Saat Ezel lebih memilih menemani Yuri, ditempat lain Sthella masih setia menunggu kedatangannya. Yuri baru saja kembali, mereka baru dua kali bertemu tapi Ezel sudah lupa akan janjinya pada istri dan putranya, tahukah Ezel kalau tindakannya ini melukai hati keluarga kecilnya? Meskipun Yuri masih berstatus sebagai istrinya akan tetapi selama ini mereka tidak pernah hidup bersama layaknya suami istri, lalu kenapa Ezel masih peduli dengan wanita itu? Wanita yang sudah memberi luka di hatinya.“Bunna, apa Ayah sudah datang?”tanya Axel “Sepertinya belum. Kita tunggu Ayah sebentar lagi, ya?” jawab SthellaBerulang-kali Sthella melirik arlojinya, manik biru lautnya memindai semua pengunjung yang datang ke restoran mencari sosok suaminya diantara pengujung. Jade yang baru saja selesai makan siang bersama teman-temannya tidak sengaja melihat Sthella dan Axel disana, tanpa banyak berpikir lagi Jade langsung menarik tungkainya mendekati mereka berdua. Sthella sedikit terkejut melihat Jade tiba-
Jade, kau kembali lebih dulu. Aku melupakan sesuatu.”“Cih. Baiklah. Segera kembali setelah kau menemukan barang mu itu,”Jade melanjutkan langkahnya. Mereka terpaksa berpisah jalan karena Ezel meninggalkan sesuatu di ruangan meeting. Ezel berbalik badan dan berjalan menuju ruang meeting. Di Tengah jalan Ezel tidak sengaja bertemu dengan wanita yang ingin dia hindari dalam hidupnya, wanita yang dengan teganya meninggalkan dia dan Axel tanpa alasan, Wanita itu tidak lain adalah Yuri Lorenzha, wanita yang telah melahirkan putranya."Hai. Bagaimana kabarmu?”"Cuih. Simpan saja basa-basimu. Aku tidak tertarik membalas sapaanmu." Yuri menundukan kepalanya, meski dia sudah bersiap dengan segala kebencian Ezel tetap saja hatinya terasa sakit mendengar ucapan Ezel. Tidak ada nada tinggi dalam perkataan Ezel, namun penuh dengan tekanan dan intimidasi."Jika ada yang ingin kau bicarakan, tolong pergilah. Kau bisa menungguku di kafe tempat biasanya, aku akan menemuimu disana.""Benarkah? Kita bi
Mereka semua berpencar untuk mencari Axel kecuali Ezel dan Jade yang saat ini masih membicarakan proyek kerja sama mereka dengan majalah Fashion. Sthella meremas jemari tangannya, Sthella semakin cemas karena belum berhasil menemukan keberadaan Axel.Axel mulai merasa takut, sejak tadi dia berjalan mengitari koridor namun dia tidak berhasil menemukan ruangan Light Of Heaven. Kalau tahu akan berakhir seperti ini lebih baik dia menunggu Sthella selesai bicara dengan temannya daripada bersikap sok keren, yang ujung-ujungnya membuatnya tersesat."Aduh sakit! Benda keras apa yang menabrakku?" Axel meringis memegang bokongnya yang mencium lantai. Axel berusaha bangun, bokongnya benar-benar sakit. "Wah Bibi apa kulitmu itu terbuat dari kulit badak? Bokongku sampai sakit tahu.""Apa? Bibi? Yak! Anak nakal, apa wajah cantik ku terlihat seperti wanita tua dimatamu hah?" teriak wanita itu frustasi, wajahnya belum setua itu meski umurnya tidak lagi muda. Axel hanya menutup kedua telinganya menden
Sejak tadi Axel terus merengek ingin buang air kecil, melihat sang putra tidak bisa menahan hajatnya lagi. Sthella bergegas menemani Axel keluar mencari toilet. Selesai Axel menuntaskan urusannya mereka langsung kembali keruangan Light Of Heaven, namun di tengah jalan Sthella bertemu dengan teman baiknya. Sthella dan temannya berbincang sebentar, Axel yang melihat Sthella asyik mengobrol dengan temannya menyelinap pergi tanpa sepengetahuan Sthella.Axel hanya ingin kembali keruangan Light Of Heaven sendirian, dia tidak ingin mengganggu Sthella dan temannya melepas rindu. Lebih dari itu dia ingin membuat orang tua dan para Pamannya bangga karena dia bisa mencari jalan sendiri. Sthella yang menyadari Axel tidak ada didekatnya langsung mencari Axel di semua ruangan yang ada disana, Sthella panik, dia merasa bersalah karena sudah lalai menjaga Axel. Sthella bergegas menemui Ezel dan yang lain di ruangan berharap Axel ada disana bersama mereka."Syukurlah kalian masih berada disini? Apa Ax
Selesai melakukan pertunjukan para member Light Of Heaven didampingi oleh manager dan staf beristirahat sejenak di ruangan backstage yang sudah dipersiapkan untuk mereka. Sthella menuntun Axel menyusuri koridor menuju ruangan Light Of Heaven, dipersimpangan mereka bertemu dengan Varen. Varen sedikit terkejut melihat kakak ipar dan keponakannya, refleks Varen membalikan tubuhnya. Varen menarik nafas lega saat dia tidak melihat sosok wanita itu disana, Varen tidak ingin wanita itu bertemu dengan Axel dan kakak iparnya. "Owh kalian ingin bertemu dengan fosil tua itu? Aku juga ingin kesana, kita bisa pergi bersama," Varen mengendong Axel, Axel mengerucutkan bibirnya mendengar Varen memanggil ayahnya dengan sebutan fosil tua. "Ada apa dengan bibirmu eoh? Kau ingin aku menarik bibirmu?” "Paman, Ayah ku belum setua itu tahu! Kau hanya dua tahun lebih muda dari ayahku!" Varen yang gemas langsung mengacak-ngacak rambut Axel membuat belita itu berdecak kesal. "Hentikan! Kau merusak tatanan
Sky sudah memenuhi studio untuk melihat penampilan Light Of Heaven tidak ada yang tidak mengenali Light Of Heaven sebuah grup vokal yang terdiri dari lima pria tampan dengan sejuta pesona dan talenta. Group yang berapa tahun ini banyak digilai oleh anak muda maupun orang tua, group yang berhasil memasuki pasar eropa dan dikenal di berbagai negara. Kepopuleran mereka bisa dilihat dari banyaknya fans yang memenuhi studio saat ini, lihat semua tempat sudah terisi oleh Sky sebutan bagi orang yang mengidolakan mereka. Satu persatu anggota Light Of Heaven keluar membuat jutaan fans yang ada disana langsung berteriak histeris menyambut kemunculan idola mereka. Lagu demi lagu mereka nyanyikan dengan penuh perasaan cinta pada fans mereka. Mereka berlima berlatih keras dari pagi hingga malam menjelang, berlatih tanpa mengenal kata lelah demi bisa menunjukkan performa terbaik untuk fans yang sudah mendukung dan mencintai mereka selama sepuluh tahun ini. tanpa dukungan fans mungkin saat ini mer