Beranda / Romansa / Desahan Ibu (Tiriku) / Vokalis Baru Maharaja Band

Share

Vokalis Baru Maharaja Band

Penulis: Senja Ayu88
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 08:41:31

Benar apa yang dikatakan oleh Sandrian kalau Cinta memang anaknya sangat manja.

Sepanjang saat dia terus bergelayut manja ada lengan kakaknya itu dan Liontin tidak mempermasalahkan hal itu.

Dia malah gemas melihatnya. Jadi teringat pada Anggun. Kalau mereka sedang bersama-sama Anggun juga suka manja padanya.

“Kak…” suara Cinta membuyarkan lamunan Liontin.

“Iya Anggun. ada apa Sayang?”

“Anggun? Anggun siapa Kak?”

“Oh…maaf ya Cinta. Melihat keakraban kamu sama Sandrian, kakak jadi teringat sama adik kakak yang namanya Anggun. Dia juga suka manja sama kakak. Oya, mana kakakmu?"

“Ya ampun Kak Liontin, Kak Rian  sudah ada di dalam sana. Ayo kita masuk.”

Cinta lalu meraih tangan Liontin dan menggendongnya masuk ke dalam kedai kopi.

Terus bergelayut manja di lengan Liontin dan gadis cantik kesayangan Sanrian itu merasa ini adalah awal yang baik untuk dirinya dan sang calon adik ipar.

Di mana dia tak perlu bersusah payah merebut hatinya.

Sandrian pun merasakan hal yang sama,maka bibirnya terus tersenyum  saat  melihat kedua gadis itu masuk ,menyusulnya dengan Cinta masih bergelayut manja di lengan kekasihnya itu.

“Kak, ngapain senyum-senyum sendiri?” ujar Cinta begitu sampai di hadapan Sandrian.

“Kakak tersenyum melihat keakraban dua bidadari cantik kesayangan kakak ini. Ayo silahkan duduk Tuan Putri berdua.”

Cinta dan Liontin lalu mengambil tempat duduk di hadapan Sandrian.

Dia memang sengaja mengatur posisi kursi seperti itu, kursi Liontin tidak dekat dengan kursinya melainkan dekat kursi Cinta.

Tujuannya agar kedua semakin dekat.

“Gimana Loli? Kamu suka nggak sama Kak Liontin?” tanya Sandrian begitu kedua gadis itu sudah duduk.

“Nggak!!!” jawab Cinta cepat.

“Hah???” Sadrian terperangah.

Cinta tersenyum melihat wajah Sandrian dan Liontin yang begitu panik.

“Nggak hanya suka saja tapi juga sayang banget.”

Wajah Liontin seketika berubah menjadi cerah dan lega.

Begitu juga dengan Sandrian.

Diacaknya rambut Cinta penuh sayang, “Ishhh…kamu bikin kakak jantungan saja.”

Cinta tertawa sambil menghalau tangan Sandrian dari atas kepalanya.

“Cie… cie… ada yang panik nih.”

Seorang pramusaji datang sambil membawa menu makanan dan mereka pun mulai sibuk memesan sesuai selera mereka masing-masing.

“Aku senang banget kak. Sebentar lagi aku akan punya kakak perempuan. Aku hanya punya dua kakak laki-laki dan ini adalah kali pertama salah satu dari kedua kakak lelaki ku memperkenalkan gadisnya padaku. Aku harap kakak yang satunya juga segera menyusul.” ungkap Cinta setelah pramusaji itu meninggalkan mereka untuk menyiapkan pesanan mereka.

Ponsel Sandrian berbunyi, dan satu pesan baru dari bapak Dion sang manajer band.

Sandrian mengisi kembali ponselnya dan katanya dengan santai.

“Setelah ini kita ke kota X. Acara peresmian mall baru di kota X akan dimajukan jadi dua hari lagi. Kita kesana untuk gladi bersih. Kalian berdua temani saya.”

Pramusaji itu datang sambil membawa pesanan mereka.

*** *** ***

Tak butuh waktu lama untuk sampai di kota X.

Hanya butuh waktu tiga puluh menit saja.

Teman-teman Sandrian sudah berada di sana. Begitu juga dengan pak Dion.

Di sana terlihat poster mereka yang berukuran jumbo sudah terpasang.

“Maaf Pak Dion dan semuanya. Aku terlambat datang karena menjemput vokalis baru kita.” Pak Dion terbelalak mendengar ucapan  Sandrian.

“Wow…jadi kamu berhasil meyakinkan adikmu untuk masuk kita.”

“Ya… seperti apa yang bapak lihat.”

Pak Sandrian mendekati Cinta dengan wajah bahagia.

“Selamat bergabung di Maharaja Band Nak. Ayo kenalan dulu sama kakak-kakak yang lainnya.”

“Iya Pak. Aku perkenalkan adikku pada yang lainnya.”

“Ok Rian. Tapi by the way kalau yang satu ini?” pak Dion menunjuk ke arah Liontin.

“Hmmm… ini pacarku. Liontin.”

“Ya sudah. Ajak sekalian pacarmu ke sana.”

“Iya Pak.”

ketiganya lalu mendekati keempat pemuda yang sedang menatap mereka dengan tatapan ingin tahu.

“Halo semuanya ini aku punya sesuatu yang sangat istimewah untuk  kita semua.”

“Apa itu?” tanya si baju biru penuh antusias.

“Ini dia. vocalis baru kita.” jawab Sandrian sambil merengkuh pundak sang adik tercinta.

“Yes!!!” keempat pemuda itu bersorak kegirangan.

“Selamat bergabung Dek. Namanya siapa? Adiknya Kak Rian kan?”

“Iya Kak. Aku Cinta, adiknya Kak Rian.”

“Hah??? Kamu cinta? Cinta sama siapa? Sama kakak ya?”

“Ehmmmm… bukan. Bukan begitu . maksudnya namaku CINTA.” ujar Cinta salah tingkah.

“Iya kakak tahu. Kakak tadi cuma bercanda saja kok. oya, nama kakak Satrian basist, yang baju kuning ituViano drummer, baju hitam itu Baston Keyboard dan yang baju unggu itu Gasper pianisya.”

Pak Dion mendekati mereka.

“Ya sudah kalau sudah kenalan, sekarang kita ke panggung.”

“Tapi….”

Cinta ragu untuk melanjutkan ucapannya.

“Kenapa Nak?”

“Aku baru di band ini. Aku belum kuasai lagu -lagu band ini.”

“Tidak masalah Nak. Kamu bawakan saja lagu apa saja yang kamu kuasai, ok?”

“Iya Pak.”

Saat sampai di atas panggung Liontin terkejut melihat ada potret Wulan dan Bobby ada di sana.

“Iya Sweetheart ,aku juga baru tahu kalau Kak Bobby dan Wulan juga diundang. Akan ada drama musical. Kata Pak Dion, backsong nya kamu yang nyanyi.  jadi persiapkan diri baik-baik.”

“Dalam waktu dua hari ini, Kak?”

“Iya Loli. Kamu bisa. kamu pasti bisa.”

“I…. iya kak.” jawab Cinta sedikit ragu-ragu.

“Ayo semangat!!!”

Liontin ikut memerikan suport pada sang calon adik ipar. Dan hal-hal yang kecil itu yang membuat Cinta semakin menyukai Liontin.

*** *** ***

Mama Santy dan Wulan yang baru saja tiba di rumah entah dari mana itu sangat marah saat tahu kalau Liontin belum juga pulang.

“Anggun.”

“Ya Ma,”

Mama Santy mendekati Anggun yang sedang mengerjakan tugas bersama dua orang temannya. ada atu perempuan dan satunya laki-laki. Sepertinya tugas kelompok.

“Di mana Liontin?”

“Ya di kampuslah Ma.”

“Kenapa pulang -pulang juga? Ngapain aja dia?”

“Ya belajarlah Ma. Kenapa sih mama seperti nggak suka banget sama Kak Liontin?”

“Astaga Anggun, kenapa kamu bisa ngomong seperti itu sama mama? Siapa yang ngajarin kamu? Apa Liontin ya? Apa yang dia katakan padamu?”

“Bukan siapa-siapa. Juga bukan Kak Liontin. Aku yang ngomong sendiri. Melihat sikap Mama beda  sama kak Liontin.”

“Itu bukan karena Mama tidak sayang sama dia,tapi mama ingin mendidiknya menjadi gadis mandiri .Itu saja.”

Wulan masuk dengan langkah cepat.

“Ayo Ma. Cepat siap-siap. Sebentr lagi Bobby akan ke sini menjemput kita.”

“Ke sini menjemput kita? Memang kita mau ke mana?”

“Ke kota X.”

“Untuk?”

“Nanti Bobby yang akan menjelaskan semuanya. Sekarang siap-siap dulu.”

Keduanya lalu masuk ke kamar masing-masing untuk bersiap -siap.

Anggun sendiri hanya melirik sekilas ke arah mereka lalu kembali sibuk dengan teman -temannya.

bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Tinggal Di Apartemen Sandrian

    “Kalian sudah Cin?” tanya Monica pada Yocin, bodyguard kepercayaannya itu.“Sudah Non.”“Lalu mana Sarina?” kali ini Axel yang bertanya.“Kak Sarina pergi tuan. Sama Kak Arqiles. Katanya mau nonton pasar malam.”“Kok kamu nggak ikut Cin?”“Nggak deh Non, orang lagi pacaran. Buat apa aku ikut.”“Kenapa nggak ajak kak Aditya saja. Aku lihat sendiri tadi ada yang sering lirik lirik sama si alias mata tebal.” ujar Monica menggoda Yocin.“Tuan. Non Monica. Aku nggak lirik lirik kak Aditya kok. Aku cuma sedang mikir saja. Kok bisa ya Tuan Lijong punya teman di Indonesia.” elak Yocin dengan wajah bersemu merah.“Perasaan kita tidak menyebut nama orang loh. Kok ada yang merasa.” kikik Monica sambil menatap wajah Axel.“Rupanya ada yang diam diam jatuh cinta pandangan pertama nih.” Axel pun ikut menggoda bodyguard kepercayaan istrinya itu, membuat gadis itu semakin merona merah wajahnya.Keduanya tertawa melihat wajah Yocin yang semakin salah tingkah karena mereka.“Ehhh tapi… kamu merasa ngga

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Aku Bukan Ibumu

    Hmmm… jadi Om Pilipz sudah tahu siapa itu Liontin? Lalu Om ingin Liontin gimana?” tanya Mama Clara begitu melihat om Pilipz tidak melanjutkan ucapannya.“Iya. Aku tahu siapa dia. Dan aku ingin dia… segera pergi dari tempat ini. Aku tidak ingin anak itu menginjakkan kakinya lagi di dekat makam putriku Lidya.”“Tapi Kek. Aku ini putri mama Lidya. Aku…”“Stop Liontin. Sejak putriku tiada, kamu bukan siapa-siapanya. Dan satu hal lagi, jangan pernah panggil aku kakek karena kamu bukan cucuku.”“Tapi Kek. Sebenci apapun kakek sama Liontin, tetap saja Liontin itu cucu kakek.”“Tidak ada seperti itu Nak Rian. Tidak ada dalam kamus hidupku punya cucu seperti dia. Aku alergi punya cucu yang dalam tubuhnya mengalir darah miskin.”“Astaga Om Pilipz. Aku nggak nyangka sama sekali kalau om bisa setega itu pada darah daging om sendiri.”“Cukup. Kalau Nak Clara masih ingin tetap di sini, usir anak itu. Tapi kalau tidak, segera pergi juga dari tempat ini. Pilihannya ada di tangan kamu, pilih sahabat

  • Desahan Ibu (Tiriku)   JaMruD

    Kalian berdua cepat ke toko bunga. Beli bunga lili dan tulip sebanyak-banyaknya. Mama kamu suka bunga lili dan tulip.” ucap mama Clara pada Liontin dan Sandrian setelah makan.Melihat Mama Clara mengeluarkan dompetnya, Sandrian menahan tangan ibunya.“Tidak usah Ma. Sandrian punya kok.”Mama Clara tersenyum dan membelai pipi putra keduanya itu.“Uhmmmm anak mama nih. Sudah cakep, baik hati lagi.“Ah mama bisa saja.”“Ya sudah. Kalian cepat beli bunganya. Sore ini juga kita akan ke sana. Ke makam ibumu.”“Kata Anggun dia ingin ikut berziarah ke makam mama. Kami boleh menjemputnya sekarang?”“Boleh dong sayang.” jawab Mama Clara sambil mencubit pipi gadis cantik kesayangan putra nya itu.Keduanya lalu bergegas menuju toko bunga langganan mama Clara.Tak ingin terkena macet di jalanan Sandrian memilih menggunakan motor saja.“Bagaimana dengan Anggun ya Sayang?”“Sudah aku chat Ian. Dia akan menunggu kita di toko.”“Kalau begitu kita langsung ke sana.”*** *** ***“Mau ke mana Anggun?” ta

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Persahabatan Lidya Dan Clara

    Sandrian sangat merasa gelisah karena Liontin belum juga tiba.Apalagi saat menelpon tadi dia mendengar suara Liontin sedikit sengau. Terdengar ada isak disela pembicaraan mereka.“Oh my God My Sweetheart. Kenapa kamu terlalu lama tiba? Ada apa dengan dirimu Sayang?” gumamnya sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana jeansnya, hendak menelepon kekasihnya itu.Tapi baru saja dia mencari nomor kontak Liontin, gadis itu sudah datang.Berlari ke arahnya dan memeluknya erat sambil menangis.Tak banyak tanya Sandrian membalas pelukan itu dan mengelus lembut kepalanya.Terlalu banyak pertanyaan bergelayutan di otaknya tapi dia harus menunggu pacarnya itu tenang dulu.Beberapa saat kemudian tangis Liontin mulai redah.Terlihat dia sedikit lebih tenang.Sandrian menatap wajah Liontin yang sangat kuyu.Matanya sembab dan memerah. Sepertinya dia sudah terlalu banyak menangis.“Temukan aku orang itu Ian.” ucap Liontin sebelum Sandrian bertanya.“Orang itu? Siapa?”“Yang memberi foto it

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Diputuskan Oleh Sandrina

    Pagi itu, seperti biasanya Liontin membantu Bibi Siti memuat sarapan.Tiba-tiba saja dia teringat sesuatu, dia lalu bergegas ke kamarnya dan tak lama kemudian dia kembali sambil membawa ponselnya.“Hmmm… bibi kenal orang ini?”katanya sambil terlihat masih sibuk dengan ponselnya itu.“Siapa Non? Laki-laki atau perempuan?”“Perempuan Bi. Ini.”Liontin memberikan ponselnya pada Bibi Siti dan ART berbadan sedikit gempal itu menerimanya dengan hati -hati.Takut benda pipih itu terjatuh dari tangannya dan rusak.Mata Bibi Siti langsung membulat saat menatap ponsel Liontin.Dadanya sedikit terlihat turun naik.“Non. Eh… non dapat poto dari mana? Siapa yang memberi poto ini pada Non?”“Dari Sandrian Bi. Hmmm kenapa? Apa bibi kenal orang itu? Siapa ya Bi?”Bukannya menjawab pertanyaan Liontin, bi Siti malah mendekap erat ponsel Liontin sambil memejamkan matanya.Air matanya lolos begitu saja.“Kenapa Bibi menangis? Apa ini putri Bibi?” tanya Liontin pelan.Bibi Siti membuka matanya dan menata

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Dari Hati Tembus Ke Jantung

    Melihat wajah Bobby yang terlihat begitu shock, hati Mama Santy bersorak girang.‘Yes!!! Cemburu juga dirimu kan? Sakitnya tuh dari hati tembus ke jantung kan Bobby Sayang? Nah itu juga yang aku rasakan.’Dengan sedikit berjinjit Mama Santy memberikan satu kecupan manis di pipi Pak Dion, membuat mata Bobby terbelalak.“Astaga Nak Bobby. Kenapa wajahnya memerah? Malu ya lihat Tante ehhh salah calon mantu mesraan seperti ini?”“Hmmm tidak Tante. Tapi maaf… boleh aku bicara sama Pak Dion. Sebentar saja.”Pak Dion menatap wajah Mama Santy seolah -olah sedang meminta izin dulu.“Iya Sayang. Tapi jangan lama -lama.” kata Mama Santy pada Pak Dion dengan manja.Bobby membalikkan badannya dan melangkah lebih dulu ke teras.Pak Dion pun mengikuti langkah Bobby setelah mengecup mesra punggung tangan kanan mama Santy.“Ada apa Bob? Aku lihat sejak Dek Santy mengumumkan kalau kita sudah jadian, sikap kamu aneh. Kenapa?”“Bukan aku yang aneh tapi bapak yang aneh. Bapak tidak seperti biasanya. Bapa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status