Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Kompetisi Kedua Di Mulai

Share

Kompetisi Kedua Di Mulai

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-02-08 17:23:56

Setelah kepergian Zhao Xueyan bersama rombongannya. Para murid dan tetua Sekte Bulan Darah masih dalam keadaan terkejut setelah melihat bahwa Zhao Xueyan dan rombongannya berhasil selamat dari para pembunuh bayaran yang mereka sewa. Wajah mereka tampak pucat dengan ekspresi tidak percaya.

"Bagaimana mungkin? Bukankah para pembunuh bayaran itu terkenal tidak pernah gagal?" salah satu tetua sekte berbisik dengan nada penuh kekhawatiran.

“Benar! Bagaimana mereka bisa lolos? Keempat pemuda itu hanya orang biasa, kecuali pria berbaju hitam itu, auranya terlihat misterius,” balas tetua sekte dua sambil mengingat wajah Tian Ming yang dingin.

Murid perempuan yang sebelumnya menjadi perwakilan dalam kompetisi mengepalkan tangannya dengan wajah geram. "Pemuda bernama Zhao Xueyan dan rombongannya itu pasti bukan orang biasa. Mereka menyembunyikan kekuatan mereka," gumamnya penuh amarah.

Tetua tertinggi dari kelompok itu akhirnya berkata dengan nada dingin, "Kita tak bisa membiarkan dia lolos ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 417

    Cahaya matahari pagi yang hangat memantulkan kilau keemasan pada gerbang utama yang megah. Suasana terasa khidmat namun bersahabat, ketika para tamu agung bersiap untuk kembali ke negeri masing-masing.Di antara mereka, terlihat Putra Mahkota Hei Long dari Kekaisaran Heifeng, serta dua pangeran dari Kekaisaran Changhai, Chen Duan yang kalem dan Chen Xuan yang selalu ceria.Kaisar Tian Ming dan Zhao Xueyan berdiri berdampingan, mengantar ketiganya hingga ke gerbang utama istana. Senyum ramah terpancar di wajah mereka.Putra Mahkota Hei Long sedikit membungkuk memberi salam perpisahan.“Aku pamit, Kaisar Tian Ming, Nona Zhao. Terima kasih atas jamuan dan keramahan kalian.”Zhao Xueyan membalas dengan sopan, suaranya tenang dan lembut.“Semoga perjalanan kalian aman sampai tujuan, Yang Mulia. Tolong sampaikan salam hormatku pada Kaisar Hei Zhang.”Putra Mahkota Hei Long tersenyum kecil, mengangguk mantap.“Tentu. Aku yakin Ayahku akan senang mendengarnya.”Namun sebelum ia melangkah leb

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 416

    Ruang kerja itu kembali sunyi setelah ketegangan sempat mereda, namun hanya sejenak.Ibu Suri Gao memejamkan mata, lalu menatap putranya dengan sorot mata tajam.“Kalau begitu ... apa kau ingin melihat ibumu ini mati karena malu, Tian Ming?” suaranya bergetar, tapi bukan karena lemah, melainkan karena emosi yang mendidih. “Memalukan! Seorang kaisar yang melanggar adat istana demi seorang janda! Kau tega menyeret nama keluarga Ming ke dalam aib seperti ini?”Kaisar Tian Ming menoleh perlahan. Tatapannya kini berbeda, dingin namun tetap tenang.“Ibu,” katanya lirih, “Apa Ibu lupa … bahkan jika Ibu menyeret semua wanita dari seluruh penjuru dunia ini ke hadapanku, tidak satu pun dari mereka bisa menyentuhku.”Nada suaranya tajam tapi penuh luka lama. “Apa Ibu juga lupa ... tentang penyakitku?”Ibu Suri Gao langsung terpaku. Nafasnya tercekat, seolah tersedak oleh kenyataan yang tak pernah ingin diingatnya. Tangannya mengepal di sisi gaun panjangnya.Penyakit langka sang putra, penyakit y

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 415

    Di sebuah kedai tua di pinggir pasar, suasana pagi masih lengang. Aroma teh pahit dan kayu cendana menyatu dengan udara. Seorang pria dengan pakaian sederhana, topi jerami menutupi sebagian wajahnya, masuk dan berjalan melewati ruang utama kedai. Ia tak berbicara dengan siapa pun, hanya memberi isyarat kecil pada pelayan yang langsung mengangguk dan membukakan pintu menuju ruang privat di bagian belakang.“Silahkan masuk, Tuan!” ucap sang pelayan memberikan hormat. “Hmmp.” Begitu pintu tertutup, pria itu mencopot topinya. Wajahnya yang tajam dan penuh wibawa kini terlihat jelas, tak lain adalah Kaisar Zheng Yu dari Kekaisaran Zhengtang."Apa yang kalian inginkan dariku?" Suaranya langsung menusuk, tanpa basa-basi.Di dalam ruangan itu telah duduk empat orang pria paruh baya, masing-masing dengan wajah tenang tapi licik. Pejabat Bao, pejabat Lin, pejabat Zhen, dan Menteri Xiao. Mereka saling melirik satu sama lain sebelum akhirnya pejabat Zhen berbicara."Tenang dulu, Yang Mulia. Dud

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 414

    Di paviliun timur, angin malam berhembus lembut, membuat lentera bergoyang pelan. Suasana sunyi dan temaram. Di tepi balkon kayu yang menghadap taman istana, Zhao Xueyan berdiri dengan hanfu hijaunya yang kini ditutup mantel tipis. Tatapannya menerawang ke arah bulan yang bulat sempurna di langit malam.Wajahnya tenang, tapi sorot matanya menyimpan badai. Pikirannya tak bisa berhenti berkelana, mengingat semua yang terjadi. Tentang pesta, tentang sorakan, tentang ibu suri yang pergi dengan wajah dingin. Tapi lebih dari itu, ketakutan yang lebih dalam mulai menyusup ke hatinya, bukan tentang penolakan, tapi tentang rasa dikhianati, lagi.Tiba-tiba, tanpa suara langkah, seseorang menyelimutinya dengan jubah hangat dari belakang."Apa kau ingin masuk angin?" suara lembut yang sangat dikenalnya menyapa.Zhao Xueyan menoleh pelan. "Yang Mulia .…"Kaisar Tian Ming berdiri di belakangnya, matanya menatapnya dalam. "Kenapa belum tidur?"Zhao Xueyan menunduk, kembali menatap bulan. "Aku hanya

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 413

    “Sampai kapan pun, Ibu tidak akan pernah merestui pernikahan ini,” ucap Ibu Suri Gao. Ibu Suri Gao bangkit dari tempat duduknya dengan wajah tegas dan dingin. Tatapannya tak sedikit pun mengarah pada Zhao Xueyan, bahkan pada putranya sendiri. Tanpa sepatah kata pun, ia melangkah meninggalkan aula.“Yang Mulia Ibu Suri, berhati-hatilah!” ucap salah satu pelayan kepercayaannya. Para pelayan wanita buru-buru mengekor, menjaga jubah panjang sang ibu suri agar tidak terseret lantai. Para bangsawan dan pejabat menunduk penuh tekanan saat sosok yang sangat dihormati itu melewati mereka dengan langkah angkuh. Keheningan menyelimuti aula selama beberapa saat, bahkan musik pun terhenti.Kaisar Tian Ming hanya menatap kepergian ibunya dalam diam. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Tidak juga langkah untuk menahannya.‘Maafkan aku Ibu. Kau tahu bukan, aku sangat mencintai Zhao Xueyan,’ batin Tian Ming. Zhao Xueyan menunduk dalam diam, jari-jarinya mengepal di atas pangkuanny

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 412

    Ingin sekali Jenderal Zhao Yun menebas leher Kaisar Zheng Yu. Hanya saja, dia ditahan oleh sang istri. “Suamiku, redakan amarahmu! Ingat, putri kita akan semakin terluka,” bisik nyonya Bing Qing dengan mata berkaca-kaca. Jenderal Zhao Yun menghela napasnya, mencoba menahan emosinya bergejolak apa lagi mendengar bisikan-bisikan sumbang tentang sang putri. Zhao Xueyan menegang mendengar ucapan kaisar Zheng Yu, namun sebelum ia bisa berkata apa pun, suara Tian Ming menggema keras dan tajam."Apa kau tidak tahu malu, Zheng Yu?" Suara kaisar Tianyang mengguncang aula. Sorot matanya dingin, penuh kemarahan yang ditahan. "Dulu kau mencampakkannya. Kau menghukumnya tanpa pembelaan, membiarkannya dipermainkan oleh selir-selirmu yang licik."Tian Ming melangkah ke depan, menatap Zheng Yu penuh kemarahan."Dan sekarang … setelah dia bangkit, menjadi wanita yang luar biasa … cantik, berbakat, dan dicintai rakyat, kau datang dan mengklaimnya seolah kau berhak atas dirinya? Kau benar-benar keji.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 411

    Dengan sorakan meriah dan senyum kebahagiaan yang menyelimuti aula megah, Kaisar Tian Ming dan Zhao Xueyan saling menatap dengan mata yang penuh harapan. Para pejabat dan tamu bangsawan berdiri memberikan tepuk tangan yang riuh, seolah dunia bersatu untuk mendukung cinta mereka.Namun tiba-tiba, suara tenang tapi tajam terdengar memecah kegembiraan."Apa Yang Mulia yakin ingin menjadikan Zhao Xueyan sebagai permaisuri kekaisaran Tianyang?"Aula mendadak hening. Semua kepala menoleh ke arah sumber suara.Kaisar Zheng Yu dari kekaisaran Zhengtang berdiri dengan tenang, jubah birunya bergoyang pelan tertiup angin malam dari pintu aula yang terbuka. Senyumnya sinis, matanya tajam menusuk, bukan pada kaisar Tian Ming, tapi tepat ke arah Zhao Xueyan.Tian Ming menatapnya lurus, tanpa gentar. "Kenapa aku tidak yakin?"Zheng Yu menyilangkan tangan di depan dada. "Karena kau mungkin lupa siapa wanita yang kau pilih itu."Mata semua orang membesar. Bisik-bisik mulai terdengar dari sudut aula.K

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 410

    Pesta masih berlangsung meriah, alunan musik dari kecapi terdengar. Para tamu berbincang sesekali tertawa bersama. “Aku tidak menyangka, kita bisa memenangkan perang ini, padahal aku telah mengira aku akan mati di medan pertempuran,” kata Putra mahkota Hei Long terkekeh pelan.Pangeran kedua Chen Xuan ikut terkekeh sambil menyimpan gelas araknya. “Kau benar! Bahkan Ayahanda Kaisarku, telah ikhlas melepaskan kami.” Pria tampan itu berbicara sambil menoleh pada saudaranya. Sementara Kaisar Tian Ming yang berada di singgasananya, memberikan kode pada Kasim. Sang Kasim mengangguk mengerti. Musik yang semula riang perlahan mereda. Para pemusik berhenti bermain ketika salah seorang kasim utama melangkah ke tengah aula dan mengangkat suaranya.“Mohon perhatian semuanya! Yang Mulia Kaisar Tian Ming akan menyampaikan pengumuman penting!”Seketika ruangan yang dipenuhi cahaya lentera dan aroma bunga itu menjadi sunyi. Para pejabat tinggi dari kekaisaran Tianyang, para bangsawan, hingga utusa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 409

    Di aula istana utama, pesta kemenangan akhirnya dimulai. Lentera-lentera sutra berwarna merah dan emas bergoyang lembut ditiup angin malam yang sejuk. Musik lembut mengalun dari alat-alat musik istana, dan para pelayan hilir mudik membawa nampan berisi makanan dan minuman istimewa.“Pesta ini benar-benar sangat meriah,” bisik-bisik salah satu tamu sangat kagum. “Kau benar! Aku dengar dari pembicaraan pelayan, semua hidangan resep rahasia dari Nona Zhao,” bisik tamu yang lain kagum. Mereka duduk di kursi-kursi yang tersusun rapi, mengenakan pakaian mewah berhiaskan bordiran emas dan batu permata. Para nona bangsawan tampil semaksimal mungkin, hanfu mereka menjuntai indah, riasan mereka sempurna, dan perbincangan mereka dipenuhi pujian halus yang terselubung sindiran."Aku dengar hanfu nona Lin dijahit khusus oleh pengrajin dari selatan," bisik salah satu nona."Oh, benarkah?" balas Nona Zhen, tersenyum manis. "Tapi entah kenapa warnanya kurang cocok dengan kulitnya ya?"Mereka terkek

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status