Share

Kepura-puraan Aroon

“Matamu jeli sekali, Kana. Bagaimana kamu menyadari wajah tokoh sejarah tersebut, menurutku fotonya tidak banyak.”

Setelah situasi kikuk tadi pagi, aku dan Aroon kembali berinteraksi seperti biasa. Seolah pelukan kami tadi hanya sesuatu yang lewat saja.

“Entahlah, aku tiba-tiba tertarik dengan tatapan hangatnya. Fotonya banyak kok di internet.”

“Kamu jatuh cinta padanya, ya,” kekeh Aroon, sepertinya ingin bercanda.

“Bisa dianggap aku penggemarnya, aku bahkan menyimpan foto-fotonya di laptopku,” ceritaku apa adanya.

Aroon melongo, tatapannya seolah tidak percaya dengan kelakuanku.

“Menyimpan foto-fotonya. Kamu penggemar fanatik,” tebak Aroon.

“Tidak juga, aku senang aja lihat wajahnya, bisa membuatku lancar menulis,” ungkapku.

“Mau kukasih foto-fotoku,” tawar Aroon dengan senyum yang tidak dapat aku artikan.

“No,no, jangan manawariku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status