Beranda / Urban / Di Ambang Gila / Bab 32: Sebuah Permintaan dari Masa Lalu

Share

Bab 32: Sebuah Permintaan dari Masa Lalu

last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-18 11:07:03

Ketenangan yang mereka temukan—yang fokus pada pekerjaan mereka dan mengabaikan dunia luar—terasa seperti sebuah kemenangan kecil yang manis. Mereka berhenti memantau Vale, berhenti memeriksa ulasan, berhenti mengukur diri mereka sendiri terhadap tiruannya. Mereka hanya ada, dalam gelembung kreatif mereka sendiri.

Lalu, telepon rumah mereka berdering lagi.

Elara dan Ares saling memandang. Hampir tidak ada yang memiliki nomor itu selain...

"Ibu," desis Elara, jantungnya berdebar dengan campuran harapan dan kecemasan.

Dia mengangkat telepon. "Halo?"

"Elara?" Suara di seberang sana terasa tua, lembut, dan penuh dengan keraguan yang mengharukan. Itu adalah suara dari surat itu, hidup dan bernapas. "Ini... ini ibumu. Claire."

Elara menutup matanya, bersandar pada meja untuk menopang dirinya. "Ibu." Itu adalah satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan.

"Aku... aku menerima undangan pertemananmu," kata Claire, suaranya berge
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Di Ambang Gila   Bab 41: Sinyal dari Bayangan

    Matahari telah benar-benar tenggelam, meninggalkan langit senja yang dilukis dengan warna ungu dan jingga. Taman di belakang Hub, yang beberapa saat lalu masih dipenuhi kehangatan dan nostalgia, kini terasa dingin dan berbahaya. Udara malam yang seharusnya menenangkan sekarang terasa seperti menyimpan bisikan-bisikan tak kasat mata.Leo menatap Ares, matanya membelalak ketakutan. "V-Vale? Tapi bukankah mereka sudah... tutup? Hancur? Anda sendiri yang bilang mereka hanya menginginkan efisiensi sempurna yang membosankan!"Elara sudah tidak lagi duduk. Dia meraih prototipe dari tangan Leo yang gemetar, jari-jemarinya yang lincah menari di atas panel kontrolnya yang masih primitif, mencoba mengisolasi sumber sinyal yang mengganggu itu. "Vale sebagai perusahaan mungkin sudah mati, Ares. Tapi ide-ide mereka... algoritma inti mereka... tidak pernah benar-benar hilang. Sebuah sistem yang dirancang untuk belajar dan beradaptasi tidak akan mudah mati; ia hanya akan tidur, at

  • Di Ambang Gila   Bab 40: Simfoni yang Belum Selesai

    Tahun-tahun berlalu bukan sebagai sebuah garis lurus, tetapi sebagai sebuah spiral—kadang-kadang mengembang ke dunia, kadang-kadang berkontraksi kembali ke inti mereka yang berantakan dan indah.Jaringan "jamur" dari Symbiosis Hub tumbuh, perlahan dan organik, persis seperti yang mereka harapkan. Sebuah Hub di Berlin yang fokus pada kolaborasi seni dan rekayasa suara. Sebuah Hub di Tokyo yang menyatukan kaligrafi tradisional dan pemrograman AI. Masing-masing unik, masing-masing mencerminkan komunitasnya, tetapi terhubung oleh benang merah yang sama: keyakinan bahwa kejeniusan sejati sering kali lahir di perbatasan yang berdebat antara disiplin ilmu.Ares dan Elara tidak lagi mengelola; mereka menghubungkan. Mereka menjadi penjaga gawang dari semangat gerakan tersebut, menghabiskan waktu mereka untuk mengunjungi Hub-Hub baru, bukan untuk mengaudit, tetapi untuk terinspirasi, untuk berbagi cerita, dan untuk mengingatkan setiap kurator bahwa aturan terpenting ada

  • Di Ambang Gila   Bab 38: Sebuah Permintaan dari Masa Depan

    Ketenangan yang mereka nikmati bukanlah ketiadaan masalah, melainkan sebuah ruang bernapas yang dalam dan disengaja. The Symbiosis Hub berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar ruang kolaborasi; ia menjadi semacam biara sekuler bagi mereka yang percaya bahwa keindahan lahir dari gesekan antara disiplin ilmu, antara rencana dan kejutan.Elara menemukan kegembiraan baru dalam mengajar. Bukan di auditorium universitas, tetapi dalam lokakarya kecil di Hub, di mana dia bisa membagikan tidak hanya metodenya, tetapi juga perjalanannya—kegagalannya dengan Venn, terobosannya dengan Ares, dan pelajarannya yang berkelanjutan tentang cinta sebagai kekuatan kreatif yang paling kuat.Ares, yang selalu gelisah dengan keramaian, menemukan ceruknya sebagai mentor bagi seniman muda yang terintimidasi oleh dunia komersial. Dia tidak mengajarkan teknik; dia mengajarkan ketahanan. Dia membagikan buku sketsa lamanya yang penuh dengan coretan yang gagal, menceritakan momen-momen

  • Di Ambang Gila   Bab 37: Keseimbangan Baru

    Kehadiran Karen Lowrey di The Symbiosis Hub bukan sekadar tambahan staf; ia adalah katalis yang mengubah keseluruhan kimiawi tempat itu. Latar belakangnya yang rigid, dunia algoritma dan efisiensi, awalnya berbenturan dengan kekacauan kreatif yang disengaja di Hub. Namun, benturan itu justru melahirkan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih kuat.Dia memperkenalkan "protokol"—bukan untuk membatasi, tetapi untuk memungkinkan. Sebuah sistem penjadwalan sederhana yang memastikan para seniman yang membutuhkan ketenangan tidak terganggu oleh lokakarya yang berisik. Sebuah database bersama untuk melacak persediaan material, sehingga seorang pematung tidak kehabisan tanah liat di tengah malam inspirasi. Itu adalah struktur yang melayani kekacauan, bukan menghukumnya.Bagi Elara, bekerja dengan Karen adalah sebuah revelasi. Dia akhirnya memiliki seseorang yang tidak hanya memahami bahasa sainsnya tetapi juga menghargai "faktor manusia" yang tidak terukur yang dia perju

  • Di Ambang Gila   Bab 36: K.L.

    Karen Lowrey duduk di sofa nyaman di The Symbiosis Hub, cangkir teh hangat terasa seperti anugerah di tangannya yang masih gemetar. Dia memandangi sekeliling ruangan—kekacauan yang kreatif, karya seni yang belum selesai, tumpukan buku yang bersanding dengan peralatan elektronik—dan sebuah senyum kecil yang nyaris tak terlihat muncul di bibirnya."Ini... sangat berbeda dari tempatnya Vale," ujarnya, suaranya masih sedikit bergetar namun penuh decak kagum."Kami mencoba," jawab Elara, duduk di sebelahnya. Ares berdiri di dekat jendela, mengawasi jalanan dengan waspada, meski nalurinya mengatakan bahwa Vale tidak akan mencoba apa-apa untuk saat ini. Kekalahannya terlalu telak, terlalu memalukan."Ceritakan pada kami tentang diri Anda, Karen," ajak Elara, lembut. "Tentang mengapa Anda memutuskan untuk membantu kami."Karen menarik napas dalam-dalam, menatap isi cangkignya seolah-olah mencari jawaban di dalamnya. "Nama saya Karen Lowrey. Saya seor

  • Di Ambang Gila   Bab 35: Panggilan dari Bayangan yang Berbeda

    Kedamaian yang mereka temukan di Hub terasa rapuh, seperti kaca tipis yang menahan tekanan dari dunia luar. Mereka sibuk dengan lokakarya, kurasi, dan kolaborasi mereka sendiri, tetapi bayangan Vale dan mesinnya selalu ada, sebuah nada dasar yang mengganggu dalam simfoni baru mereka. Lalu, telepon itu berdering. Bukan telepon rumah, tapi ponsel pribadi Elara. Nomor yang tidak dikenal, dengan kode area yang tidak dikenali. Dia mengangkatnya, hati-hati. "Halo?" "Dr. Vance?" Suara di seberang sana parau, terburu-buru, dan dipenuhi dengan kegelisahan yang nyata. Sebuah suara muda. "Ini... ini Maya. Maya Surya. Aku... aku adalah seorang peneliti di NeuroSphere. Perusahaan Dr. Vale." Elara membeku, jarinya dengan reflex menekan tombol perekam. Ares, yang melihat perubahan pada dirinya, segera mendekat. "Bagaimana kau mendapatkan nomor ini?" tanya Elara, berusaha keras untuk tetap tenang. "Aku... aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status