Share

9. Dibuang

Author: Shaveera
last update Last Updated: 2024-10-19 21:13:46

Jaquer terlihat diam mematung menatap istrinya mulai dari bawah hingga ke ujung kepala. Cukup lama hingga di kedua matanya membayang bening dan mulai mengumpul keluar perlahan.

Tangan Meilani terangkat, menyentuh wajah lelakinya, "jangan cengeng iih, masak seorang pria menangis?"

"Maafkan aku yang telah meninggalkan kamu dan calon anak kita dulu, Meme. Aku tidak berdaya meskipun saat ini masih sama." Jaquer berkata dengan nada rendah.

"Sudah jangan bicara lagi, sekarang bagaimana?"

Belum sempat Jaquer menjawab pertanyaan istrinya, Tiba-tiba dari arah belakang terdengar beberapa benda berat jatuh. Untung semua itu tidak sampai menyentuh punggung kecil Leonard.

Jaquer menoleh untuk melihat ada benda apa yang jatuh. Begitu menoleh jelas terlihat dua koper besar yang terbuka. Semua isinya tercerai berai, beberapa helai pakaian wanita yang terlihat kucel dan kusam.

Sedangkan koper lainnya berisi sedikit pakaian anak laki-laki. Dalam benak Jaguar memperkirakan semua itu lalu menghela na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dewa Naga Terpilih   72.

    Tubuh Jordan jatuh ke tanah dengan darah keluar merembes dari sela Pedang Naga. Jaquer berdiri tegak di atas tubuhnya dengan seringaian tajam.Melihat kondisi pimpinan Sekte seluruh anggota seketika berlutut meminta maaf dan menyuarakan kesanggupan berada di bawah kendali Jaquer.Pria itu langsung menghentak kedua lengannya hingga menimbulkan kilatan petir yang menggelegar membelah malam yang sunyi."Kami bersedia mengikuti jalan Naga bersama Anda, Tuan Jaquer?"Salah satu pimpinan kanan Sekte Bulan Sabit menunduk dan bersujud berpegang pada pedangnya."Bangkit dan rawat semua anggota yang terluka, bereskan semua tanpa sisa!" Suara Jaquer penuh tekanan dan tegas.Usai berkata, ia melangkah meninggalkan wilayah Sekte. Suasana kembali senyap hanya beberapa anggota yang tersisa menatap kepergian Jaquer.Bayangan itu menghilang di telan kegelapan malam. Sinar bulan menerpa wajah dingin dan kokoh, berdiri tegak menatap jauh."Tuan, kondisi tuan muda makin melemah. Apa yang harus kita lakuk

  • Dewa Naga Terpilih   71.

    Rembulan pucat menerobos celah awan kelabu. Angin malam menderu, menyapu jubah hitam Jaquer dengan wajah tegas, mata tajam berdiri di tepi jurang. Di seberang, di dataran yang lebih rendah, gumpalan asap tebal masih menyelimuti wilayah sekte bulan sabit."Dendammu sudah kubalaskan, Maelani. Tersenyumlah!"Namun, apa yang telah dilakukan oleh Jaquer justru membawa akibat yang fatal. Di saat dia meluluhlantahkan sekte beberapa anak buah Jordan berkelana mencari keberadaan putranya."Jaquer, kau telah membangunkan singa tidur. Maka jangan salahkan aku jika putramu mati!"Suara penuh tenaga mengudara begitu saja dan jelas menyapa telinga Jaquer. Pria itu mengeram keras, tubuhnya seketika melenting ke udara dengan pedang terhunus.Tanpa sepatah kata pun, Jaquer melompat dari tebing. Bibirnya mengeluarkan suara cukup keras, "kau yang sudah membuatku gila, Jordan!"Tubuh yang kekar melayang menuju ke dataran rendah. Jubahnya mengembang seperti sayap kelelawar raksasa. Di udara, dengan gerak

  • Dewa Naga Terpilih   70.

    Perkelahian sudah tidak dapat dihindari lagi, emosi Jaquer sudah di atas hingga membuatnya sulit terkendali.Serangan dilancarkan Jaquer bertubi menghancurkan seluruh bangunan sekte bulan sabit tanpa sisa membuat Jordan Wang keluar dari persembunyiannya dan berdiri menatap setiap pergerakan Jaquer."Aku ingin kalian hancur tanpa sisa atas nyawa istriku!" Suara Jaquer membahana ke seluruh antero Sekte Bulan Sabit. Jordan Wang berdiri tegak di depan bangunan utama sekte. Tatapannya tajam menghunus manik mata Jaquer."Jaquer jangan seperti ini, semua tahu bukan aku pelakunya. Saat itu aku justru membantumu dalam proses pemakaman," jelas Angeli.Namun, kalimat Angeli bagai angin lalu di telinga Jaquer, pria itu masih terus bergerak liar menyerang siapa saja yang menghalanginya untuk sampai di bangunan utama.Melihat banyaknya korban bawahannya, Jordan terpaksa turun tangan. Pria paruh baya itu pun melontarkan pukulan jarak jauh.Seketika terlihat sekelebat sinar biru keperakan melesat m

  • Dewa Naga Terpilih   69.

    Di tempat lain terlihat sosok pria berjubah hitam berdiri di atas atap gedung yang tinggi dengan seringaian tajam.Tidak hanya itu, dia juga menyebarkan aura kematian di seluruh sekte milik Jordan Wang.Angin yang berhembus membawa pesan Kematian yang disebarkan oleh Jaquer hingga membuat sebagian anggota kelas rendah merasa putus asa."Mengapa malam ini begitu pekat auranya, bahkan pelaku kebakaran belum bisa ditemukan." Salah satu bawahan sekte menggerutu mencurahkan isi hati."Apakah kalian tidak merasa aura ini begitu familiar?" timpal yang lainnya.Beberapa anggota satu kelompok yang berisi lima orang itu menjadi saling pandang begitu mendengar temannya yang lain mengutarakan pendapatnya."Apakah kau ada gambaran satu nama, Anton?"Pria yang dipanggil Anton menggembuskan napas panjang, lalu kedua bola matanya berputar seakan mencari sosok yang dia maksud."Aku sangat hafal dengan aura ini, pasti Jaquer sedang melaksanakan aksi balas dendam.""Iya, kau benar. Tetapi pergerakannya

  • Dewa Naga Terpilih   68.

    Angeli masih diam berdiri di samping Jaquer saat peti mati Meilani mulai diturunkan. Dia terlihat sedih meskipun dalam hati bersorak kegirangan.Semua pelayat satu per satu mulai meninggalkan tempat saat pemakaman selesai menyisakan Jaquer dan Angeli. Sedangkan Leonard sudah dibawa pergi oleh Elang yang juga ikut mengantar jasad Meilani."Sudahlah, Jaquer, ayo kuantar kau pulang!" ajak Angeli.Jaquer masih diam, pandangannya tidak lepas dari batu nisan istrinya. Ujung ibu jarinya masih bergerak mengusap nama Meilani."Mei, mengapa kau cepat tinggalkan aku?""Semua sudah ditulis oleh penguasa alam, Jaquer. Kau harus terima," jawab Angeli."Harusnya dia bercerita saja siapa dalang semua ini agar tidak meninggalkan tanya," gumam Jaquer lagi.Angeli menyeringai tipis di belakang Jaquer, tetapi tapak tangannya berjalan di punggung lebar pria itu.Perlahan tangannya mulai bergerak lembut mengusap punggung Jaquer, dia sama sekali tidak peduli jika mendapat amarah sang pria."Ayolah, Jaquer,

  • Dewa Naga Terpilih   67.

    Belum sempat Jaquer bertanya lebih jauh, tiba-tiba angin bertiup kencang membawa aura yang berbeda.Tidak hanya angin yang berganti, beberapa desing pisau kecil terbang menuju ke arahnya membuat Jaquer bergerak cepat.Akan tetapi semua di luar kendalinya, salah satu pisau itu berhasil menancap pada dada kanan Meilani, dia hanya diam tanpa menoleh sedikitpun atau memanggil nama suaminya.Tubuh Meilani jatuh ke tanah tanpa daya, dadanya bersimbah darah. Aroma anyir menyeruak menyapa hidung Jaquer membuat pria itu seketika berlari mendekati tubuh itu."Mei, apa yang terjadi, katakan!"Meilani menatap Jaquer dengan senyum tersungging di bibir, dia mengerjap sesaat mengumpulkan seluruh kekuatannya yang tersisa.Jaquer masih mendekap kepala istrinya dan diam menatap datar pada sosok wanita itu. "Pergilah menjauh dari kota ini bawa serta putraku bersamamu sebelum berita ini menyebar!" Suara Meilani keluar sedikit tersendat.Jaquer termangu, "katakan padaku siapa yang menyetir otakmu, Mei, a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status