Share

Destroy Her Pride
Destroy Her Pride
Author: Hes_Re

Bab 1

 lupa vote dan komentar yaaa..

_______________________________________

Toronto, Canada

Dua wanita cantik yang memiliki paras sama, rambutnya lurus membuat kecantikan wanita itu kian bertambah, lesung di pipinya seakan menghipnotis para pria, dan bibir ranum merahnya benar-benar menggoda ingin segera melahapnya. Sayangnya mereka tak memiliki watak sama persis seperti wajahnya, ya, mereka memiliki sifat berbanding terbalik. Mereka berdua adalah Perry dan Kyle.

"Kakak kumohon jangan pergi, sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama," ucap Perry yang berada di dalam kamar bersama kakaknya.

"Aku harus pergi Perry, dan kau jangan kemana-mana! Ingat! Kakak tidak memperbolehkan mu keluar tanpa seizin kakak," perintah Kyle kepada adiknya.

"Mengapa kakak begitu tak adil padaku? Kakak saja keluar tanpa harus izin padaku, aku sudah dewasa kakak, lagipula umur kita tidak jauh beda," balas Perry lugu, entah mengapa Perry begitu menuruti perintah kakaknya.

"Tenanglah Perry kakak hanya keluar sebentar," ucap Kyle mendekati Perry sedang duduk di bawah karpet berbulu.

"Aku kesepian," umpat Perry mencabuti bulu karpet yang sedang ia duduki.

"Jika kau tak mau kesepian pulanglah di Los Angles, kau akan bertemu ayah dan ibu bukan?" Kata Kyle memegang kedua pundak Perry.

"Aku ingin bersama kakak," balas Perry lembut.

"Sial," batin Kyle.

"Baiklah tunggu aku sebentar, aku hanya sebentar, aku akan pulang secepatnya," ucap Kyle sambil berjalan mendekati rak sepatu lalu mengambil salah satu diantaranya dan memakainya.

"Kakak," teriak Perry namun diabaikan oleh Kyle.

Perry menatap sedih kepergian kakaknya, serasa apartemen ini begitu sunyi karena Perry tak memiliki teman, Perry sengaja menyusul kakaknya di Kanada ingin berlibur di sini, namun sepertinya Kyle mulai sedikit membencinya karena kejadian beberapa tahun lalu.

Kyle memasuki mobilnya menuju sebuah pantai, dimana ia mendapat undangan ulang tahun dari teman nya yaitu Sam. Sebenarnya undangan itu tidak terlalu berarti untuk Kyle, bahkan ia pun tak suka dengan Sam karena pria itu miskin tetapi ia terpaksa melakukan hal itu karena tak ingin berdekatan dengan Perry. "Pria miskin, bisa-bisanya pria itu mengadakan acara pesta, apakah dia sudah kaya," ucap Kyle fokus menyetir di dalam mobilnya.

Kyle melihat arah pantai tak terlalu jauh, ia memilih memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, sesudah itu ia keluar dari mobilnya dan membereskan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Hai, apa kau Kyle?" Tanya seorang pria dari belakang.

Mendengar namanya dipanggil, Kyle segera menoleh ke arah sumber suara. "Siapa kau?" Tanya Kyle memandang rendah pria yang kini berada di depan mata Kyle.

"Aku Charles, apa kau ingat aku Kyle? Apa kau ingat aku sewaktu kita di Los Angles? Aku disini mencarimu Kyle, sungguh aku sudah mencarimu berminggu-minggu ini," ucap Charles begitu semangat.

"Hai dasar pria gila, aku tak pernah bertemu denganmu, dan kau sangat bau, menjijikkan, pergilah dari hadapanku saat ini!" Usir Kyle memundurkan langkahnya.

"Tidak Kyle, kau lupa, kau lupa kita pernah bertemu di Gereja, aku ingat itu, bahkan aku sangat hapal dengan lesung di pipi mu itu," ucap Charles lagi-lagi ia tersenyum lebar dan langsung memeluk tubuh Kyle.

Plak!

Kyle menampar keras pipi Charles, seketika itu tatapan sekerumunan orang tertuju pada keduanya. "Kurang ajar, dasar pria miskin, pria gila, berani sekali kau menyentuh kulitku, tangan kotor mu menjijikkan, aku tak mengenal mu, dasar gila," teriak Kyle begitu lantang membuat orang-orang di sekeliling lebih dalam memperhatikan.

"Kyle kau melupakan ku?" Suara sedih Charles terdengar jelas.

Charles hendak memegang pergelangan tangan Kyle namun dengan cepat wanita itu menepis nya. "Tolong... tolong aku... pria gila ini ingin mencuri dompetku," teriak Kyle membuat beberapa orang langsung mendekat dan memukuli tubuh Charles hingga ambruk di bawah.

Melihat itu Kyle berjalan pergi meninggalkan hal yang ia rasa sangat tak penting, sedangkan Charles menahan rasa sakitnya akibat pukulan dari beberapa orang.

Kyle terus berjalan menuju pantai hingga ia bertemu dengan sosok pria, sepertinya pria itu sudah menunggu Kyle. "Hai Kyle, aku sudah menunggumu," ucap Sam mengulurkan tangan namun tak di balas oleh Kyle.

"Hmm," balasan singkat Kyle dan berjalan melewati Sam begitu saja.

"Kyle tunggu! Bisakah kau menunggu ku sebentar?" Tanya Sam mencoba mensejajarkan langkahnya bersama Kyle.

"Ada apa? Cepatlah Sam! Kau sangat lama," gerutu Kyle mulai kesal.

Tak banyak bicara Sam mengandeng tangan Kyle lalu mengajaknya berjalan ke depan yang sudah dipenuhi beberapa orang. "Kau berkata bahwa ini pesta ulang tahun mu bukan?" Tanya Kyle karena tak melihat tanda-tanda adanya sebuah benda berbau ulang tahun.

Sam tersenyum. "Mana mungkin aku mengadakan acara ulang tahun Kyle, aku sudah berumur 27 tahun," balas Sam menghadapkan tubuhnya ke depan, sorotan mata beberapa orang langsung tertuju pada mereka berdua.

Kyle masih mencoba pura-pura tersenyum, terlihat paksaan di bibirnya. Ia benar-benar enggan melihat wajah pria miskin di depannya ini.

Suara musik piano terdengar begitu indah disana, dan entah dari mana asal lampion-lampion yang kini berterbangan, Kyle masih tak mengerti, namun ia terkejut saat melihat Sam berlutut di depannya mengambil sesuatu dari sakunya, Sam mengambil sebuah kotak merah kecil lalu ia membukanya detik itu juga di hadapan Kyle. "Kyle, Will you marry me?" Ucap Sam yang menampakkan sebuah cincin indah disana.

Kyle mulai muak dengan semua ini, ia tak bisa lagi bersabar dengan pria miskin ini. "Berani-beraninya kau mencoba melamar ku? Kau punya apa Sam? Kau hanyalah pria miskin yang tak tahu diri, berkacalah sebelum kau melamar seorang wanita sepertiku Sam, dasar pria gila," teriak Kyle sangat kencang mampu terdengar orang-orang yang kini menatap tak percaya.

Hati Sam terluka mendengar itu semua, Sam tertunduk malu tak mampu mengangkat wajahnya, terlebih disana ada kedua orang tua Sam dan teman-temannya.

"Pria idiot, gila, sinting, dasar pria miskin tak tahu diri," imbuh Kyle sangat pedas.

Duch

Kyle meludahi wajah Sam lalu pergi dari sana. "Kau belum mengerti aku Kyle, kau akan terpanah melihat kekayaan ku nanti, kau harusnya tahu jika selama ini aku hanyalah berpura-pura," batin Sam menahan rasa malu itu, tangannya ingin sekali melampiaskan pada sesuatu saat ini, namun tidak, ia akan memilih waktu lebih tepat, tangan yang saat ini ia genggam kuat-kuat akan terjawab setelah bertemu Kyle kembali.

_______________________________________

Vote dan komentar yaa..

Tenang.. tenang... tetap tenang.. segitu dulu yaa...

I*: Hes_Ree

Anggap saja itu perkenalan...

Sadis nya gak banyak kok.. nyantuyy ajaaa... 😜

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status