Untuk pemberitahuan saja..
Cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan Author. Jadi jangan pernah dinalar kan ke nyata ya teman2.. Karena jika dibawa ke dunia nyata, akan banyak pertentangan ini itu yang tak sesuai.Jadi cukup di nikmati saja.. Cerita di dunia fiktif.Karena banyak aku lihat ada yang komen 'nggak masuk diakal aja thor cerita lo. Masa iya dia bisa blablablablaba'begini begitu dan sebagainya'
Ingat, ini fiktif. Hanya karangan dari imajinasi author. Ind**iar aja bisa bikin gajah jadi terbang dan parkir depan rumah orang...
Jadi cukup di nikmati saja..
Heehehhhe...
**********
Ervin masih terdiam termenung di kamarnya. Otaknya masih belum bisa menerima apa yang terjadi pada Rena dan itu sungguh diluar n
Ervin menepuk jidatnya ,"Ya Tuhan. salah lagi gue.." gumam Ervin.pria itu langsung berlari masuk kedalam. Sepertinya ia harus meluruskan satu hal pada Renata. Agar gadis itu tak sampai melakukan hal gila.Sesampainya di dalam ia bertemu dengan maminya Rena yang sedang memasak di dapur.Awalnya Ervin kaget, namun ia mencoba untuk cepat menormalkan ekspresinya." Ya ampun Vin, kamu kok basah kayak gini?" tanya Mirna kaget."gimana lagi tante! tuh anak tante yang siram aku.." jawabnya dengan sedikit mencibir Kasihan." ya ampun Rena...! kamu bawa baju ganti Ervin cadangan di mobil?" tanya Mirna kembali. Wanita itu merasa bersalah karena sang anak.seketika menggeleng ,"Ya udah kamu tunggu di sini. tante ambilin dulu baju Abangnya Rena.."Ervin menngangguk.Mirna langsung berjalan masuk menuju kamar sahabatnya tersebut dan keluar lagi membawa baju anak pertamanya itu dan menyerahkannya pada Ervin.
Satu jam perjalanan baru mereka tempuh namun Ervin sudah dibuat murka dengan Rena yang merengek minta berhenti di tempat belanja.Ia ingin membeli cemilan katanya. Dan baru beberapa menit mereka berangkat kembali, Rena meminta berhenti lagi untuk mencari toilet. Alhasil ia menghentikan mobilnya di SPBU.Ervin bisa melihat Rena yang keluar dari kamar mandi.Saat Rena berjalan menuju mobilnya, Ervin seketika menyipitkan matanya saat melihat seorang ibu-ibu datang mendekati Rena.Ibu-ibu tersebut tampak memberikan sesuatu pada Rena. Dan Ervin sangat tahu sifat Rena. Gadis itu tak bisa menolak dengan alasan kasihan.Setelah menerimanya, Rena langsung membuka barang yang tadi di berikan wanita itu pada Renata.Ervin masih memantau, ia tak terlalu ambil pusing ssaat Rena menerima baranh tersebut.Ervin melirik yang bisa ia lirik di depannya. Namun di satu sudut, Ervin
Ervin baru saja sampai di salah satu tempat makan yang ada di sekitar resort yang mereka sewa.Bersama Silva, Ervin berharap bisa menghilangkan bayangan Rena yang membuatnya kesal hari ini.Walaupun nanti ia akan bertemu lagi dengan Rena untuk mengantarkan gadis tersebut menuju rumah pohon yang Rena ceritakan."Kamu mau pesan apa?" tanya Silva pada Ervin yang sedang memainkan ponselnya."Aku nasi uduk sambal terasi aja." jawabnya.Silva mengangguk. Ia segera memesan makanan yang tadi Ervin pesan dsn juga pesananannya.Sembari menunggu Silva memesan makanan, Ervin kembali bermain dengan ponselnya. Ia membuka laman aplikasi pesan chat. Ia membuka pada bagian story dan di sana ia bisa melihat ada tiga story baru dari Rena.Ervin yang penasaran, segera melihat apa yang Rena kirimkan.OTW Rumah pohon..Itulah p
Ervin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. dan itu sudah berlangsung sejak setengah jam yang lalu. dan sejak saat itu pula tak ada kata yang keluar dari mulut Ervin maupun Rena. mereka lebih memilih diam dan berkecamuk dengan pikiran mereka masing-masing.saling menyusun kata untuk menentukan pertanyaan yang akan mereka tanyakan.lucu bukan? padahal keduanya sudah sama-sama dewasa, namun sikap mereka masih seperti anak ABG yang baru saja mengenal cinta."Jadi gimana? lo masih mau gantiin gue?" tanya Ervin memulai lebih dulu percakapan.ia menatap Rena yang masih betah memilih untuk diam."Hey!" panggil Ervin sambil mendorong lengan Rena."Ih, Apaan sih..!""Hahhahaha.. lo yang apa-apaan, gue nanya. masih mau nukar gue sama Farel?"Renam menatap Ervin kesal, "PErtanyaannya bisa yang berbobot dikit nggak sih?" ketusnya."Itu udah paling berbobot pertanyaan gue Ren..""Ck! berbobot apanya.." gu
Hai teman2.. Maaf kemarin aku nggak up..sebagai gsntinya, aku akan double up hari ini..ini yanh pertama dan kemungkinan yg keduanya malam ya..heheheSelamat membaca...☆☆☆☆★★☆☆☆☆Mobil yang Ervin kendarai akhirnya tiba di Resort. Dan ternyata Silva sudah menunggu kedatangan mereka di parkiran.Gadis itu membawa tas lalu berlari mengejar Ervin yang baru saja keluar dari mobil.Rena menatap Silva yang juga sedang menatapnya kesal. Awalnya Silva pikir, membiarkan Ervin menjadi bodyguard Rena akan baik-baik saja. Tapi ternyata tidak.Ternyata benar apa kata Ika sahabatnya. Laki-laki dan perempuan apalagi seumuran, tak akan bisa bekerja sama berdua jika ujung-ujungnya tak menyinggung soal perasaan. Pasti akan ada cinta yang tertanam, baik itu dari si cowok maupun dari si cewek.Rena hanya diam saat ia ditatap tajam oleh Silva."Sayang, aku mau pulang..." ucap Silva yang langsung dilirik oleh Rena.
Rena berlari kencang ke dalam rumahnya saat ia sudah turun dari mobil Ervin. Sedangkan Ervin hanya tertawa melihat tingkah Rena yang terlihat menggemaskan baginya. bahkan karena kejadian di mobil tadi, Rena sampai melupakan perjanjian yang sudah mereka buat. yaitu melakukan ciuman perpisahan.Sesampainya di kamar, Rena langsungberlari menuju jendela kamarnya dan mengintip dari balik balkon kamar. ia ingin melihat Ervin sudah pergi atau belum, namun ternyata ia dibuat kecewa karena rupanya Ervin sudah pergi dari rumahnya.Rena berjalan lesu menuju ranjangnya. namun hanya sebentar karena setelahnya, ia merasakan wajahnya memanas karena mengingat godaan Ervin tadi di atas mobil yang berhasil membuatnya kepanasan.tak hanya Rena, Ervin pun juga dibuat senyum-senyum sendiri sembari ia tetap fokus pada menyetirnya.Ervin memukul Stir mobilnya sambil bereuforia seolah dalam perutnya ada ribuan kupu-kupu yang sedang menggelitiki."Lo gila Vin, lo gila!!" u
"Siapa yang besanan tante?" Ervin kembali bertanya sembari melangkah maju.Rena masih mematung dari tempatnya berdiri tadi.Mirna tersenyum geli pada Ervin. Ia lalu menunjuk Rena dengan mulutnya, "Ada yang pengen dinikahin.." ucap Mirna yang tentu saja dalam konteks bercanda.Dan Ervin pun tahu itu bercanda. Namun Ervin justru ingin mengambil kesempatan ini untuk menggoda Rena.Ervin melangkah mendekati Rena dan menundukkan wajahnya agar wajah Rena bisa sejajar dengannya. Namun Rena justru mencoba untuk menghindari tatapan mata Ervin tersebut padanya.Ervin kembali mencoba untuk menatap wajah Rena namun lagi-lagi Gadis itu menghindari tatapan tersebut.Rena yakin saat ini wajahnya sudah memerah seperti merah tomat atau kepiting rebus."Kok menghindar terus sih?" tanya Ervin dengan nada sedikit jahil.Rena menggelengkan kepalanya, "nggak ada yang m
"Kamu sudah paham kan apa yang saya katakan tadi?" tanya pria tua berjenggot itu pada Rena.Rena mengangguk, "paham pak.." jawab Rena tenang."Baik. Sampai di sini dulu. Kamu ada yang ingin ditanyakan lagi pada saya?"Rena menggeleng seketika. Ia rasa cukup hari ini dan nanti di rumah ia akan mengerjakan apa yang pak dosen tua itu katakan padanya."Kalau begiti saya permisi pak.." pamit Rena. Dosen tersebut mengangguk.Setelahnya Rena keluar dari ruangan tersebut. Ia sudah selesai dan langsung keluar berjalan menuju parkiran.Rena menunggu di sana. Ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ervin, namun saat ia menekan nomor Ervin, ia merasakan nafasnya sesak seketika. Ia memberontak saat ia merasa ada seseorang yang membekap mulutnya.Namun kekuatannya hanya berlangsung sesaat, karena setelahnya dunia Rena langsung gelap dan ia tak tahu apa yang terjadi s