Share

TAPAK NAGA DARAH

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-06-13 14:04:28

Gadis Assassin Immortal sudah bersiap memasuki cincin dimensi untuk keluar dari Lembah Naga Emas.

Dia sangat meremehkan kemampuan tiga Pendekar lembah Naga Emas.

Tanpa dia sadari, kalau tidak semudah itu untuk keluar dari Lembah Naga Emas setelah mencuri Pedang Naga Emas.

Pedang Naga Emas merupakan harta yang tak ternilai harganya bagi Dewi Naga Emas. Apabila sampai hilang dari tempaat penyimpanan atas pengawasan Tiga Pendekar Lembah Naga Emas, maka nyawa mereka menjadi taruhannya.

Dewi Naga Emas yang terkenal kejam, tidak akan segan-segan mencabut nyawa mereka apabila diketahui mereka lalai melaksanakan tugas penting untuk menjaga keamanan Lembah Naga Emas, terutama mengamankan Pedang Naga Emas selama dia pergi meninggalkan lembah ini.

"Jangan lari! Kembalikan Pedang Naga Emas!"

Pendekar Golok Naga yang berpakaian merah ini langsung menyerang tubuh gadis Assassin Immortal ini serta berusaha merebut Pedang Naga Emas, sedangkan dua pendekar lainnya menghalangi dua Assassin Immortal ini untuk membantu Tuan Putri mereka.

"Mau kemana kalian? Hadapi kami berdua dahulu barulah kamu bisa menolong Tuan Putri manjamu ini!" seru Pendekar Tapak Malaikat.

Panglima Sheng dan Jendral Fei terpaksa menghadapi Pendekar Tapak Malaikat dan Pendekar Pedang Matahari, tanpa bisa membantu Tuan Putri mereka.

Sebuah tebasan Golok Naga Merah ini mengenai sedikit rambut gadis Assassin Immortal ini.

Gadis Asssassin Immortal ini terkejut saat melihat rambutnya tertebas oleh golok naga yang hampir saja mengenai wajahnya.

"Kurang ajar! Kalian memang tidak bisa diampuni!"

Assassin Immortal yang masih muda ini marah besar dengan mengerahkan sinar kultivasi dari telapak tangannya.

DUUUAAARRR!!!

Sinar kultivasi mengenai salah satu tempat peristirahatan di Lembah Naga Emas ini dan langsung menghancurkannya tanpa ampun begitu para pendekar ini berhasil menghindari serangan dari gadis Assassin Immortal ini yang sangat mematikan ini.

Ketiga Pendekar Lembah Naga Emas ini baru menyadari kehebatan gadis Assassin Immortal yang terlihat paling lemah di antara ketiga Assassin Immortal ini tapi kenyataannya jauh lebih hebat.

"Hampir saja kita celaka karena menganggap remeh kemampuan mereka, terutama gadis Assassin yang terlihat lemah ini!" ujar Pendekar Golok Naga.

"Benar katamu .... kita harus segera membekuk gadis ini beserta kedua pengawalnya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kita kalau sampai Pedang Naga Emas sampai lenyap dari Lembah Naga Emas," sahut Pendekar Tapak Malaikat.

"Kita serang saja gadis ini bersama-sama agar bisa dengan cepat merebut Pedang Naga Emas darinya!" saran Pendekar Pedang Matahari.

Ketiga Pendekar Lembah Naga Emas ini kini berkumpul dengan saling memunggungi dan menghalangi jalan masuk ke dalam portal dimensi Cincin Emas.

"Bagaimana dengan dengan dua pengawalnya? mereka tidak akan tinggal diam melihat Tuan Putri-nya diserang oleh kita!" kata Pendekar Golok Naga.

"Mereka ini kultivator yang hebat ... tidak akan mudah mengalahkan mereka terutama gadis Assassin yang levelnya lebih tinggi daripada dua pengawalnya ini." Wajah Pendekar Tapak Malaikat tampak serius dan agak pesimis untuk menang.

Ketiga Assassin Immortal ini juga tampak menunggu reaksi selanjutnya dari Tiga Pendekar Lembah Naga Emas sebelum mereka melakukan langkah selanjutnya.

Namun, menunggu terlalu lama sangat beresiko dengan kembalinya Dewi Naga Emas.

Kemampuan Dewi Naga Emas sudah sangat terkenal kehebatannya. Mereka bertiga bukanlah lawan yaang sepadan bagi Dewi Naga Emas. Untuk itu, mereka harus pergi secepatnya dari Lembah Naga Emas sebelum Dewi Naga Emas kembali. 

Apalagi kalau Dewi Naga Emas kembali bersama Pendekar Pedang Naga Putih yang kehebatannya melebihi Pendekar Pedang Naga Emas ... mereka tidak akan lolos dengan mudah, bahkan bisa berujung dengan kematian.

"Tuan Putri, pergilah! Biar kami saja yang menghadapi ketiga pendekar ini! Tuan Putri kembali saja ke Negeri Assassin untuk mengembalikan pusaka kerajaan kita!" seru Assassin Immortal yang dipanggil Panglima Sheng ini.

"Benar, Tuan Putri! jangan ditunda-tunda lagi!" ucap Jendral Fei yang menyetujui saran dari Panglima Sheng.

Ketiga Pendekar Lembah Naga Emas ini masih tampak ragu-ragu untuk menyerang Assassin Immortal sehingga mereka tidak menganggap ketiga pendekar ini berbahaya lagi.

Assassin Immortal yang dipanggil Tuan Putri ini sudah bersiap masuk ke dalam cincin dimensi untuk kembali ke Negeri Assassin.

"Jangan harap bisa kabur, pencuri!"

Tiba-tiba muncul sosok pemuda yang langsung mengerahkan serangan tapak jarak jauh yang dasyat.

"Tapak Naga Darah!"

Serangan sinar merah yang meluncur bagaikan gelombang cairan darah yang sekilas terlihat mirip naga merah langsung menghantam tubuh gadis Assassin Immortal yang sedang berusaha menuju portal dimensi untuk kembali ke Negeri Assassin ini.

Serangan teknik kultivasi yang sangat berbahaya dan lebih mengarah ke Kultivasi Kegelapan. Setiap serangan yang menggunakan darah asli termasuk ke dalam Kultivasi Kegelapan karena Kultivasi Normal apalagi Kultivasi Dewa tidak pernah menggunakan cara-cara yang kotor seperti itu.

"Pedang Assassin!"

Gadis Assassin Immortal ini dengan cepat mengayunkan pedangnya untuk mementalkan naga merah yang tercipta dari darah ini.

CLASH!

CLASH!

CLASH!

Pedang Assassin terus diayunkan untuk menghalau serangan pemuda ini, namun serangan dari pemuda ini tiada henti menerpa Assassin Immortal wanita ini, yang membuatnya mulai kewalahan menghadapi serangan naga darah ini.

"Tuan Putri dalam bahaya! Panglima Sheng, cepat bantu Tuan Putri ... biar aku saja yang menghadapi tiga pendekar ini!" seru Jendral Fei dengan wajah cemas saat melihat Assassin Immortal wanita ini kewalahan menghadapi serangan dari pemuda yang baru sampai di tempat pertarungan.

Rencana mereka semula berubah karena munculnya pemuda asing ini.

Siapakah sebenarnya pemuda asing yang termasuk Kultivator ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Zhu Phi
Harus semangat ...
goodnovel comment avatar
JP
Srmangat terus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dewa Immortal Naga Emas   ENDING

    Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk

  • Dewa Immortal Naga Emas   AKHIR PERTEMPURAN SHANXI

    Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek

  • Dewa Immortal Naga Emas   BALAS DENDAM

    Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga

  • Dewa Immortal Naga Emas   PEMBALASAN KHAN AGUNG

    Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang

  • Dewa Immortal Naga Emas   KEMENANGAN SEMENTARA

    “Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me

  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-38. BERTEMU SASHA

    Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status