang?”“Boleh dong sayang.” jawab Mama Clara sambil mencubit pipi gadis cantik kesayangan putra nya itu.Keduanya lalu bergegas menuju toko bunga langganan mama Clara.Tak ingin terkena macet di jalanan Sandrian memilih menggunakan motor saja.“Bagaimana dengan Anggun ya Sayang?”“Sudah aku chat Ian. Dia akan menunggu kita di toko.”“Kalau begitu kita langsung ke sana.”*** *** ***“Mau ke mana Anggun?” ta

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Persahabatan Lidya Dan Clara

    Sandrian sangat merasa gelisah karena Liontin belum juga tiba.Apalagi saat menelpon tadi dia mendengar suara Liontin sedikit sengau. Terdengar ada isak disela pembicaraan mereka.“Oh my God My Sweetheart. Kenapa kamu terlalu lama tiba? Ada apa dengan dirimu Sayang?” gumamnya sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana jeansnya, hendak menelepon kekasihnya itu.Tapi baru saja dia mencari nomor kontak Liontin, gadis itu sudah datang.Berlari ke arahnya dan memeluknya erat sambil menangis.Tak banyak tanya Sandrian membalas pelukan itu dan mengelus lembut kepalanya.Terlalu banyak pertanyaan bergelayutan di otaknya tapi dia harus menunggu pacarnya itu tenang dulu.Beberapa saat kemudian tangis Liontin mulai redah.Terlihat dia sedikit lebih tenang.Sandrian menatap wajah Liontin yang sangat kuyu.Matanya sembab dan memerah. Sepertinya dia sudah terlalu banyak menangis.“Temukan aku orang itu Ian.” ucap Liontin sebelum Sandrian bertanya.“Orang itu? Siapa?”“Yang memberi foto it

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Diputuskan Oleh Sandrina

    Pagi itu, seperti biasanya Liontin membantu Bibi Siti memuat sarapan.Tiba-tiba saja dia teringat sesuatu, dia lalu bergegas ke kamarnya dan tak lama kemudian dia kembali sambil membawa ponselnya.“Hmmm… bibi kenal orang ini?”katanya sambil terlihat masih sibuk dengan ponselnya itu.“Siapa Non? Laki-laki atau perempuan?”“Perempuan Bi. Ini.”Liontin memberikan ponselnya pada Bibi Siti dan ART berbadan sedikit gempal itu menerimanya dengan hati -hati.Takut benda pipih itu terjatuh dari tangannya dan rusak.Mata Bibi Siti langsung membulat saat menatap ponsel Liontin.Dadanya sedikit terlihat turun naik.“Non. Eh… non dapat poto dari mana? Siapa yang memberi poto ini pada Non?”“Dari Sandrian Bi. Hmmm kenapa? Apa bibi kenal orang itu? Siapa ya Bi?”Bukannya menjawab pertanyaan Liontin, bi Siti malah mendekap erat ponsel Liontin sambil memejamkan matanya.Air matanya lolos begitu saja.“Kenapa Bibi menangis? Apa ini putri Bibi?” tanya Liontin pelan.Bibi Siti membuka matanya dan menata

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Dari Hati Tembus Ke Jantung

    Melihat wajah Bobby yang terlihat begitu shock, hati Mama Santy bersorak girang.‘Yes!!! Cemburu juga dirimu kan? Sakitnya tuh dari hati tembus ke jantung kan Bobby Sayang? Nah itu juga yang aku rasakan.’Dengan sedikit berjinjit Mama Santy memberikan satu kecupan manis di pipi Pak Dion, membuat mata Bobby terbelalak.“Astaga Nak Bobby. Kenapa wajahnya memerah? Malu ya lihat Tante ehhh salah calon mantu mesraan seperti ini?”“Hmmm tidak Tante. Tapi maaf… boleh aku bicara sama Pak Dion. Sebentar saja.”Pak Dion menatap wajah Mama Santy seolah -olah sedang meminta izin dulu.“Iya Sayang. Tapi jangan lama -lama.” kata Mama Santy pada Pak Dion dengan manja.Bobby membalikkan badannya dan melangkah lebih dulu ke teras.Pak Dion pun mengikuti langkah Bobby setelah mengecup mesra punggung tangan kanan mama Santy.“Ada apa Bob? Aku lihat sejak Dek Santy mengumumkan kalau kita sudah jadian, sikap kamu aneh. Kenapa?”“Bukan aku yang aneh tapi bapak yang aneh. Bapak tidak seperti biasanya. Bapa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status