Share

Bab 160

Aвтор: Zayba Almira
last update Последнее обновление: 2025-04-11 14:35:26

Senja telah berlalu dan fajar menyambut dengan cahaya lembut yang perlahan menghantarkan harapan baru.

Di ruang koordinasi utama markas, udara yang masih terasa berat oleh rahasia malam sebelumnya kini berubah menjadi kesunyian yang penuh perenungan.

Clara, dengan wajah tegas namun lelah, duduk di depan layar monitor besar.

Laporan dari tim evaluasi baru saja mengungkapkan bahwa pengkhianatan yang mereka duga sebelumnya ternyata jauh lebih dalam daripada yang diduga.

Nama-nama yang selama ini tersembunyi di balik identitas samaran mulai tersingkap melalui jejak digital yang telah diperiksa ulang oleh Rafi dan tim keamanannya.

"Kita harus waspada dan bertindak segera," ujar Clara kepada timnya, suaranya lembut namun penuh tekad.

"Data terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sel dalam struktur kita yang telah menyuap informasi kepada musuh. Ini bukan hanya tentang kebocoran – ini adalah serangan dari dalam yang bisa menggoyahkan fondasi perlawanan kita."

Di sisi lain, Kieran tengah m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 161

    Langit mulai menggelap kembali ketika kabar dari lapangan masuk ke markas. Kieran dan timnya berhasil menyusup ke server distribusi rahasia musuh dan menyita sejumlah besar data terenkripsi. Namun yang mengejutkan bukan hanya isi dari file tersebut—melainkan satu nama yang muncul berulang-ulang, tertulis dalam kode sandi yang hanya diketahui oleh orang-orang lama dalam organisasi.Nama itu adalah "Elysia."Clara berdiri membeku di depan layar, matanya menelusuri huruf demi huruf. Bukan karena ia tidak tahu siapa Elysia, tapi karena ia tahu terlalu banyak tentang wanita itu. Elysia adalah salah satu pendiri awal organisasi ini. Ia hilang bertahun-tahun lalu dalam misi yang dinyatakan gagal. Semua orang mengira ia gugur... tapi sekarang namanya kembali, terukir dalam komunikasi musuh.“Tidak mungkin,” gumam Clara pelan.Rafi yang berada di sampingnya menyipitkan mata. “Kalau memang dia hidup... lalu kenapa namanya ada di jaringan mereka?”Clara menghela napas dalam. Suasana ruangan m

    Последнее обновление : 2025-04-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 162

    Pagi menyingsing membawa embun tipis yang menyelimuti jalan setapak sunyi di pegunungan. Di ambang perpisahan dengan dunia yang mereka kenal, Kieran dan Clara kini melangkah ke dalam wilayah terpencil yang telah lama tertutup oleh kabut dan misteri. Di tangan mereka tergenggam peta kuno dan dokumen yang diberikan oleh Profesor Aldric—petunjuk untuk menemukan Elysia, sosok yang selama ini mengabdi sebagai bayang-bayang masa lalu.Di dalam hutan yang dingin dan lembap, setiap daun, setiap ranting, seolah menyimpan cerita tentang waktu yang telah berlalu. Langkah mereka tidak hanya mengusik tanah basah, tapi juga membuka kembali luka lama yang selama ini terkubur. Kieran, yang masih menyimpan bayangan penyesalan dan keraguan, memimpin dengan keheningan yang diwarnai tekad. Sementara Clara, meskipun hatinya berdebar kencang, terus berjalan dengan mantap, membayangkan momen pertemuan dengan kebenaran yang telah lama terselubung.Selama perjalanan, di sela-sela keheningan alam, percaka

    Последнее обновление : 2025-04-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 163

    Langit sore mulai menggelap saat Clara berdiri di balkon rumah persembunyian mereka, menatap cakrawala dengan perasaan campur aduk. Angin membawa aroma hujan yang menggantung di udara, seolah pertanda akan datangnya sesuatu yang besar—atau mungkin, sesuatu yang tak terhindarkan.Dari balik pintu kaca, langkah Kieran mendekat. Ia memegang dua cangkir kopi hangat dan menyerahkan satu pada Clara. Mereka tidak berbicara beberapa saat, hanya berdiri berdampingan, menikmati keheningan yang terasa terlalu damai untuk situasi mereka saat ini.“Besok kita bergerak,” ucap Kieran pelan. “Luca sudah mengamankan jalur masuk ke fasilitas utama organisasi. Kita harus memanfaatkan celah ini.”Clara menoleh padanya. “Apa kamu yakin ini waktunya? Mereka pasti juga sudah memperkirakan langkah kita.”Kieran mengangguk, sorot matanya tajam. “Justru karena itu. Kita tak bisa terus menunggu. Semakin lama, semakin besar kemungkinan mereka menemukan lokasi kita.”Clara menatap wajah pria itu. Di balik keteg

    Последнее обновление : 2025-04-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 164

    Ketika fajar mulai mengintip dari balik cakrawala, suasana di rumah persembunyian masih digelayuti kepulan asap tipis dan debu pertempuran. Di dalam ruang aman yang kini sunyi, Clara dan Kieran merasakan getaran hati yang belum reda. Langkah-langkah mereka terguncang oleh keriuhan malam sebelumnya—suara tembakan, jeritan, dan dentuman yang menggema seolah masih terngiang di telinga. Namun api semangat dalam diri mereka belum padam, dan keberanian itu harus menjadi bekal untuk menghadapi hari baru yang penuh ancaman.Di luar, perjuangan masih terus berlangsung. Tim bayangan musuh tampak masih berusaha menembus barikade pertahanan, memanfaatkan celah-celah kecil yang sempat terbuka akibat kerusakan sementara pada sistem pengamanan. Dari balik jendela ruang aman, Clara memantau gerak-gerik musuh melalui layar pemantauan yang kini menampilkan koordinat dan pergerakan secara real-time.“Kita harus bertindak cepat,” ujar Kieran dengan nada mendesak sambil mengusap wajahnya yang masih b

    Последнее обновление : 2025-04-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 165

    Malam pun kembali menyelimuti, seolah menjadi tirai misteri yang tak kunjung terangkat. Setelah kegaduhan pertempuran, dan fajar yang mengisyaratkan secercah kemenangan, kegelapan kembali merayap ke seluruh penjuru markas. Suasana pun berubah; ketenangan yang sesaat tersaji mulai tergantikan oleh desiran angin dingin dan bayang-bayang yang bergerak perlahan di sudut-sudut ruangan.Di ruang aman yang masih terlihat bekas reruntuhan, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan anggota tim yang tersisa. Lampu-lampu temaram menyoroti wajah-wajah yang lelah, namun mata mereka masih menyala dengan tekad.“Kita sempat mengusir mereka tadi, tapi rasanya ini baru sebagian dari permainan,” ujar Kieran sambil memeriksa peta digital di laptopnya. “Data yang Rafi kumpulkan menunjukkan adanya aktivitas gerak-gerik musuh di beberapa titik strategis. Mereka sepertinya sedang berkumpul ulang, merencanakan serangan yang lebih cermat.”Clara menggenggam erat sepotong kertas berisi hasil enkripsi yang

    Последнее обновление : 2025-04-14
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 166

    Hening menyelimuti ruang aman setelah percakapan mendebarkan di Bab 165. Pesan misterius dan peta baru yang ditinggalkan sang utusan menggantung di udara—sebuah pertanda bahwa ada rahasia yang lebih dalam menanti di balik bayang-bayang.Di pagi yang hampir menjelang namun masih berada di ambang gelap malam, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan beberapa anggota tim inti. Peta baru itu dihamparkan di atas meja, titik-titik koordinat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya kini menjadi pusat perhatian. Rafi, dengan tatapan serius di layar komputer, membantu menguraikan pola pergerakan yang tampak acak—namun ternyata mengandung pola strategis yang halus.“Kita harus segera mengambil langkah,” ujar Kieran, tangannya menggenggam peta dengan tegas. “Koordinat C-11, D-4, dan F-9 menunjukkan titik-titik yang sepertinya terhubung secara logis. Pesan itu mengisyaratkan bahwa di salah satu titik itu terdapat kunci yang akan membuka tabir rahasia yang lebih besar.”Clara menambahkan, “S

    Последнее обновление : 2025-04-14
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 167

    Malam kembali turun dengan keheningan yang menggelayuti, seolah menandakan bahwa rahasia yang baru saja tergenggam belum sepenuhnya mengungkap kebenaran. Di ruang aman yang masih lengang setelah euforia penemuan, Clara dan Kieran berdiri menghadap layar monitor—dengan data dari hard drive yang baru saja dipindai oleh Rafi—sambil mencari tahu inti dari pesan-pesan yang ada.“Data ini… tampaknya menghubungkan beberapa titik operasi secara langsung dengan satu entitas yang tak kami kenal.""Ada petunjuk tentang sumber dana, transaksi tersembunyi, dan bahkan komunikasi internal yang ditulis dengan kode kuno,” ujar Rafi dengan nada serius, matanya tak lepas dari rangkaian informasi yang berjejer di layar.Clara mendekat, mengusap lembut dokumen yang baru dicetak dari hard drive. “Semua ini seolah menyusun sebuah puzzle. Setiap data mengungkap satu bagian rahasia—dan bagian itu sepertinya mengarah pada seseorang yang sangat berpengaruh dalam jaringan musuh.”Kieran menatap peta digital

    Последнее обновление : 2025-04-15
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 168

    Malam semakin pekat di luar, dan suasana di sekitar pusat operasi musuh terasa mencekam. Tim kecil yang dipimpin oleh Kieran dan Clara telah sampai di titik infiltrasi sisi barat, di mana sistem keamanan tampak paling rentan. Di balik barisan semak dan bayangan pohon, mereka diam-diam berkumpul sambil memeriksa peralatan dan senjata mereka—setiap detik terasa seperti secepat napas terakhir.“Inilah momen yang kita tunggu,” ujar Kieran dengan suara rendah, sambil mengarahkan pandangannya ke sisi bangunan yang diterangi lampu neon samar. “Kita harus masuk dengan cepat dan tepat. Setiap langkah yang kita ambil nanti akan menentukan nasib kita.”Clara, dengan mata yang penuh tekad meski mengandung kecemasan, menanggapi, “Kita telah mengumpulkan cukup data dan bukti. Sekarang saatnya menyusup untuk mendapatkan dokumen-dokumen vital dan menghancurkan pusat kendali mereka dari dalam.”Tim itu segera tersebar, masing-masing meraih posisinya dengan koordinasi yang rapi. Rafi, yang bertuga

    Последнее обновление : 2025-04-15

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 204

    Pagi itu, langit bersih tak berawan. Clara berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan jepit bunga kecil yang pernah diberikan Luna. Gaun putih polos yang ia kenakan melambai pelan tertiup angin dari jendela yang terbuka. Di luar, terdengar suara tawa anak-anak dan gesekan sapu dari halaman.Kieran muncul di ambang pintu, mengenakan kemeja linen abu-abu dan celana panjang krem. Wajahnya teduh, matanya tak lepas dari sosok istrinya.“Kau masih secantik hari pertama kita bertemu,” ucapnya.Clara berbalik dan tersenyum. “Dan kau masih pandai membuatku lupa bagaimana caranya merasa takut.”Hari itu bukan hari biasa.Hari itu, mereka akan meninggalkan sesuatu yang lebih besar dari rumah pesisir mereka: sebuah nama, sebuah harapan, sebuah warisan.1. Simposium PerdamaianTenda besar didirikan di lapangan terbuka, tak jauh dari rumah mereka. Bangku-bangku kayu disusun rapi, dihiasi bunga kering dan anyaman daun.Orang-orang dari berbagai komunitas netral datang: dari barat yang pern

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 203

    Fajar menyelinap di sela tirai linen, menorehkan cahaya emas ke dinding rumah kayu mereka. Clara sudah terjaga, duduk di meja kecil menghadap jendela, menggambar dengan pensil arang di buku sketsanya. Di halamannya, tergambar wajah Luna yang sedang tertawa sambil memeluk tanaman rosemary.“Sudah pagi?” suara Kieran serak dari belakang.“Sudah,” jawab Clara tanpa menoleh. “Dan aku tak ingin melewatkan satu pun pagi bersamamu.”Ia menutup buku sketsa pelan. “Kita pernah hidup dalam hari-hari yang penuh bahaya. Tapi sekarang, setiap pagi seperti surat cinta dari semesta.”Kieran menarik kursi dan duduk di sampingnya. Ia mengambil tangan Clara dan mengecupnya dengan tenang.“Dan surat itu,” bisiknya, “kutulis ulang setiap hari... dalam detak jantungku.”1. Panggilan dari KotaDi tengah kesederhanaan itu, Aretha muncul dalam bentuk hologram kecil di ruang tamu.“Ada komunikasi dari Pusat Penyelaras Sipil. Mereka ingin mengundang Tuan dan Nyonya untuk berbicara dalam simposium tentang rek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 202

    Langit di atas rumah pesisir itu bersih tak berawan, hanya sapuan tipis putih awan yang mengambang seperti mimpi yang tak ingin pergi. Clara berdiri di tepi tebing kecil yang menghadap langsung ke laut lepas, mengenakan gaun linen putih yang berkibar lembut ditiup angin. Di tangannya sebuah surat tua yang mulai menguning, ditulis tangan oleh Ayla—teman mereka yang telah pergi, namun meninggalkan warisan kenangan yang tak ternilai.“Dia menulisnya dua hari sebelum pengkhianatan terakhir di pusat markas,” ucap Kieran, yang berdiri beberapa langkah di belakangnya, membawa dua cangkir teh jahe hangat.Clara menoleh, menerima cangkirnya, dan tersenyum tipis. “Isi surat ini bukan sekadar perpisahan. Ini... seperti mandat untuk kita melanjutkan sesuatu.”Mereka duduk di bangku kayu yang menghadap laut, tempat favorit mereka setiap pagi. Angin membawa aroma garam, suara debur ombak, dan kicau burung camar—simfoni kehidupan baru yang jauh dari suara ledakan dan sandi-sandi perang.1. Rencan

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 201

    Mentari pagi menyembul perlahan dari balik bukit, membasuh langit dengan semburat keemasan. Clara membuka jendela besar di rumah pesisir yang mereka bangun bersama—sebuah rumah kecil bercat putih dengan atap biru laut, menghadap langsung ke samudra yang berkilauan.Angin membawa harum garam dan bunyi debur ombak ke dalam ruangan, membelai rambutnya yang tergerai. Kieran muncul dari belakang, mengenakan sweater tipis, lalu melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Clara.“Tempat ini seperti mimpi,” bisik Clara.“Bukan mimpi lagi,” sahut Kieran pelan. “Ini kenyataan yang kita bangun sendiri.”1. Hari Tanpa TugasUntuk pertama kalinya sejak sekian lama, mereka tidak diburu jadwal, tidak ada sistem yang harus diperbaiki, tidak ada kode berbahaya yang perlu dibongkar. Hanya mereka berdua, dan waktu yang terasa melambat.Kieran membuatkan sarapan: roti panggang, telur mata sapi, dan teh herbal yang dulu biasa mereka minum di tengah operasi markas. Clara tertawa kecil saat Kieran berjuang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 200

    Keterang hijau dawn lampu kota memudar perlahan ketika Clara dan Kieran menutup pintu ruang komando untuk malam terakhir mereka. Dua raga yang lelah, dua hati yang penuh luka—namun juga dua jiwa yang tumbuh lebih kuat oleh cinta dan persatuan.Mereka berjalan bergandengan menuju balkon atap, tempat bintang dan langit pagi menyambut. Aroma kopi hangat dan uap hujan semalam masih terasa, menambah kesyahduan momen."Kita berhasil," ucap Clara pelan, menatap wajah Kieran yang terpantul oleh kilau lampu jalan."Ya," jawab Kieran sambil membelai rambut Clara. "Ini hari terakhir konflik besar yang kita hadapi bersama. Sekarang kita punya kehidupan baru."1. Lambang Cincin Batu LautClara mengeluarkan kotak kecil berisi sepasang cincin sederhana: cincin Kieran terukir peta pulau tempat mereka berbulan madu, cincin Clara berhiaskan kelopak bunga liar yang mereka kumpulkan di dermaga malam itu."Ini lambang kisah kita," Clara berkata sambil menyematkan cincin pada jari Kieran. "Petualangan, ba

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 199

    Senja malam merayap cepat di cakrawala ketika Kieran, Clara, dan Samantha kembali ke ruang komando. Peta tiga dimensi Veritas terpancar di layar hologram—jalur pelayaran, lokasi gudang distribusi, dan rute pengiriman vektor biologis. Aretha mengatur status pra-serangan."Data Samantha sangat akurat," ucap Clara sambil menunjuk titik koordinat pelabuhan gelap. "Jika kita potong jalur itu, kita hentikan penyebaran sebelum dimulai."Kieran memekikkan jempol. "Kita butuh tim laut dan tim darat bekerja serentak. Clara, kamu dan Samantha tangani tanah: infiltrasi gudang distribusi. Aku pimpin tim laut ke kapal yang akan dipakai Veritas."Samantha menarik napas dalam. "Aku akan bawa logistik. Aku tahu rutenya—dari gudang mereka ke kapal selam kecil yang tersembunyi di Teluk Barat."1. Persiapan Dua FronDua tim bergerak:Tim Darat (Clara & Samantha): Menyusup ke gudang tersembunyi di pelabuhan tua, mengambil sample vektor, dan menanam perangkat remote dieback.Tim Laut (Kieran): Mengikuti

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 198

    Bayang malam masih menempel di kaca jendela, tetapi di hati Clara dan Kieran, ada kilatan cahaya baru yang menuntun mereka melewati lorong gelap. Setelah ujian kepercayaan dengan Arion, dua insan ini memerlukan waktu untuk sekadar berdua—melepaskan beban dan mengingat kembali janji yang pernah mereka ukir.1. Senandung Hening di BalkonMereka kembali ke balkon markas, memandangi kota yang gemerlap oleh lampu. Angin malam menyapu pelan—seperti menggoda daun-daun malu untuk menari.Clara menggenggam secangkir cokelat hangat, nafasnya mengepul di udara dingin. Kieran duduk di sampingnya, merangkul bahu Clara dengan lembut. “Aku tahu malam ini berat,” bisiknya. “Tapi aku senang kau di sini bersamaku.”Clara menoleh, tersenyum kecil di balik kerlip lampu kota. “Aku juga. Rasanya, untuk pertama kalinya sejak lama, aku merasa kita tidak sendirian dalam pertarungan ini.”2. Jejak Pelukan di Tengah KekalutanKieran meraih tangan Clara—sentuhan yang sederhana, namun penuh makna. “Clara,” ka

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 197

    Setelah ledakan bawah laut menghancurkan terowongan Genesis dan paket data palsu mengguncang Nexus, Kieran dan Clara kembali ke markas. Namun suasana di ruang komando terasa berbeda—tegang, penuh tatapan curiga. Clara menatap layar besar di dinding yang menampilkan alur operasi. Lampu-lampu hijau yang sebelumnya menandai keberhasilan, kini beberapa berkedip merah. Aretha tiba-tiba bersuara: > “Terdeteksi manipulasi data internal. Jejak akses terakhir oleh user Arion. Hasil autentikasi: user terverifikasi sebagai bagian tim inti Anda.” Kieran menahan napas. Arion—nama itu milik letnan lapangan yang selama ini paling setia. Ia menoleh ke Clara, mata mereka bertemu penuh kecemasan. “Arion?” gumam Clara. “Dia tidak mungkin…” Mereka segera menyusuri jejak digital. Aretha memproyeksikan peta pola jaringan: Arion mengirim sinyal enkripsi kuat ke server Veritas tepat setelah mereka menutup tambang Genesis. Lebih mengejutkan, ia mencabut modul komunikasi tim, memotong akses drone peny

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 196

    Fajar menyingsing perlahan ketika Kieran dan Clara tiba di markas rahasia mereka, membawa Sierra yang masih terguncang. Di lorong berpendar lampu putih, mereka berjalan serempak menuju ruang interogasi kecil—meja logam, tiga kursi, dan satu kursi roda.Clara membuka borgol Sierra dengan hati-hati. Sierra menatap kelelahan, matanya merah, bibirnya retak. Kieran dan Clara duduk berhadap-hadapan, menunggu Sierra bicara."Aku... tak bermaksud menghancurkan semuanya," suara Sierra gemetar. "Aku butuh uang untuk melarikan diri. Mereka menjanjikan kebebasan."Clara mencondongkan badan. "Siapa yang menjanjikan? Nexus Corp? Atau tangan bayangan lain?"Sierra menunduk. "Bukan hanya Nexus. Ada inisiator baru—organisasi yang membeli data Nexa untuk kemudian memanipulasi sisa-sisa penelitian. Mereka menyebut diri mereka Veritas.""Mereka kebal hukum, beroperasi di balik korporasi sah."Kieran meremas pegangan kursi. "Veritas... nama yang menipu. Mereka klaim menegakkan kebenaran, tapi ini cuma ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status