Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 01. Awal

Share

Devano Lauder
Devano Lauder
Author: Cindy rahma dewi

Chapter 01. Awal

last update Last Updated: 2021-08-27 16:45:54

Pagi hari di hari Minggu nampak cerah dan mendamaikan jiwa maupun raganya. Angin begitu sejuk jika di resapi, dan suara kicauan burung bagaikan melodi yang indah. Suara orang orang di sekitarnya sangat ramai dan menandakan ketenangan dan kehangatan.

Waktu itu, Devano masih berusia 2 tahun dia sudah bisa berlarian dan bermain bersama para Bodyguardnya. Yah, dia bermain tidak dengan sembarang orang karena di luar sana banyak sekali orang yang ingin mencelakai keluarga Lauder, bukan hanya mencelakai tetapi musuh nya Lauder ingin sekali membunuh para keturunannya, lebih tepatnya lebih banyak musuh orang tuanya Lauder.

Namun, dengan kecerdasan dan kelicikannya Lauder musuhnya itu tidak mudah untuk di celakai. Bahkan bukan Lauder yang terjebak tetapi malah sebaliknya, Lauder sangat kuat, hebat, dan tidak bisa di kalahkan. Namun di sisi lain ada juga orang yang hebat berkat bantuan nya, Lauder bisa hidup sampai sekarang. Waktu jauh sebelum Lauder menikah dengan istrinya yang bernama Bella Thessaly. 

Orang yang selalu membantu Lauder di saat dia sedang kesusahan adalah adiknya sendiri, ia bernama Alexs. Waktu itu Lauder mengalami kecelakaan dia jatuh ke jurang sampai koma beberapa bulan. Dengan bantuan Alexs yang memberikan donor darah nya, Lauder bisa melewati masa kritisnya. Namun sampai saat ini belum di ketahui apa penyebabnya dia sampai mengalami kecelakaan namun pada saat itu ia masih berusia antara 18 tahun masih remaja bukan?

Devano anak yang sudah memiliki ketampanan dari lahir, mata dia berwarna biru, hidung nya yang mancung, dan badannya yang masih mungil. Dia sangat di gemasi oleh semua orang yang melihatnya. Ibunya Devano sangat sayang kepadanya, dia tidak pernah meninggalkan Devano sendirian.

Devano yang sedari tadi bermain bersama ibunya dan di awasi oleh Bodyguard nya, tiba tiba saja Lauder datang dan membawakan hadiah kecil untuk mereka berdua.

"Eh kamu udah pulang," kata Bella Thessaly

"Iya, aku sengaja pulang lebih awal karena aku udah tidak tahan menahan rinduku kepada Devano," kata Lauder sambil memberikan kadonya.

Ketika di buka, ternyata kadonya berisi sebuah sertifikat Mansion baru untuk istrinya dan sebuah rumah mewah untuk Devano.

"Hadiah apa yang kamu berikan ini?" Bella nampak terkejut karena bukan hadiah ini yang dia inginkan.

"Kalo kamu nggak suka gapapa, simpan saja dulu di laci," Lauder hanya berkata santai.

Di sana Bella hanya berkata, "Terimakasih," dengan begitu Lauder menjawabnya, "Sama sama,"

Tiba tiba saja Alexs datang untuk bertemu dengan Devano keponakan kecilnya itu, Devano sangat senang ketika bertemu dengan pamannya Alexs. Devano mengajak Alexs untuk pergi ke taman. 

Di taman mereka berdua bermain kesukaannya Devano yaitu bermain perosotan. Tidak hanya itu Devano sangat cerita ketika melihat Lauder dan Bella ikut bermain bersamanya. Sungguh keluarga yang harmonis dan sangat menenangkan.

Hari mulai sore akhirnya Alexs berpamitan untuk pulang ke rumah nya. Dan tidak hanya itu ia juga berbicara soal kekasihnya itu.

"Kak, aku sudah mempunyai calon yang pasti kakak akan setuju,"

"Kalau begitu, ya bagus kakak tunggu ya nanti jangan lupa bawa ke sini," kata Bella Kakak iparnya Alexs.

"Wah, dapet dukungan nih dari kakak ipar makasih loh ka. Tetapi dari kakak sendiri belum memutuskan jawaban nya, jangan di gantung dong kak," candaan dari Alexs

"Iya, kakak juga setuju aja." Ucapannya begitu tegas dan  sangat di setujui oleh Lauder.

"Tapi dia tidak tinggal di sini ka tetapi dia sudah pindah ke Itali, namun aku percaya suatu saat nanti jika kami dipertemukan akan bersatu meski jarak itu sangat jauh," jawaban dari Alexs sangat optimis.

Dengan begitu Alexs pun pulang ke rumahnya, dengan senyuman yang berbinar di pipi mulusnya itu. Dalam hatinya dia berkata "Oh Tuhan, mimpi apa aku semalam? Aku tidak menyangka jika aku di setujui oleh kakak ku yang begitu dingin,"

Ya, waktu dulu Lauder sangat dingin kepada adiknya itu. Namun semenjak adiknya yang sudah menolongnya dia berubah 180° menjadi orang yang sangat baik dan sangat peduli kepada semua orang, kecuali kepada para musuhnya.

Pada malam hari Devano terbangun, dia menangis dengan kencang se kencang-kencangnya, membuat se isi mansion itu panik dan kebingungan harus berbuat apa dan bagaimana. Akhirnya Lauder pun menghubungi dokter pribadinya itu untuk memeriksa kondisi anaknya. 

Namun setelah di periksa hasilnya nihil, tidak ada apa apa dan hasil pemeriksaan pun tubuh Devano sehat tidak kenapa-kenapa. Dokter pun sempat kebingungan, selang beberapa menit dokter pun memberikan saran untuk meminta bantuan orang pintar.

Akhirnya Lauder pun menelepon Alexs untuk mengirim orang pintar ke mansion nya itu, selang beberapa menit Devano berhenti menangis ketika di tinggalkan oleh Lauder Devano menangis lagi namun tangisan kali ini sangat kencang.

2 jam kemudian Alexs datang bersama orang pintar itu, ketika di amati ternyata Devano di ganggu oleh arwah mansion itu. Orang pintar itu menjelaskan kepada Lauder dan Bella, dalam hati dia merasa bersalah karena telah membohonginya. Semua itu ia lakukan semata mata istri dan anaknya tidak ingin ketakutan dan mencemas kannya.

Ia berkata "Sebenarnya mansion ini tidak baik jika di pakai untuk anak balita seperti anak anda tuan, karena di takutkan jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan tuan, itu hanya saran dari saya selebihnya terserah anda saja," jelas dari orang pintar itu.

"Pantas saja setiap tengah malam, anak saya Devano selalu menangis," kata Lauder

"Baik lah, demi keselamatan anak saya. Saya akan meninggalkan mansion ini," kata Bella

Akhirnya mereka sudah membulatkan rencananya dengan matang untuk pindah dari mansion nya ini. Mansion ini memang sudah tua, alasan Lauder membeli mansion ini karen unik saja, dan terbuat dari bahan bahan yang kuno. Namun Lauder menyàrankan kepada Bella untuk sementara waktu tinggal saja dulu di rumah Alexs. 

Dengan begitu Bella pun menyetujui nya, karena menurut dia tinggal di rumahnya Alexs tidak jauh lebih aman bahkan sangat aman, menurut Bella. Sambil menunggu hari esok Bella pun tidur bersama Devano dan Lauder pergi ke luar karena ada urusan soal pekerjaanya. 

Pekerjaan Lauder sangat bagus, dia adalah CEO Batu bara dan Berlian. Tidak heran jika hartanya begitu banyak, harta sebagian nya merupakan peninggalan dari orang tuanya Lauder Orang tua Lauder meninggal sejak 1 tahun yang lalu dia berdua mengalami kecelakaan dan saking parahnya mereka berdua meninggal di tempat.

Hal itu membuat Lauder dan Alexs terpuruk, terutama Lauder sangat menyesal karena kematian orang tuanya dia tidak sempat bertanya apa apa. Lauder pada saat itu bagaikan orang yang tidak mempunyai arah dan tujuan, tidak menyangka orang tuanya bisa meninggalakannya dengan cepat.

Saking emosi nya Lauder dia melakukan pelacakan di berbagai negara untuk mengetahui siapa yang sudah membuatnya celaka. Dia sangat frustasi dan sampai berpikir ingin mengakhiri hidupnya, namun ditahan oleh Alexs dengan begitu sedikit demi sedikit Lauder pun mengikhlaskannya. Tetapi dia dan Alexs bersikeras untuk melakukan pencarian soal kecelakaan itu. 

Pagi telah tiba, tidak sabar Bella ingin segera pindah ke tempat Alexs. Karena sejak awal Bella tidak suka ia tinggal di mansion dia lebih suka tinggal di rumah seperti orang lain. Namun Lauder dalam soal keinginannya dia sangat egois tidak ingin mengalah, akhirnya Bella pun mengalah untuk Lauder.

Bella Thessaly begitu sabar menghadapi sikap kerasnya Lauder, dengan begitu Lauder juga tidak kalah bersyukur bisa mendapatkan seorang istri yang berhati malaikat dia sangat penurut dan bijaksana. Namun pernah suatu hari Bella Thessaly marah semarah marahnya kepada Lauder karena, Lauder telah memfitnahnya.

Dulu awal mereka baru menikah Lauder mengira jika Bella Thessaly menduakannya fitnah itu bersumber dari temannya Lauder karena temannya Lauder tidak menyetujui jika Lauder menikah dengan Bella Thessaly.

Akhirnya dia mempunyai ide untuk menghancurkan rumah tangganya itu, pada saat itu Bella Thessaly tidak terima jika dirinya dianggap tidak setia. Hampir saja mereka berdua berpisah, namun Alexs datang di tengah tengah kekacauan itu.

Alexs lah yang sudah meluruskan masalahnya mereka berdua, dan akhirnya sampai sekarang Lauder dan Bella Thessaly sudah mempunyai anak tidak ada masalah lagi yang bermunculan.

Hanya saja masalah soal masalalu orang tuanya Lauder yang belum terselesaikan, bahkan mereka belum mengetahui bagaimana motif permasalahannya.

Alexs bukan sekedar berperan sebagi adiknya Lauder, tetapi Alexs juga sangat berperan dalam perjuangan melawan musuh musuh masalalu orang tuanya. Mereka berdua sangat saling membantu, karena keluarga yang dia miliki hanya Lauder saja.

Di antara orang orang yang dipercaya oleh Lauder ada juga orang yang bernama Aurora dan Maxs dia adalah bersaudara kakak dan adik yang terlihat kompak sekali.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Devano Lauder   Chapter 86. End

    2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan

  • Devano Lauder   Chapter 85

    Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna

  • Devano Lauder   Chapter 84

    "Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju

  • Devano Lauder   Chapter 83

    "Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.

  • Devano Lauder   Chapter 82

    Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,

  • Devano Lauder   Chapter 81. Gugur

    "Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status