Share

BAB 148 : Aku Akan Kembali

Author: reefisme
last update Last Updated: 2025-05-15 00:00:53

Ethan mengangkat dagu, tegap, namun tidak menyela.

Namun Rick tidak memahami perubahan suasana di sekitarnya, ia terus mengoceh, “Aku benar-benar tidak menyangka Anda bisa datang ke kota kecil ini,” lanjut Rick, riang tanpa beban.

“Wayne Group adalah raksasa bisnis. Meski Anda melepas Wayne Group dan memimpin G&P, tapi G&P adalah perusahaan yang juga terkenal! Kalau media tahu CEO-nya pacaran sama orang Basalt, mereka pasti―”

“Rick,” Catelyn memotong dengan nada tegas, senyumnya terpaksa. “Senang bertemu lagi. Nikmati festivalnya, ya.”

Rick tersenyum bingung. “Oh. Ya, tentu.” Ia melambai dan menjauh, tidak menyadari badai yang telah ia lepaskan.

Sunyi menggantung di antara mereka berlima.

Gabriel yang pertama bicara, suaranya pelan namun dalam, “Ethan... Wayne? Kau ada kaitannya dengan Wayne Group?”

Ethan menarik napas, lalu mengangguk pelan. Tak ada gunanya ia menutupi lagi. “Ya. Aku Ethan Wayne yang ada kaitannya dengan Wayne Group.”

Noah mengembuskan napas panjang, seakan baru saja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 150 : Tentang Ayahnya

    Ia berdiri di belakang Gabriel dan Noah, tubuh tegapnya memancarkan aura dingin dan tak tergoyahkan.Ia menatap kedua saudaranya, lalu tanpa berkata sepatah kata pun, mengangkat tangannya dan mengetuk pintu dengan keras.Bukan ketukan memohon, melainkan gertakan tegas."Catelyn, hentikan sikap kekanak-kanakanmu!" ujar Vincent agak keras.Dari dalam, terdengar suara bantingan. Sesuatu jatuh ke lantai."Kekanakan?" seru Catelyn dari balik pintu. "Kalian yang kekanakan! Mengusir seseorang yang bahkan tidak melakukan kesalahan! Hanya karena dia seorang Wayne? Apa itu masuk akal?"Tak ada yang membantah. Rumah itu tenggelam dalam senyap yang mengerikan."Kalian membencinya... tanpa tahu siapa dia sebenarnya. Kalian bahkan tidak memberinya kesempatan! Hanya karena dia berasal dari keluarga kaya? Kalian pikir semua orang kaya itu busuk?"Vincent mengepalkan tangan, mencoba menahan emosi."Suatu hari nanti kau akan mengerti, Cat," Gabriel berujar pelan. "Kami melakukan ini bukan karena benci.

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 149 : Mencari Kebenaran

    Ethan melangkah keluar dari rumah keluarga Adams.Kelopak matanya menurun, disertai sorotan terbalut kemuraman yang tak dapat disembunyikan.Jemarinya yang membeku dalam kantong mantel hanya menggenggam sesuatu yang tak kasatmata—kesedihan, dan juga kebingungan yang berusaha ia pahami.SUV hitam mewah itu kemudian meluncur perlahan di jalan berkerikil. Mobil itu berhenti tepat depan pagar yang tampak usang namun terawat.Ethan tak perlu lagi memerintahkan Rodney memarkir kendaraan tersebut agak jauh dari rumah keluarga Adams.Pria bermata biru itu memutar badannya setengah, menatap ke arah pintu rumah keluarga Adams yang tertutup rapat―terasa lebih rapat dari sebelumnya, seakan memberitahu Ethan bahwa itu tak akan pernah terbuka untuk menyambut dirinya lagi di dalam sana.Sempat merasakan kehangatan bersama keluarga Catelyn, jujur Ethan merasakan kesedihan juga rasa sepi tiba-tiba, yang merasuk cepat ke relung hatinya.Rodney, ketua tim pengawal pribadi Ethan, dengan setelan hitam dan

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 148 : Aku Akan Kembali

    Ethan mengangkat dagu, tegap, namun tidak menyela.Namun Rick tidak memahami perubahan suasana di sekitarnya, ia terus mengoceh, “Aku benar-benar tidak menyangka Anda bisa datang ke kota kecil ini,” lanjut Rick, riang tanpa beban.“Wayne Group adalah raksasa bisnis. Meski Anda melepas Wayne Group dan memimpin G&P, tapi G&P adalah perusahaan yang juga terkenal! Kalau media tahu CEO-nya pacaran sama orang Basalt, mereka pasti―”“Rick,” Catelyn memotong dengan nada tegas, senyumnya terpaksa. “Senang bertemu lagi. Nikmati festivalnya, ya.”Rick tersenyum bingung. “Oh. Ya, tentu.” Ia melambai dan menjauh, tidak menyadari badai yang telah ia lepaskan.Sunyi menggantung di antara mereka berlima.Gabriel yang pertama bicara, suaranya pelan namun dalam, “Ethan... Wayne? Kau ada kaitannya dengan Wayne Group?”Ethan menarik napas, lalu mengangguk pelan. Tak ada gunanya ia menutupi lagi. “Ya. Aku Ethan Wayne yang ada kaitannya dengan Wayne Group.”Noah mengembuskan napas panjang, seakan baru saja

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 147 : Wayne Yang Itu

    Catelyn, menyadari diamnya Ethan, akhirnya bersuara pada Gabriel. “Mungkin… tahun depan kami akan datang lagi dan menikmati festival itu.” Nadanya lembut, tak ada penyesalan di sana. Hanya pengertian.Noah menoleh dari depan, tertawa pelan. “Padahal waktu remaja, Festival Musim Gugur adalah hari besar buat Cat. Ia selalu ikut lomba membuat pumpkin pie dan hiasan daun dari ranting maple. Itu adalah acara yang tidak pernah dilewatkan Catelyn kita.”“Kau benar,” sambut Gabriel.Noah kembali menyambung. “Gabe dan aku bahkan pernah bikin gerobak sendiri untuk ikut parade, dan Cat jadi Ratu Festival waktu umur lima belas. Dia terlihat seperti—”“Noah,” potong Catelyn, pura-pura memelototi kakaknya sambil tersipu.Tapi penuturan Noah itu tidak lewat begitu saja di benak Ethan.Pria itu menoleh, menatap Catelyn yang sedang menunduk, menyembunyikan senyum malu.Kilasan bayangan masa lalu gadis itu menyusup ke dalam hatinya—seorang Catelyn muda yang penuh semangat, berlarian di antara lapak fest

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 146 : Demi Dirinya

    Setelah jeda singkat di titik finish bersama Noah dan Gabriel, Catelyn mengajak Ethan mencoba jalur yang lebih ringan, hanya berdua.Lintasan itu menurun lembut, membelah hutan pinus bersalju yang seolah tak tersentuh waktu.“Awas, jalur ini lebih banyak tikungan,” seru Catelyn sambil meluncur lebih dulu, senyumnya terpantul di kaca pelindung helm. “Karena kau berhasil mengimbangi kakakku, sekarang ayo bertanding denganku!”Ethan mengejarnya dengan mudah, tubuhnya mengikuti aliran salju seolah telah menyatu dengan alam.Ia mendekat perlahan, lalu berseru, “Kau yakin ingin bertanding denganku, Kitty? Dengan senang hati! Bahkan bisa-bisa aku jadi ketagihan.”Catelyn tertawa ringan. “Anggap saja kau bertanding dengan pemandu lokal.”“Tapi pemandu biasanya tidak secantik ini,” ucap Ethan, menyusul ke sisi kirinya.Catelyn menoleh cepat, hendak membalas, namun lengah oleh lirikan Ethan yang menggoda—dan dalam sepersekian detik, ujung ski-nya terpeleset oleh gundukan salju kecil.“Aaah!”Re

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 145 : Bertanding

    Pagi itu, udara di Maroon Bells menggigit lembut kulit, menyelusup melalui sela jaket dan sarung tangan.Salju menghampar seperti samudra putih yang sunyi, memantulkan sinar matahari yang menerobos langit cerah pegunungan Aspen. Pepohonan pinus berdiri membeku, dan di kejauhan, lekuk-lekuk gunung tampak megah dalam diamnya.Catelyn sedang mengencangkan pengait sepatu ski-nya, sementara Gabriel memeriksa helm dan kacamata pelindung.Noah, seperti biasa, paling banyak bicara, paling sibuk bercanda. Ia melirik Ethan yang sedang berdiri tenang, mengenakan perlengkapan ski dengan gerakan efisien, seolah ini bukan kali pertama ia melakukannya.“Jadi,” ucap Noah, melinting senyumnya lebar sambil menggenggam tongkat ski dan melangkah lebih dekat ke arah Ethan, “Kalau kau ingin masuk ke keluarga Adams, Ethan... ada satu syarat yang tak tertulis.”Ethan mengangkat alis tipis. “Oh ya? Apa itu?”“Harus bisa ski,” ujar Noah sambil tertawa kecil. “Dan bukan sekadar bisa. Tapi harus cukup berani unt

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 144 : Kehangatan Keluarga

    “Begini Vincent, aku minta maaf soal sebelumnya. Aku tidak bermaksud bertindak tidak senonoh pada Catelyn. Aku―”“Maksudmu kau mau menciumnya tadi?” sergah Vincent datar. “Aku tidak memanggilmu untuk membahas hal itu.”Ethan berdeham canggung.Kini ia tahu, malam ini bukan sekadar percakapan ringan antara kakak pacar dan pria yang sedang mencoba mengenal keluarganya.Vincent duduk di seberangnya, kedua tangan bertaut di atas meja, lengan kemejanya sedikit kusut namun tetap mencerminkan wibawa seorang kepala polisi.“Sebelum kau bicara tentang niatmu pada adikku, aku ingin menyampaikan satu hal terlebih dahulu, Ethan,” ucap Vincent, suaranya dalam dan tenang. “Kami, aku dan kedua saudaraku, bukan tipe pria yang mudah percaya. Terutama pada pria yang datang membawa pesona, dengan senyum ramah dan kata-kata indah.”Ethan menelan napas. Tidak bicara, hanya mendengarkan.“Kami membesarkan Catelyn bersama. Dia bukan hanya adik kami, dia satu-satunya keluarga yang tersisa setelah ayah dan ibu

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 143 : Album Foto

    “Jadi, bisa kau ceritakan mengapa kau menutupi tentangku?” Suara Ethan tenang dan dalam saat ia melangkah masuk ke dalam kamar Catelyn.Udara musim gugur yang sejuk menyusup melalui celah-celah jendela, membawa aroma pinus dan kayu basah. Di lantai atas rumah bergaya country itu, lampu temaram menyala di kamar yang tak pernah benar-benar ditinggalkan: kamar Catelyn.Ethan berdiri di tengah ruangan, mengamati setiap detail.Dinding berwarna sage green masih utuh, rak buku kecil di sudut ruangan penuh dengan novel-novel lama, dan di atas bufet kayu ek, terletak sebuah album foto berbalut kain linen krem.Aroma lavender samar dari bantal dan seprai membangkitkan rasa damai, seakan waktu berhenti sejak Catelyn pergi enam tahun lalu.Catelyn masih diam. Alih-alih menjawab pertanyaan Ethan, ia malah berkata, “Kata Noah, Vincent pindah ke kamar lantai atas bertukar dengan kamar Noah sejak aku pergi, dan selalu membersihkan kamarku ini dengan rutin.”Mengetahui keengganan Catelyn menjelaskan,

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 142 : Pria Yang Istimewa

    Basalt, rumah keluarga Adams – malam hari.Mobil Ethan berhenti tepat di depan rumah kayu dua lantai bergaya country sederhana yang berdiri di kaki bukit Basalt.Lampu-lampu hangat menerangi jalan masuk, memantulkan bayangan keemasan ke dedaunan maple yang mulai berguguran.Catelyn menarik napas dalam, lalu menoleh pada Ethan. “Siap?”Ethan mengangguk―tenang, namun tak dipungkiri ia menyimpan kegugupan. Meski demikian, tangan pria tampan itu menyentuh lembut punggung Catelyn ketika mereka berjalan menuju teras.Pintu dibuka oleh Gabriel, yang langsung tersenyum lebar melihat adik perempuannya.“Catelyn,” sapa Gabriel, lalu beralih pada pria bermata biru di samping Catelyn. “Dan ini adalah…”“Kau bisa memanggilku Ethan,” tukas Ethan dengan senyum sopan mengulurkan tangan yang langsung disambut Gabriel dengan hangat.“Gabriel. Kakak pertama Catelyn.”Noah muncul tak lama setelahnya, mengenakan kemeja santai dan syal panjang yang dililit sembarangan.Ia memeluk Catelyn dengan gaya khasnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status