Share

Bab 40

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2025-02-15 15:02:50

Pagi itu, Clara merasa ada yang berbeda. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Seperti ada awan gelap yang mengintai, meskipun matahari pagi tetap bersinar cerah di luar jendela.

Dia merasa ada sebuah perubahan yang semakin mendekat, sebuah ujian yang jauh lebih besar daripada yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

Mungkin ini adalah titik puncak dari semua tekanan yang telah mereka jalani.

Setelah beberapa minggu yang penuh dengan rapat intens, keputusan bisnis besar, dan tantangan yang datang silih berganti.

Clara duduk di meja kerjanya di kantor, memandangi layar komputer yang seolah-olah berbicara padanya.

Di luar, Kieran sedang berbicara dengan beberapa investor dan klien penting, tapi Clara merasa terasing dari semua itu.

Semua yang terjadi semakin mendalam dan berat. Tak terasa, rasa cemasnya semakin menjadi-jadi.

Ponselnya berdering, memecah keheningan ruangannya. Clara meraih ponsel, d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 41

    Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan kosong. Matanya masih berat, tak ingin terbuka sepenuhnya. Setiap napas terasa begitu berat, seolah beban yang ia rasakan semakin bertambah. Kieran sudah lebih dulu pergi ke kantor, seperti biasanya, tetapi Clara merasa ada yang berbeda. Ia merasa semakin jauh dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari Kieran, meskipun mereka berdua sama-sama berjuang untuk proyek yang sudah mereka susun bersama-sama. Setelah beberapa menit merenung, Clara memutuskan untuk bangun dan mulai menjalani hari. Pekerjaan menunggunya. Mereka harus segera mendapatkan solusi, dan Clara tahu bahwa ia tidak bisa membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Namun, ketakutan itu tetap ada, menghantui setiap langkahnya. Apa yang akan terjadi jika semuanya gagal? Apa yang akan terjadi pada hubungan mereka jika mereka tak mampu menghadapinya? Clara memu

    Last Updated : 2025-02-15
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 42

    Hari itu, Clara merasa seolah-olah dunia mengamuk di sekitarnya. Keputusan-keputusan besar harus segera diambil, sementara waktu semakin menipis. Pagi-pagi sekali, Kieran telah menghubunginya dengan kabar buruk: Investor terakhir yang mereka harapkan untuk datang, juga mulai mundur dari kesepakatan. Situasi mereka semakin memprihatinkan. Clara duduk di meja kerjanya, menghadap layar komputer yang berisi laporan keuangan perusahaan yang semakin memburuk. Rasanya sulit untuk berpikir jernih. Setiap angka yang tertera di layar, setiap angka yang melambangkan kekurangan dana, seperti mengingatkan Clara bahwa waktu mereka untuk selamat semakin sempit. Pikirannya berkelana, mencoba mencari cara untuk keluar dari jalan buntu ini. Namun, meskipun otaknya dipenuhi dengan ide-ide yang berbeda, semua terasa seperti usaha sia-sia. Setiap kali ia menemukan

    Last Updated : 2025-02-16
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 43

    Setelah pertemuan yang penuh harapan dengan Arman, Clara dan Kieran merasa sedikit lega. Mereka berhasil mendapatkan investor yang dapat menghidupkan kembali proyek mereka. Namun, meskipun ada sinar harapan yang menerangi jalan mereka, Clara tidak bisa mengabaikan perasaan cemas yang masih menghantui dirinya.Proyek ini sekarang semakin besar, dan beban yang harus mereka tanggung semakin berat. Keputusan yang mereka buat akan berpengaruh besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi kehidupan pribadi mereka. Clara tahu bahwa ini adalah saat-saat yang menentukan, dan ia harus berhati-hati agar tidak mengambil langkah yang salah.Sore itu, setelah seharian penuh rapat dan diskusi dengan tim, Clara duduk di meja kerjanya, memeriksa dokumen-dokumen yang masih tertunda. Matanya terasa berat, dan kepala terasa pening. Namun, ia tidak bisa berhenti. Ia tahu bahwa setiap detik sangat berarti.

    Last Updated : 2025-02-16
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 44

    Hari itu terasa berbeda. Udara di luar tampak lebih mendung dari biasanya, seolah menyarankan bahwa hari ini bukanlah hari yang mudah bagi Clara. Sejak pagi, pikirannya terus dipenuhi dengan keraguan. Meskipun mereka telah mendapatkan dukungan investor dari Arman, Clara merasa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.Dia menatap cermin di depan mejanya, menyisir rambutnya yang mulai kusut. Matanya yang lelah tercermin dalam cermin, dan meskipun dia mencoba menenangkan diri, hati Clara merasa semakin gelisah. Setiap detik yang berlalu seolah memberi beban tambahan. Selama berbulan-bulan, dia telah memberikan segalanya—energi, waktu, dan pikirannya. Namun kini, seiring dengan kesuksesan proyek yang semakin dekat, Clara merasa ada sesuatu yang hilang. Suatu kekosongan yang tak bisa dijelaskan. Clara menghela napas panjang dan mencoba mengusir ke

    Last Updated : 2025-02-16
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 45

    Hari itu, cuaca cerah dengan angin sejuk yang berhembus lembut, namun Clara merasa seperti ada badai kecil yang sedang mengamuk dalam dirinya. Satu per satu keputusan besar yang diambil dalam proyek ini mulai datang dengan konsekuensi yang tak terduga. Semua yang mereka perjuangkan seakan berubah menjadi tumpukan kerjaan yang tak pernah ada habisnya. Semua orang yang terlibat dalam proyek ini semakin sibuk, sementara hubungan pribadi Clara dan Kieran semakin terabaikan. Kieran tiba di kantor lebih pagi dari biasanya. Matanya terlihat lelah, namun wajahnya masih menunjukkan ketegasan seperti biasanya. Clara baru saja menyelesaikan rapat dengan tim pemasaran dan kini sedang memeriksa laporan yang baru saja diterima. Ada ketegangan di wajahnya—sesuatu yang sudah mulai sering terlihat belakangan ini. "Kieran," suara Clara memecah keheningan. "Kita perlu bicara."

    Last Updated : 2025-02-17
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 46

    Malam itu, Clara tidak bisa tidur. Pikirannya berputar, mengingat pertemuan tadi siang dengan Arman. Beberapa hari terakhir terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Setiap detik yang berlalu, Clara merasa ada ketegangan yang semakin besar mengelilingi mereka. Proyek ini yang semula menjadi harapan, kini justru menjadi beban yang menekan batinnya. Ia duduk di balkon apartemennya, menghadap langit malam yang gelap. Hanya suara angin yang terdengar, dan sesekali mobil melintas di jalanan yang jauh. Namun, semua itu tidak mengurangi rasa cemas yang menghimpitnya. 'Apakah mereka akan mampu menyelesaikan semua ini?' Tanya Clara dalam hati. Beberapa kali, Clara mencoba menghubungi Kieran, tetapi teleponnya tidak diangkat. Mungkin, pria itu juga sedang terjebak dalam kekhawatiran yang sama. Kieran, dengan segala ket

    Last Updated : 2025-02-17
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 47

    Clara terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, ia merasa seolah ada banyak hal yang harus ia hadapi, tapi tak tahu harus memulainya dari mana. Proyek yang mereka kerjakan semakin mendekati titik akhir, tetapi setiap keputusan yang mereka ambil terasa semakin mempengaruhi bukan hanya pekerjaan, tapi juga perasaan mereka satu sama lain.Sesaat, Clara teringat kata-kata Kieran beberapa hari yang lalu. “Aku janji, kita akan melewati ini bersama. Kita akan cari cara untuk menghadapi Arman. Tapi kita juga harus mulai berani jujur pada diri kita sendiri, pada perasaan kita. Kita harus bicara lebih banyak, Clara.”Perasaan yang sama datang lagi—keraguan, ketakutan, tapi juga cinta yang begitu kuat. Apakah mereka benar-benar siap untuk menghadapi tantangan besar ini? Apakah mereka masih bisa melangkah bersama, atau proyek ini justru akan membawa mereka semakin jauh te

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 48

    Keesokan harinya, suasana di kantor terasa lebih ringan. Proyek yang semula menumpuk dengan tuntutan dan deadline yang menekan kini tampak memiliki sedikit ruang untuk bernapas. Clara merasa ada angin segar yang menyelimuti hati dan pikirannya. 'Mereka berhasil mendapatkan kesempatan kedua.'Arman telah setuju untuk memberi waktu tambahan, dan itu berarti mereka memiliki peluang untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih baik.Namun, meskipun hal itu membawa sedikit kelegaan, Clara tahu bahwa mereka tidak boleh lengah. Waktu yang mereka miliki sangat terbatas. Mereka hanya punya waktu lima hari untuk memperbaiki semua yang telah gagal dan meyakinkan Arman bahwa mereka mampu mengatasi segala tantangan. Meskipun demikian, Clara merasa sedikit tenang karena Kieran selalu ada di sisinya.Pagi itu, Clara masuk ke ruang kerjanya, menatap tumpukan dokumen yang harus segera diselesaikan. Ponselnya bergetar, dan dia

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 200

    Keterang hijau dawn lampu kota memudar perlahan ketika Clara dan Kieran menutup pintu ruang komando untuk malam terakhir mereka. Dua raga yang lelah, dua hati yang penuh luka—namun juga dua jiwa yang tumbuh lebih kuat oleh cinta dan persatuan.Mereka berjalan bergandengan menuju balkon atap, tempat bintang dan langit pagi menyambut. Aroma kopi hangat dan uap hujan semalam masih terasa, menambah kesyahduan momen."Kita berhasil," ucap Clara pelan, menatap wajah Kieran yang terpantul oleh kilau lampu jalan."Ya," jawab Kieran sambil membelai rambut Clara. "Ini hari terakhir konflik besar yang kita hadapi bersama. Sekarang kita punya kehidupan baru."1. Lambang Cincin Batu LautClara mengeluarkan kotak kecil berisi sepasang cincin sederhana: cincin Kieran terukir peta pulau tempat mereka berbulan madu, cincin Clara berhiaskan kelopak bunga liar yang mereka kumpulkan di dermaga malam itu."Ini lambang kisah kita," Clara berkata sambil menyematkan cincin pada jari Kieran. "Petualangan, ba

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 199

    Senja malam merayap cepat di cakrawala ketika Kieran, Clara, dan Samantha kembali ke ruang komando. Peta tiga dimensi Veritas terpancar di layar hologram—jalur pelayaran, lokasi gudang distribusi, dan rute pengiriman vektor biologis. Aretha mengatur status pra-serangan."Data Samantha sangat akurat," ucap Clara sambil menunjuk titik koordinat pelabuhan gelap. "Jika kita potong jalur itu, kita hentikan penyebaran sebelum dimulai."Kieran memekikkan jempol. "Kita butuh tim laut dan tim darat bekerja serentak. Clara, kamu dan Samantha tangani tanah: infiltrasi gudang distribusi. Aku pimpin tim laut ke kapal yang akan dipakai Veritas."Samantha menarik napas dalam. "Aku akan bawa logistik. Aku tahu rutenya—dari gudang mereka ke kapal selam kecil yang tersembunyi di Teluk Barat."1. Persiapan Dua FronDua tim bergerak:Tim Darat (Clara & Samantha): Menyusup ke gudang tersembunyi di pelabuhan tua, mengambil sample vektor, dan menanam perangkat remote dieback.Tim Laut (Kieran): Mengikuti

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 198

    Bayang malam masih menempel di kaca jendela, tetapi di hati Clara dan Kieran, ada kilatan cahaya baru yang menuntun mereka melewati lorong gelap. Setelah ujian kepercayaan dengan Arion, dua insan ini memerlukan waktu untuk sekadar berdua—melepaskan beban dan mengingat kembali janji yang pernah mereka ukir.1. Senandung Hening di BalkonMereka kembali ke balkon markas, memandangi kota yang gemerlap oleh lampu. Angin malam menyapu pelan—seperti menggoda daun-daun malu untuk menari.Clara menggenggam secangkir cokelat hangat, nafasnya mengepul di udara dingin. Kieran duduk di sampingnya, merangkul bahu Clara dengan lembut. “Aku tahu malam ini berat,” bisiknya. “Tapi aku senang kau di sini bersamaku.”Clara menoleh, tersenyum kecil di balik kerlip lampu kota. “Aku juga. Rasanya, untuk pertama kalinya sejak lama, aku merasa kita tidak sendirian dalam pertarungan ini.”2. Jejak Pelukan di Tengah KekalutanKieran meraih tangan Clara—sentuhan yang sederhana, namun penuh makna. “Clara,” ka

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 197

    Setelah ledakan bawah laut menghancurkan terowongan Genesis dan paket data palsu mengguncang Nexus, Kieran dan Clara kembali ke markas. Namun suasana di ruang komando terasa berbeda—tegang, penuh tatapan curiga. Clara menatap layar besar di dinding yang menampilkan alur operasi. Lampu-lampu hijau yang sebelumnya menandai keberhasilan, kini beberapa berkedip merah. Aretha tiba-tiba bersuara: > “Terdeteksi manipulasi data internal. Jejak akses terakhir oleh user Arion. Hasil autentikasi: user terverifikasi sebagai bagian tim inti Anda.” Kieran menahan napas. Arion—nama itu milik letnan lapangan yang selama ini paling setia. Ia menoleh ke Clara, mata mereka bertemu penuh kecemasan. “Arion?” gumam Clara. “Dia tidak mungkin…” Mereka segera menyusuri jejak digital. Aretha memproyeksikan peta pola jaringan: Arion mengirim sinyal enkripsi kuat ke server Veritas tepat setelah mereka menutup tambang Genesis. Lebih mengejutkan, ia mencabut modul komunikasi tim, memotong akses drone peny

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 196

    Fajar menyingsing perlahan ketika Kieran dan Clara tiba di markas rahasia mereka, membawa Sierra yang masih terguncang. Di lorong berpendar lampu putih, mereka berjalan serempak menuju ruang interogasi kecil—meja logam, tiga kursi, dan satu kursi roda.Clara membuka borgol Sierra dengan hati-hati. Sierra menatap kelelahan, matanya merah, bibirnya retak. Kieran dan Clara duduk berhadap-hadapan, menunggu Sierra bicara."Aku... tak bermaksud menghancurkan semuanya," suara Sierra gemetar. "Aku butuh uang untuk melarikan diri. Mereka menjanjikan kebebasan."Clara mencondongkan badan. "Siapa yang menjanjikan? Nexus Corp? Atau tangan bayangan lain?"Sierra menunduk. "Bukan hanya Nexus. Ada inisiator baru—organisasi yang membeli data Nexa untuk kemudian memanipulasi sisa-sisa penelitian. Mereka menyebut diri mereka Veritas.""Mereka kebal hukum, beroperasi di balik korporasi sah."Kieran meremas pegangan kursi. "Veritas... nama yang menipu. Mereka klaim menegakkan kebenaran, tapi ini cuma ke

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 195

    Langit sore mulai berubah jingga ketika Kieran berdiri di depan jendela besar ruang kerjanya. Matanya menatap jauh, namun pikirannya sibuk memutar ulang percakapan terakhir dengan Clara. Wajah gadis itu, dengan tatapan penuh keteguhan dan luka yang tersembunyi, terus membayanginya.Pintu diketuk pelan. Kieran membalikkan tubuhnya. Clara masuk dengan langkah hati-hati, membawa sebuah map berisi dokumen yang diminta Kieran siang tadi."Ini berkas laporan keuangan yang Anda minta," ucap Clara, menyerahkan map itu dengan tatapan profesional, tapi mata mereka sempat bertaut, dan keheningan sesaat menyergap.Kieran menerima map itu tanpa membuka, justru menatap Clara lebih lama dari yang seharusnya. "Kamu masih marah padaku?"Clara terdiam. Hembusan napasnya terdengar jelas di ruangan senyap itu. "Aku tidak marah. Aku hanya... belajar menjaga jarak.""Karena aku menyakitimu?" suara Kieran rendah, tapi jujur. "Karena aku terlalu pengecut untuk mengakui apa yang aku rasakan lebih awal?"Clar

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 194

    Pagi berikutnya, matahari memantul cerah di permukaan laut, menandai awal tugas baru bagi Clara dan Kieran—meski keduanya masih tersisa sisa euforia bulan madu. Sebuah perahu nelayan kecil siap melaju menuju titik koordinat X4Y7, tempat Aretha mendeteksi residu laboratorium bawah laut.Clara mengenakan wetsuit biru gelap, ia menarik napas dalam melihat ombak yang menari-nari. “Kamu yakin siap?” tanya Kieran, merapikan snorkel di wajahnya.Clara membalas senyum, “Seperti biasa—bersamamu, aku siap.”Mereka menyelam bersama dua teknisi biologi dan satu penyelam penyelamat. Di kedalaman sepuluh meter, aria bawah laut memikat—karang warna-warni, ikan tropis berkelompok, tetapi semakin jauh mereka menjelajah, air tiba-tiba mendingin dan kerang-kerangan berlumut memudar.Aretha memancarkan sinyal: “Clara, sorot lampu di sebelah kanan, koordinat 10.672°N, 123.456°E. Ada struktur logam.”Di antara terumbu, nampak puing-puing rangka baja—pintu laboratorium kecil setengah terkubur, kaca panel

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 193

    Udara sore terasa lebih hangat daripada biasanya. Di teras rumah besar itu, suara tawa kecil terdengar sesekali, membaur dengan aroma teh hangat dan kudapan yang baru saja disajikan.Angel duduk di samping Harry, menatap halaman depan yang kini penuh bunga musim semi bermekaran. Di antara mereka, Arka dan Naya sibuk bermain dengan puzzle besar di lantai kayu. Setiap tawa dan teriakan kecil anak-anak itu terasa seperti melengkapi kehidupan baru yang kini mulai tertata."Aku masih merasa ini semua seperti mimpi," kata Angel, menggenggam cangkir teh di tangannya. "Semua berubah begitu cepat."Harry menoleh, menatap wajah Angel dengan penuh kasih. "Kadang-kadang, hidup memang suka memberi kejutan," ujarnya lembut. "Tapi aku bersyukur kejutan itu membawamu ke hidupku."Angel tersenyum malu, pipinya bersemu merah. Ia tahu, segala luka masa lalu perlahan mulai sembuh. Ia tak lagi sendirian. Ia memiliki mereka—Harry, Arka, dan Naya. Sebuah keluarga yang ia impikan, kini menjadi nyata.Tak j

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 192

    Persiapan pernikahan Clara dan Kieran berjalan jauh lebih sibuk daripada yang mereka bayangkan. Sejak pagi, apartemen kecil mereka dipenuhi dengan tumpukan undangan, contoh dekorasi, hingga kain-kain gaun yang dipilih Clara dengan penuh semangat.Di ruang tamu, Lena sedang membolak-balik katalog kue sambil sesekali mengunyah biskuit. Sementara Victor dan Kieran sibuk memasang lampu-lampu gantung kecil yang akan digunakan untuk pesta kebun di hari pernikahan mereka."Aku masih tidak percaya Kieran yang biasanya dingin itu sekarang rela mengurusi lampu-lampu dan pita," ejek Victor, tertawa sambil mengangkat sebelah alis.Kieran hanya mendengus tanpa menoleh. "Semua ini untuk Clara. Jangan iri."Victor tertawa lebih keras, membuat Lena ikut tergelak. Clara, yang dari tadi duduk di lantai sambil menulis daftar tamu, hanya menggelengkan kepala dengan senyum penuh kasih.Suasana menjadi hangat. Tidak ada tekanan, tidak ada ketakutan akan masa lalu—hanya orang-orang yang mereka cintai berk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status