Home / Fantasi / Dewa Iblis Gerbang Neraka / Kehebatan Pedang Naga Api

Share

Kehebatan Pedang Naga Api

Author: Bebby
last update Last Updated: 2024-03-13 23:02:57

Tiba-tiba Pedang Naga Api ini berhenti tepat di depan wajah Shin Kui Long yang tidak berusaha menghindari serangan Roh Pedang Api ini.

"Kamu ingin mati, anak muda?" tanya Roh Pedang Api.

"Kalau kau tidak menyukaiku, kamu bisa ambil nyawaku sesukamu!" jawab Shin Kui Long tanpa berkedip sama sekali.

"Hahaha ... benar-benar pria sejati! Kamu memang tidak takut mati!" seru Roh Pedang Api.

"Aku sudah pernah mati! Apalagi yang harus kutakutkan?" tanya Shin Kui Long.

"Baiklah! Kamu memang hebat! Apa kamu ingin menerimaku sebagai bagian dari tubuhmu?" tanya Roh Pedang Api.

Tanpa menunggu lama, Shin Kui Long langsung menerima permintaan Roh Pedang Api. "Aku bersedia asalkan kamu memang hebat seperti yang dikatakan Master Wei Bu!"

Pedang Naga Api langsung berputar dengan kencangnya di depan wajah Shin Kui Long. "Aku sudah memperhatikan gerakan pedangmu ... kamu memang Kaisar Dewa Pedang yang hebat! Ingin melihat kehebatanku?"

Tanpa menunggu jawaban dari Shin Kui Long, Pedang Naga Api yang berpu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Mencari Teratai Biru

    # Hari Kelima # "Makhluk mitos seperti apa yang akan dihadapi oleh Yin Yin, Master?" tanya Shin Kui Long yang agak cemas dengan perginya gadis ini.Dewa Pedang Wei Bu hanya tertawa saja mendengar ucapan Shin Kui Long yang mencemaskan Yin Yin. "Kamu tahu tidak kalau Yin Yin itu adalah penghuni asli Lembah Seribu Pedang ini?" tanyanya."Yin Yin? Dia berasal dari lembah ini? Kalau begitu, kenapa hanya tinggal dia sendiri saja sekarang?" tanya Shin Kui Long."Untuk masalah itu, lebih baik Yin Yin saja yang bercerita padamu nanti! Dia kan kembali jadi pastikan kamu cepat pulih kembali agar besok bisa pergi ke Danau Kematian mencari Teratai Biru. Waktumu semakin sempit karena dua daerah lainnya lebih sulit dijelajahi daripada Lembah Seribu Pedang."Tidak lama kemudian Yin Yin kembali dari mencari bahan ramuan untuk Shin Kui Long. "Shin'ge! Kamu sudah sadar? Senangnya!' kata gadis ini sambil memeluk Shin Kui Long. Wajahnya berser-seri dan tertawa bahagia."Kata Master, aku sudah boleh

    Last Updated : 2024-03-21
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Kultivasi Dewa

    "Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Nasib Master Kong Ming tergantung dari bisa tidaknya aku menemukan Teratai Biru ini!' batin Shin Kui Long. Perlahan-lahan teknik kultivasi yang pernah dipelajarinya selama ratusan tahun mulai terbayang dan melintas di benaknya.Shin Kui Long memeriksa Danau Kematian sekali lagi, tapi tidak ada tanda-tanda munculnya Danau Kematian. Situasi ini membuat kemarahannya meledak dan dia sudah tidak peduli lagi dengan keramatnya Naga Kematian."Naga Kematian! Terlepas kamu ini ada atau tidak, aku perintahkan kau keluar sekarang dan berikan Teratai Biru padaku!' teriak Shin Kui Long. Tidak ada jawaban apapun. "Peringatan terakhir!" ancam Shin Kui Long.Tetap saja suasana sangat sunyi di sekitar Danau Kematian ini. Permukaan air danau juga terlihat tenang."Baiklah! Kalau kau tidak muncul juga, akan kukeringkan Danau Kematian ini! Aku akan meminta maaf terhadap Master Wei Bu nanti!" serunya sambil kedua tangannya bergerak memutar yang membentuk energi pu

    Last Updated : 2024-03-24
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Mata Air Kehidupan

    "Apa kamu ingin ikut denganku, Naga Hitam?" tanya Shin Kui Long tiba-tiba yang cukup mengejutkan Naga Hitam ini."Ikut denganmu? Memangnya kamu punya keahlian apa sampai aku harus mengikutimu?" tanya Naga Hitam."Aku ini Dewa Immortal yang terkenal di kehidupanku sebelumnya yang dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka!" ucap Shin Kui Long."Kenapa kamu disebut sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Naga Hitam.Baru kali ini Shin Kui Long mendapat pertanyaan yang cukup sulit dijawab. "Dewa Iblis karena aku ini sudah menjadi Dewa kultivasi tapiaku dianggap jahat makanya disebut iblis. Kalau Gerbang Neraka, mungkin aku ini sangat jahat di kehidupan sebelumnya sehingga sanggup membuka gerbang neraka atau mungkin aku ini penjaga gerbang neraka. Siapa yang tahu?" ujar Shin Kui Long dengan santainya."Sangat menarik! Begini saja ... kalau kamu berhasil mendapatkan Teratai Biru dari Mata Air Kehidupan maka aku akan mengikutimu! Bagaimana menurutmu? Aku hanya ingin mengikuti pria yang kua

    Last Updated : 2024-04-10
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Rajawali Emas dan Phoenix Emas

    WUUUSSSH ...!!!Shin Kui Long berhasil menghindar lagi dari terjangan bayangan emas dan hanya lewat dengan kencang di samping dirinya, menimbulkan desiran angin yang menerpa tubuhnya.Saat bayangan emas lain berusaha menerjangnya lagi, Shin Kui Long langsung mengeluarkan jurus andalannya yang dipelajarinya dari Dewa Mabuk."Tinju Dewa Mabuk!"Pukulan telak mengenai bayangan emas yang menampakkan wujud aslinya yaitu Rajawali Emas."Ternyata benar kata Naga Hitam, Mata Air Kehidupan ini dijaga oleh Rajawali Emas. Sosok lainnya kemungkinan adalah Phoenix Emas," batin Shin Kui Long.Belum sempat dia berpikir lagi, sosok bayangan emas kembali menyerangnya. Kali ini Shin Kui Long tidak ingin menghindar lagi. Serangan bayangan emas yang kemungkinan adalah Phoenix Emas ini diladeninya dengan jurus dewa mabuk berikutnya."Pukulan Geledek Dewa Mabuk!"BOOOM!Bunyi ledakan mirip geledek petir terdengar begitu telapak tangan Shin Kui Long berhasil memukul mundur bayangan emas ini. Sosok bayangan

    Last Updated : 2024-05-01
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Pedang Naga Kematian

    Phoenix Emas juga menundukkan kepalanya, pertanda menyetujui permintaan Shin Kui Long.HA-HA-HA ...Shin Kui Long tertawa dengan gembiranya saat mengetahui kalau kedua makhluk legenda ini akan mengikutinya.Rajawali Emas langsung terbang tinggi dengan cepatnya menuju ke tempat Dewa Pedang Wei Bu, sementara Phoenix Emas terbang di sampingnya sambil menjaga Shin Kui Long.Tiba-tiba Shin Kui Long baru teringat sesuatu. "Rajawali Emas ... kita kembali dahulu ke Danau Kematian, ada yang hendak aku bicarakan dengan Naga Kematian!" serunya.Rajawali Emas berbalik dengan lincahnya dan terbang cepat bagaikan bayangan emas yang melesat cepat di angkasa.Naga Kematian sudah menunggu kedatangan Shin Kui Long saat Dewa Iblis Gerbang Neraka ini mendarat dengan mulus di depan Danau Kematian."Kamu memang hebat, Shin Kui Long! Rajawali Emas tidak pernah tunduk terhadap siapapun, tapi terhadapmu dia mau tunduk! Tidak ada lagi yang bisa aku katakan ... kalau kamu mau menerimaku maka aku bersedia ikut d

    Last Updated : 2024-06-07
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Lembah Racun Surgawi

    Rajawali Emas terbang dengan gagahnya di atas awan dengan Shin Kui Long berada di atas punggung makhluk legenda ini. Tujuan mereka ke Lembah Racun Surgawi. Beruntung bagi Shin Kui Long yang berhasil merekrut Rajawali Emas sehingga perjalanan darat yang memakan waktu dua hari bisa dipangkas hanya menjadi beberapa jam saja melalui udara."Sungguh beruntung aku mendapatkan sahabat seperti kalian, Rajawali Emas!" seru Shin Kui Long, suaranya menggema di antara awan-awan."Hahaha... aku juga beruntung bisa mengikuti Master yang merupakan Dewa Immortal terhebat!" sahut Rajawali Emas, suaranya berat namun penuh semangat.Kecepatan terbang Rajawali Emas membuat Shin Kui Long tiba di atas Lembah Racun Surgawi dengan lebih cepat. Namun, mendadak Rajawali Emas kesulitan mengepakkan sayapnya untuk tetap berada di angkasa."Ada apa ini? Kenapa tubuhku jadi kaku dan sulit digerakkan?" kata Rajawali Emas dengan panik. Tubuh emasnya meluncur cepat ke arah tanah.Shin Kui Long memegang erat-erat bulu

    Last Updated : 2024-07-16
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Liu Bihai Yang Cantik

    Hari Kedelapan Setelah beberapa hari berlalu, Shin Kui Long mulai pulih total berkat perawatan Liu Bihai. Kekuatan dan vitalitasnya kembali, dan rasa terima kasihnya kepada Dewi Racun semakin dalam. Suatu hari, saat mereka berdua duduk di tepi lembah, Shin Kui Long memutuskan untuk mengutarakan permintaannya. "Liu Bihai, aku berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku," kata Shin Kui Long dengan tulus. "Namun, ada satu hal lagi yang aku butuhkan.

    Last Updated : 2024-07-17
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Kota Guan Dong

    # Hari Kesembilan # Kota Guan Dong berdenyut dengan kehidupan, pelabuhan yang ramai oleh kapal-kapal nelayan dan dagang berlabuh dalam hiruk-pikuk. Di antara dermaga yang sibuk dan teriakan para pedagang, terdapat sebuah tempat penyewaan kapal yang menawarkan perjalanan ke berbagai tujuan dengan harga tertentu.Rajawali Emas meletakkan Shi Kui Long di sebuah pinggir kota yang sunyi, jauh dari keramaian. Tempat itu masih sepi, belum banyak penduduk yang berani menerima kehadiran makhluk raksasa seperti Rajawali Emas.“Kamu tunggu saja aku di sini, Rajawali Emas” suara Shin Kui Long menggema, “jika aku tidak kembali dalam waktu tiga hari, pergilah ke Kota Pendekar. Atau kembali ke Lembah Seribu Pedang; aku akan mencarimu di sana nanti.”Pesan itu terasa seperti sebuah perpisahan abadi bagi Rajawali Emas, seolah Dewa Iblis Gerbang Neraka akan menghilang selamanya dari pandangannya.“Apakah Master tinggal di Kota Pendekar?” tanya Rajawali Emas dengan nada penasaran.“Aku tinggal di Pula

    Last Updated : 2024-08-25

Latest chapter

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.22. Raja Naga Hitam

    Kilatan petir menghiasi langit malam. Angin mengamuk, membawa suara dentingan pedang dan sorakan pasukan yang bertarung di luar gerbang. Namun, di dalam benteng utama, hanya ada dua sosok... Shin Kui Long, Sang Raja Naga Hitam, julukan barunya ... dan Kaisar Han, penguasa terakhir Kekaisaran Han yang megah.Dengan langkah mantap, Shin Kui Long berjalan melewati aula megah Istana Dunia Kultivator. Sepasang matanya yang menyala biru menatap lurus ke depan, rambut hitamnya berkibar liar tertiup badai spiritual yang diciptakan kekuatannya sendiri. Tubuhnya memancarkan aura hitam pekat bercampur kilatan ungu, tanda bahwa dia telah melampaui batas-batas kultivator biasa.Di ujung aula, Kaisar Han berdiri dengan gagah, tubuhnya dibalut baju zirah emas berukir naga, pedang besar di tangannya berkilau memantulkan cahaya dari obor-obor raksasa di sekeliling ruangan. Sorot matanya dingin, tapi mulutnya melengkungkan senyum kecil.“Shin Kui Long… kau akhirnya datang,” ucap Kaisar Han, suaranya dal

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.21. Rubah Ekor Sembilan vs Qilin

    Waktu tidak lagi berjalan.Ia terlipat—seperti helai sutra langit yang diremas tangan para dewa. Di setiap langkah, dimensi pecah seperti kaca rapuh yang dihantam badai, namun tak satu pun dari dua makhluk itu tergoyahkan. Mereka bukan sekadar berjalan di ruang, tapi menembus lapisan-lapisan eksistensi yang tak bisa dipahami oleh makhluk fana.Di tengah reruntuhan dimensi yang mengapung seperti puing bintang, Yinyin melayang—misterius dan mematikan dalam bentuk rubah berekor sembilan. Setiap ekornya menjulur seperti sungai bayangan yang tak berujung, menggulung dan meliuk seolah menari dengan kekosongan. Di tangannya yang lentik, dua bilah belati memantulkan cahaya kelabu:“Zaman yang Retak” dan “Kesunyian yang Abadi”, bergetar pelan ... haus. Haus akan darah yang sudah dilupakan bahkan oleh waktu.Di hadapannya berdiri sosok agung:Qilin Emas.Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan—lembut namun padat, seperti logam surgawi yang hidup. Setiap langkahnya tidak hanya menyentuh tanah, tapi

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.20. Hujan Pedang

    Ratusan Immortal berdiri membentuk lingkaran sempurna di tengah dataran yang telah berubah menjadi ruang antara realita dan mimpi. Udara membeku, menekan dada mereka seperti beban tak kasatmata. Setiap tarikan napas terasa seperti menyedot es ke dalam paru-paru.Di tengah formasi itu, Array Seribu Ilusi menyala terang—ledakan cahaya spiritual meledak dari permukaannya seperti kilatan petir yang tak berhenti. Riak-riak dimensi melingkar, membelah ruang dan waktu dalam gelombang berlapis. Setiap lapisan memunculkan bayangan… wajah… tubuh…Dewa Pedang.Satu… dua… ratusan… ribuan versi dirinya tersebar di segala penjuru. Di atas, di bawah, di kiri, kanan, bahkan dari balik celah ruang, refleksi dirinya tersenyum, mengernyit, atau sekadar diam menatap tajam balik padanya.Ilusi begitu nyata, begitu sempurna, hingga mustahil membedakan mana dirinya yang asli.“Perkuat ilusi! Jangan beri celah!” teriak seorang kultivator dari garis depan, suaranya menggema seperti ledakan genderang perang. C

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.19. Pedang Zhenjian

    Dari balik reruntuhan langit yang robek oleh pertempuran, Immortal Kuno melangkah maju. Tubuhnya berlumur luka, jubah robek dan terbakar, sementara darah suci mengalir perlahan dari pelipisnya, membentuk garis tipis di wajah yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik.Matanya menyala—bukan oleh cahaya, melainkan oleh tekad terakhir yang menggelegak seperti magma yang tak bisa lagi dibendung.Dengan suara berat yang seperti mengguncang angkasa, ia berseru,“Aku… belum kalah.”Tangannya yang gemetar mencengkeram Pedang Sepuluh Surga, bilah sakral yang memancarkan sepuluh warna cahaya surgawi, berputar perlahan seolah menciptakan pelangi di langit malam yang muram. Ketika ia mengangkatnya, seluruh dunia seperti menahan napas.Lalu ia menebas.Seketika itu juga, langit retak. Bumi berderak. Dan realitas terbelah menjadi sepuluh dimensi.Sepuluh jalur ruang dan waktu berlapis-lapis muncul di antara kedipan mata, masing-masing berdenyut dengan hukum alam yang berbeda—dimensi cahaya,

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.18. Dewa Pedang vs Immortal Kuno

    Langit retak, seperti kaca yang meleleh di bawah panas yang tak terlihat. Angin yang biasanya liar kini membeku, menggantung di udara seperti helaian kain rapuh. Di tengah dunia yang membisu itu, Dewa Pedang dan Immortal Kuno berdiri berhadapan, bagaikan dua puncak gunung abadi yang menolak runtuh. Waktu sendiri seolah menahan napas, menonton dalam diam.Di belakang Dewa Pedang, bayangan pedang-pedang raksasa melayang megah. Namun, ini bukan sekadar ilusi. Setiap pedang adalah kenangan hidup, gema dari senjata yang pernah ia genggam dan kuasai—dari pedang batu kasar yang ia tempa sendiri di masa fana, hingga Pedang Tanpa Nama, yang konon sanggup mengiris garis waktu dan membelah masa.Dewa Pedang melangkah maju. Tapak kakinya terdengar ringan, hampir tanpa suara, namun setiap sentuhan kakinya membuat tanah mengelupas, retakan membelah bumi bagai jaring laba-laba raksasa. Aura pedang yang menguar dari tubuhnya cukup untuk membuat rerumputan hangus dan batu-batu kecil melayang.Mengitar

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.17. Kehebatan Dewa Mabuk

    Dewa Mabuk tersenyum miring, getir, dan menambahkan ..."Anggur Takdir Terbalik ... Biarlah kenyataan pun mabuk bersamaku malam ini."Tanpa ragu, ia meneguk seluruh isi cangkir itu. Dalam sekejap, dunia bergidik. Awan di langit berputar terbalik, suara gemuruh mengeras seperti teriakan jutaan jiwa yang terseret arus waktu.Tiga detik. Dalam rentang sesingkat itu, dunia seolah melangkah mundur.Formasi Surga Agung—pilar energi—semua bergerak mundur, melawan kodrat mereka sendiri. Tapi tubuh para Immortal, makhluk hidup yang terikat pada alur waktu normal, tidak ikut serta.Apa yang terjadi berikutnya bukanlah pertempuran—melainkan pembantaian tanpa pedang.Tubuh para Immortal mendadak kejang, wajah mereka pucat membiru. Dari dalam daging dan tulang mereka, retakan-retakan kecil muncul, memancarkan cahaya ungu aneh. Lalu, satu per satu, tubuh-tubuh agung itu meledak dari dalam, seolah mereka dihukum oleh paradoks yang tidak bisa mereka lawan.Darah spiritual menguap menjadi kabut ung

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.16. Dewa Mabuk vs Immortal - II

    Pergerakan Dewa Mabuk berubah.Awalnya ia hanya bergoyang goyah seperti dedaunan kering tertiup angin senja. Namun, dalam sekejap, gerakannya menjadi lebih cepat—lebih halus, lebih sulit diikuti. Tubuhnya melayang, berputar-putar, dan tiap jejak langkahnya membentuk pusaran-pusaran bercahaya, menciptakan pola sihir rumit yang berdenyut, menyedot energi spiritual dari udara sekitarnya. Tanah di bawah kakinya bergetar, lalu retak, dan dari retakan-retakan itu... mengalir sesuatu yang tak wajar.Dalam kelipan waktu yang nyaris tak terdeteksi, medan perang berubah drastis.Tanah tandus itu perlahan membasahi dirinya sendiri, mengalir menjadi Danau Anggur Surgawi. Permukaannya berkilau ungu lembut, memantulkan bukan sekadar bayangan, tapi fragmen masa depan dari siapa pun yang berdiri di atasnya.Satu per satu, para Immortal memandang ke bawah—dan apa yang mereka lihat... memaku mereka di tempat."Tidak... kenapa aku..." Seorang Immortal berseru, wajahnya berubah pucat pasi, suaranya pecah

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.15. Dewa Mabuk vs Immortal

    Kabut racun menggantung tebal di udara, membelai medan pertempuran yang hancur dengan sentuhan kematian. Di tengah reruntuhan dan bau logam darah yang menusuk, terdengar tawa—tawa yang aneh, nyaring, memecah keheningan seperti dentang lonceng tua di pemakaman para dewa."HAAAA—! Sudah kubilang..." Suara itu meraung, parau dan bergaung seperti mabuk badai. "Jangan ganggu orang yang sedang menikmati tegukan terakhirnya!!"Dari pusaran kabut itu, muncul sosok yang mustahil diabaikan. Seorang pria bertubuh tambun dengan langkah limbung, seolah sewaktu-waktu bisa jatuh... namun entah bagaimana, setiap gerakannya justru memancarkan bahaya yang membuat udara terasa berat. Rambutnya kusut, acak-acakan seperti sarang burung gagak, dan jubahnya—oh, jubahnya—robek-robek dengan bekas-bekas tumpahan anggur spiritual berkilau yang menodai kain lusuh itu.Di tangannya, tergenggam erat sebuah botol kaca tua. Dari dalamnya, cairan berwarna ungu tua memancarkan cahaya redup yang hampir hipnotik—Anggur

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.14. Sang Pemusnah Immortal

    Kabut tebal yang menelan seluruh medan pertempuran perlahan-lahan menghilang, bukan karena angin yang meniupnya atau karena kekuatannya telah pudar—melainkan karena semua yang menjadi target kabut itu telah lenyap.Di tanah yang menghitam seperti terbakar, tubuh-tubuh para Immortal membatu dalam keheningan yang mengerikan. Mereka tak lagi hidup, tapi juga belum sepenuhnya mati. Kulit mereka telah mengeras menjadi arang, hitam berkilap seperti obsidian yang retak. Tatapan terakhir mereka membeku dalam rupa yang tak akan pernah dilupakan siapa pun yang melihat—mata terbelalak oleh teror, mulut setengah terbuka oleh ketakjuban, dan alis yang merunduk dalam penyesalan yang tak terselesaikan.Namun, sang pembawa malapetaka belum berhenti. Dewi Racun masih berdiri di tengah medan, jubahnya berkibar pelan oleh hembusan angin beracun yang tersisa. Cahaya dari langit yang lembayung menyorot wajahnya yang tak menunjukkan emosi selain ketenangan dingin.Dari kehampaan, lima cahaya redup mulai be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status