Pagi hari di hari Minggu nampak cerah dan mendamaikan jiwa maupun raganya. Angin begitu sejuk jika di resapi, dan suara kicauan burung bagaikan melodi yang indah. Suara orang orang di sekitarnya sangat ramai dan menandakan ketenangan dan kehangatan.
Waktu itu, Devano masih berusia 2 tahun dia sudah bisa berlarian dan bermain bersama para Bodyguardnya. Yah, dia bermain tidak dengan sembarang orang karena di luar sana banyak sekali orang yang ingin mencelakai keluarga Lauder, bukan hanya mencelakai tetapi musuh nya Lauder ingin sekali membunuh para keturunannya, lebih tepatnya lebih banyak musuh orang tuanya Lauder.
Namun, dengan kecerdasan dan kelicikannya Lauder musuhnya itu tidak mudah untuk di celakai. Bahkan bukan Lauder yang terjebak tetapi malah sebaliknya, Lauder sangat kuat, hebat, dan tidak bisa di kalahkan. Namun di sisi lain ada juga orang yang hebat berkat bantuan nya, Lauder bisa hidup sampai sekarang. Waktu jauh sebelum Lauder menikah dengan istrinya yang bernama Bella Thessaly.
Orang yang selalu membantu Lauder di saat dia sedang kesusahan adalah adiknya sendiri, ia bernama Alexs. Waktu itu Lauder mengalami kecelakaan dia jatuh ke jurang sampai koma beberapa bulan. Dengan bantuan Alexs yang memberikan donor darah nya, Lauder bisa melewati masa kritisnya. Namun sampai saat ini belum di ketahui apa penyebabnya dia sampai mengalami kecelakaan namun pada saat itu ia masih berusia antara 18 tahun masih remaja bukan?
Devano anak yang sudah memiliki ketampanan dari lahir, mata dia berwarna biru, hidung nya yang mancung, dan badannya yang masih mungil. Dia sangat di gemasi oleh semua orang yang melihatnya. Ibunya Devano sangat sayang kepadanya, dia tidak pernah meninggalkan Devano sendirian.
Devano yang sedari tadi bermain bersama ibunya dan di awasi oleh Bodyguard nya, tiba tiba saja Lauder datang dan membawakan hadiah kecil untuk mereka berdua.
"Eh kamu udah pulang," kata Bella Thessaly
"Iya, aku sengaja pulang lebih awal karena aku udah tidak tahan menahan rinduku kepada Devano," kata Lauder sambil memberikan kadonya.
Ketika di buka, ternyata kadonya berisi sebuah sertifikat Mansion baru untuk istrinya dan sebuah rumah mewah untuk Devano.
"Hadiah apa yang kamu berikan ini?" Bella nampak terkejut karena bukan hadiah ini yang dia inginkan.
"Kalo kamu nggak suka gapapa, simpan saja dulu di laci," Lauder hanya berkata santai.
Di sana Bella hanya berkata, "Terimakasih," dengan begitu Lauder menjawabnya, "Sama sama,"
Tiba tiba saja Alexs datang untuk bertemu dengan Devano keponakan kecilnya itu, Devano sangat senang ketika bertemu dengan pamannya Alexs. Devano mengajak Alexs untuk pergi ke taman.
Di taman mereka berdua bermain kesukaannya Devano yaitu bermain perosotan. Tidak hanya itu Devano sangat cerita ketika melihat Lauder dan Bella ikut bermain bersamanya. Sungguh keluarga yang harmonis dan sangat menenangkan.
Hari mulai sore akhirnya Alexs berpamitan untuk pulang ke rumah nya. Dan tidak hanya itu ia juga berbicara soal kekasihnya itu.
"Kak, aku sudah mempunyai calon yang pasti kakak akan setuju,"
"Kalau begitu, ya bagus kakak tunggu ya nanti jangan lupa bawa ke sini," kata Bella Kakak iparnya Alexs.
"Wah, dapet dukungan nih dari kakak ipar makasih loh ka. Tetapi dari kakak sendiri belum memutuskan jawaban nya, jangan di gantung dong kak," candaan dari Alexs
"Iya, kakak juga setuju aja." Ucapannya begitu tegas dan sangat di setujui oleh Lauder.
"Tapi dia tidak tinggal di sini ka tetapi dia sudah pindah ke Itali, namun aku percaya suatu saat nanti jika kami dipertemukan akan bersatu meski jarak itu sangat jauh," jawaban dari Alexs sangat optimis.
Dengan begitu Alexs pun pulang ke rumahnya, dengan senyuman yang berbinar di pipi mulusnya itu. Dalam hatinya dia berkata "Oh Tuhan, mimpi apa aku semalam? Aku tidak menyangka jika aku di setujui oleh kakak ku yang begitu dingin,"
Ya, waktu dulu Lauder sangat dingin kepada adiknya itu. Namun semenjak adiknya yang sudah menolongnya dia berubah 180° menjadi orang yang sangat baik dan sangat peduli kepada semua orang, kecuali kepada para musuhnya.
Pada malam hari Devano terbangun, dia menangis dengan kencang se kencang-kencangnya, membuat se isi mansion itu panik dan kebingungan harus berbuat apa dan bagaimana. Akhirnya Lauder pun menghubungi dokter pribadinya itu untuk memeriksa kondisi anaknya.
Namun setelah di periksa hasilnya nihil, tidak ada apa apa dan hasil pemeriksaan pun tubuh Devano sehat tidak kenapa-kenapa. Dokter pun sempat kebingungan, selang beberapa menit dokter pun memberikan saran untuk meminta bantuan orang pintar.
Akhirnya Lauder pun menelepon Alexs untuk mengirim orang pintar ke mansion nya itu, selang beberapa menit Devano berhenti menangis ketika di tinggalkan oleh Lauder Devano menangis lagi namun tangisan kali ini sangat kencang.
2 jam kemudian Alexs datang bersama orang pintar itu, ketika di amati ternyata Devano di ganggu oleh arwah mansion itu. Orang pintar itu menjelaskan kepada Lauder dan Bella, dalam hati dia merasa bersalah karena telah membohonginya. Semua itu ia lakukan semata mata istri dan anaknya tidak ingin ketakutan dan mencemas kannya.
Ia berkata "Sebenarnya mansion ini tidak baik jika di pakai untuk anak balita seperti anak anda tuan, karena di takutkan jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan tuan, itu hanya saran dari saya selebihnya terserah anda saja," jelas dari orang pintar itu.
"Pantas saja setiap tengah malam, anak saya Devano selalu menangis," kata Lauder
"Baik lah, demi keselamatan anak saya. Saya akan meninggalkan mansion ini," kata Bella
Akhirnya mereka sudah membulatkan rencananya dengan matang untuk pindah dari mansion nya ini. Mansion ini memang sudah tua, alasan Lauder membeli mansion ini karen unik saja, dan terbuat dari bahan bahan yang kuno. Namun Lauder menyàrankan kepada Bella untuk sementara waktu tinggal saja dulu di rumah Alexs.
Dengan begitu Bella pun menyetujui nya, karena menurut dia tinggal di rumahnya Alexs tidak jauh lebih aman bahkan sangat aman, menurut Bella. Sambil menunggu hari esok Bella pun tidur bersama Devano dan Lauder pergi ke luar karena ada urusan soal pekerjaanya.
Pekerjaan Lauder sangat bagus, dia adalah CEO Batu bara dan Berlian. Tidak heran jika hartanya begitu banyak, harta sebagian nya merupakan peninggalan dari orang tuanya Lauder Orang tua Lauder meninggal sejak 1 tahun yang lalu dia berdua mengalami kecelakaan dan saking parahnya mereka berdua meninggal di tempat.
Hal itu membuat Lauder dan Alexs terpuruk, terutama Lauder sangat menyesal karena kematian orang tuanya dia tidak sempat bertanya apa apa. Lauder pada saat itu bagaikan orang yang tidak mempunyai arah dan tujuan, tidak menyangka orang tuanya bisa meninggalakannya dengan cepat.
Saking emosi nya Lauder dia melakukan pelacakan di berbagai negara untuk mengetahui siapa yang sudah membuatnya celaka. Dia sangat frustasi dan sampai berpikir ingin mengakhiri hidupnya, namun ditahan oleh Alexs dengan begitu sedikit demi sedikit Lauder pun mengikhlaskannya. Tetapi dia dan Alexs bersikeras untuk melakukan pencarian soal kecelakaan itu.
Pagi telah tiba, tidak sabar Bella ingin segera pindah ke tempat Alexs. Karena sejak awal Bella tidak suka ia tinggal di mansion dia lebih suka tinggal di rumah seperti orang lain. Namun Lauder dalam soal keinginannya dia sangat egois tidak ingin mengalah, akhirnya Bella pun mengalah untuk Lauder.
Bella Thessaly begitu sabar menghadapi sikap kerasnya Lauder, dengan begitu Lauder juga tidak kalah bersyukur bisa mendapatkan seorang istri yang berhati malaikat dia sangat penurut dan bijaksana. Namun pernah suatu hari Bella Thessaly marah semarah marahnya kepada Lauder karena, Lauder telah memfitnahnya.
Dulu awal mereka baru menikah Lauder mengira jika Bella Thessaly menduakannya fitnah itu bersumber dari temannya Lauder karena temannya Lauder tidak menyetujui jika Lauder menikah dengan Bella Thessaly.
Akhirnya dia mempunyai ide untuk menghancurkan rumah tangganya itu, pada saat itu Bella Thessaly tidak terima jika dirinya dianggap tidak setia. Hampir saja mereka berdua berpisah, namun Alexs datang di tengah tengah kekacauan itu.
Alexs lah yang sudah meluruskan masalahnya mereka berdua, dan akhirnya sampai sekarang Lauder dan Bella Thessaly sudah mempunyai anak tidak ada masalah lagi yang bermunculan.
Hanya saja masalah soal masalalu orang tuanya Lauder yang belum terselesaikan, bahkan mereka belum mengetahui bagaimana motif permasalahannya.
Alexs bukan sekedar berperan sebagi adiknya Lauder, tetapi Alexs juga sangat berperan dalam perjuangan melawan musuh musuh masalalu orang tuanya. Mereka berdua sangat saling membantu, karena keluarga yang dia miliki hanya Lauder saja.
Di antara orang orang yang dipercaya oleh Lauder ada juga orang yang bernama Aurora dan Maxs dia adalah bersaudara kakak dan adik yang terlihat kompak sekali.
Akhirnya selang beberapa menit Alexs pun sudah datang untuk menjemput kakak iparnya, dan keponakan nya itu. Devano sangat senang sekali bertemu dengan pamannya itu. Dengan begitu tidak banyak debat antara Bella dan Lauder. Bella segera berpamitan kepada suaminya itu lalu Lauder pun mengizinkannya dengan cepat Lauder pun memeluk Devano, lalu dia berkata. "Tunggu Dady, aku akan segera menjemput mu ke rumah yang kamu ingin kan Bella," kata Lauder dengan penuh kebahagiaan. "Aku akan setia menunggu mu sampai, sipat mu berubah! Jangan egois mulu," ledekan dari Bella Lalu Lauder yang mendengar nya itu ia hanya terkekeh dan berdecak"ckck" Sambil menjalankan mobil Alexs pun melambaikan tangan kepada kakaknya Lauder. Setelah mobil Alexs menghilang dari sorot matanya dengan cepat Lauder bersama anak buahnya pergi ke markas soal kasus pembantaian yang mengatasnamakan nama Lauder. sontak Lauder terkejut sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal yan
Dia bertanya "Kirain kamu pergi, ternyata kamu sedang duduk," lalu di jawab oleh Alexs "Kami tidak ke mana mana, sedang menikmati tegukan demi tegukan kopi saja," jawab nya berbohong, dan Lauder pun berkata "Iya, kenapa kamu bangun? Lebih baik kamu tidur lagi," akhirnya Bella pergi lagi ke kamar nya tanpa merasakan curiga apapun. Karena Lauder dan Alexs menyimpan rahasia nya begitu rapat dan mulus sekali. Ke esokan harinya pagi hari Bella dan Devano di antar oleh Alexs untuk pergi kembali ke rumah Alexs, dengan senang dan polos nya mereka berdua tidak merasakan curiga. Dengan begitu Lauder menunggu di halaman rumah nya, bersama secangkir kopi. Ketika Bella dan Devano pergi mereka hanya melambaikan tangan saja. Sesampainya di rumah Alexs, Alexs pun segera berpamitan kembali kepada kakak ipar nya itu. "Kak, aku pergi lagi ya. Jaga diri baik baik," lalu dia pun menjawab nya, "Iya aku akan berjaga jaga di sini," setelah beberapa menit mobil Alexs menghilang yang sedari t
Sampai saat ini Maxs belum menyadari jika Aurora tidak ada di sisinya, semalam Maxs tidur di tempat biasanya karena Lauder telah menginzin kannya untuk tinggal di sana lagi. Seperti biasa Maxs mengerjakan tugas yang di suruh oleh Lauder, pekerjaan Maxs tidak menentu kadang dia menjadi Bodyguard, Sopir, bahkan menjadi chef karena dia mempunyai bakat memasak yang lumayan enak. Dan sebelum kenal dengan Lauder pun ia pernah menajdi chef di resto yang terkenal. Maxs sangat berbakat dalam memasak, Aurorapun adiknya sempat dia kalahkan soal masakannya. Maxs paling top jika dia memasak sampai sampai Lauder pernah mengangkatkan jempol untuk Maxs, waktu itu Maxs sangat senang sekali. ❌ "Aku di mana? Kenapa tempat ini asing sekali bagiku? Aku ingin bertemu dengan kak Maxs," suara rintihan dari Aurora. Dan Aurora merasakan semua badannya sakit lemas dan tidak bertenaga. Selang 15 menit kemudian, maid datang dan membawakan makanan dan minuman untuk Aurora. Maid te
Dareen menjelaskan secara rinci kepada semua orang yang berada di sana, ia menjelaskan mengenai rumah balok. Teori yang dia berikan membuat Lauder berpikir keras, Lauder masih bingung karena dia baru mengalami hal seperti ini. Di kehidupan sebelumnya dia tidak pernah mempunyai masalah berat. Ia hanya menyelesaikan masalah soal pekerjaannya saja. Menurut dia masalah penculikan ini lebih sulit di banding dengan pekerjaan nya menjadi CEO, karena tugas dia hanya memerintah dan memerintah. Dengan begitu hatinya merasa ada yang mengganjal. Tetapi dia tidak memperdulikannya, karena dia tidak pernah memakai apa kata hatinya. Berbeda dengan Alexs hati dan pikirannya selalu dia banding kan dan memilih mana yamg terbaik. Akhirnya dia selalu bergelut dengan isi otak dan hatinya, membuat dia menjadi kebingungan. Dengan begitu Dareen hanya meminta kepada Lauder untuk mempercayai nya saja. Dengan begitu menurutnya mempercayai Dareen bukan suatu masalah. Dia hanya setu
Lauder memberi kabar kepada Alexs soal pekerjaan nya, namun tidak ada balasan dari Alexs. Lauder kira Alexs sedang sibuk saja, kenyataanya Alexs sedang terkurung di Rumah Labirin itu. Lalu Lauder memberi kabar kepada Bella Thessaly mengirim kan pesan bahwa dia baik baik saja, dan dia memberikan kabar bahwa hari ini dia tidak akan aktif karena sedang berada di dalam pesawat dia memberikan kejutan dia akan pulang hari ini. Bella Thessaly yang membaca pesan nya itu, dia senang dan memberi tahukan kepada anaknya Devano bahwa ayah nya akan pulang. Devano sangat senang dan dia hanya berkata, "Horee, Horee, Horee, Horee, Daddy come home," Devano yang senang ia berloncat loncat di kasur nya. Beberapa lama kemudian, Dareen datang dan memberikan kabar yang membuat Bella Thessaly syok. Ia berkata, "Waktu kami kemarin pergi ke rumah labirin, kami di kejutkan oleh banyak orang dan akhirnya kami berpencar, sekarang aku tidak mengetahui kabar Alexs dan Maxs," hanya berk
Lauder yang sudah kembali dengan selamat, ia berbicara kepada adiknya Alexs bahwa ia sudah mengetahui samar samar siapa pelaku yang membuat dia celaka. Karena dia baru menyadari mungkin kejadian itu bukan kebetulan. Mungkin saja kejadian itu terjadi karena dia ingin membalaskan dendam kepadanya. Setelah Alexs berpikir sejenak dia merasa benar saja perkataan Lauder ada benar nya juga. Namun dia masih bingung kenapa yang terus di incar hanya kakak nya saja, tetapi dia tidak. Alexs pikir orang yang ingin balas dendam itu tidak mengetahui jika Alexs adalah salah satu anggota keluarganya, karena sejak dia berusia 5 tahun. Alexs tinggal di negara Korea karena dia ingin tinggal bersama pamannya, namun sejak pamannya meninggal dia kembali lagi tinggal bersama orang tuanya lagi waktu dulu. Setelah itu Alexs bertanya kepada Lauder, "Kamu tahu dari mana, jika orang yang kamu sangka dia adalah benar benar orang yang mencelakai mu," jelasnya. Lalu Lauder m
Dari pengakuan Jack, pada saat dia di hipnotis ternyata Jack memang sering melakukan kejahatan yang di bayar termasuk juga ketika mencelakai Lauder. Akhirnya dia di kurung di ruang bawah tanah agar dia tidak bisa kabur, menurut Jack dia tidak bermasalah jika dirinya di kurung. Dia pikir lebih sulit hidup di luar, dia harus bekerja untuk memenuhi hidupnya. Karena dia sudah menjadi pecandu pengangguran jadi dia tidak bisa untuk bekerja bawaannya malasa dan malas. Akhirnya Jack di kurung, dan dia hanya tinggal sendiri. Setiap pagi siang sore dia di beri makan dan di antarkan oleh maid yang berada di sana, ketika Alexs dan Aurora menjenguk Jack. Jack hanya berkata, "Terimakasih banyak berkat mu aku jadi tidak susah untuk mencari makan dan untuk memenuhi kehidupanku, yang lebih baiknya lagi di luar sana aku tidak mencelakai orang orang lagi," jelas nya dengan perkataan yang jujur. Lalu Aurora dan Alexs saling beratatapan seketika, yang ada dalam pikiran mereka ber
Hari ini, hari Minggu keluarga Lauder mengdakan acara untuk liburan keluarga semua keluarga Lauder pergi ke luar negeri untuk menyenangkan hati keluarganya. Lauder mengajak seluruh orang orang yang berada di mansionnya, untuk pergi berlibur mereka semua sangat senang dan bahagia ketika di ajak berlibur. Karena menurut Lauder kebahagiaan itu bukan dia berhura hura sendirian tetapi mengajak semua anggotanya untuk berhura hura bersama. Rencananya dia pergi menggunakan pesawat pribadinya yang bermuat untuk 500 orang, dia juga bahkan mempunyai pilot pribadi dan Pramugari pribadi. Sungguh kekayaan Lauder sangat melimpah sekali. Tidak hanya kaya dan cerdas dia juga sangat pandai berbagi dengan orang orang di sekeliling nya maupun luar lingkupnya, tidak heran juga jika banyak sekali orang yang mendoakan nya. Di sana dia mengadakan rapat keluarga, Lauder memulai membuka suaranya, "Hari ini kita akan pergi berlibur ke luar neg