Share

BAB 188 : Mencari Tahu

Penulis: reefisme
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-04 12:47:20

Siang menuju sore itu, suasana di mansion keluarga Wayne di Madison begitu hening.

Angin musim gugur menyapu lembut pepohonan tua di halaman luas, membuat ranting-ranting berderit samar.

Di dalam ruang kerja besar dengan dinding kayu mahoni, James Wayne duduk di balik meja panjang yang penuh dengan berkas-berkas dan lampu meja berwarna keemasan.

Ia memegang telepon di telinga, mendengarkan dengan seksama suara di seberang sana.

Mata James yang tajam menatap kosong ke arah jendela besar, seperti mencoba menembus kegelapan malam. Saat lawan bicaranya selesai, James terdiam sejenak, rahangnya mengeras.

Dengan suara berat, ia akhirnya berkata, “Rodney… dengarkan baik-baik. Apa pun yang kau lakukan, pastikan Ethan tidak bertindak gegabah. Aku tidak peduli caramu bagaimana, tapi jika sesuatu yang buruk terjadi pada Ethan karena ia melakukan tindakan konyol demi menyelamatkan Catelyn, maka aku akan menuntut pertanggungjawabanmu. Kau mengerti?”

Keheningan di ujung telepon membuat tekanan kata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 192 : Berikan Pesta Untuk Mereka

    Langit sore di atas Denver tampak kelabu, berat oleh awan dan sisa debu badai yang menggantung di udara. Dari jendela lebar penthouse Four Seasons, panorama kota yang biasanya megah kini tampak muram.Di dalam, ruangan utama lantai atas itu telah berubah total—bukan lagi ruang elegan tempat seorang miliarder menikmati senja, melainkan markas darurat pencarian yang tegang dan penuh tekanan.Beberapa layar besar menampilkan peta wilayah Amerika Tengah: garis-garis merah menandai jalur pergerakan, titik-titik biru berkelap-kelip menandai lokasi tim lapangan.Suara perangkat komunikasi dan langkah-langkah cepat bergema di udara. Di tengah ruangan itu, Ethan Wayne, berdiri tegak di depan meja besar yang dipenuhi dokumen dan peta digital.Wajahnya keras, mata birunya tajam seperti baja dingin, nyaris tanpa ekspresi—namun dari gerakan jarinya yang mengepal, amarah dan keputusasaan terselubung begitu jelas.Dua puluh jam telah berlalu sejak Cat

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 191 : Satu Nama

    Malam menyelimuti tepian sungai. Kabut tipis melayang di atas permukaan air, memecah sinar lampu dermaga menjadi pita-pita oranye yang bergetar.Di kejauhan, siluet jembatan dan kontur kota St. Louis berdiri seperti bayangan kenangan—terlihat megah, tapi jauh. Tak satu pun menyadari apa yang berlangsung di bawahnya.Helikopter menderu rendah, lampu sorotnya menumpuk pada lembaran gelap gudang tua. Suara rotor menghembuskan angin yang keras, mengoyak dedaunan kering di tepi dermaga dan mengirim serpihan kertas yang tertinggal melayang.Di bawah bayangan mesin itu, tiga sosok berwajah tegang bergerak cepat, menurunkan sebuah keranda kecil berlapis kain dari kabin yang remang.Salah satu dari mereka—lebih tua, bergerak sigap namun terlihat lelah—menggotong tubuh yang tak berdaya dan rapuh: Catelyn.Catelyn terjaga dengan separuh penglihatan; rambutnya menempel lembap di pelipis. Napasnya tersengal, terombang-ambing antara kebingungan

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 190 : Pencarian

    Ethan kembali melangkah menuju ruangan lain di penthouse, yang telah disulap menjadi seperti ruang kontrol.Ruangan itu terasa seperti pusat komando kecil yang terangkat dari film—dinding dipenuhi layar datar, peta digital Denver membentang di satu monitor besar, kamera-kamera CCTV menampilkan ubin-ubin mall, koridor, dan beberapa titik kejadian.Lampu redup di langit-langit memberi kesan operasi darurat; layar-layar berkelip, angka dan koordinat bergerak tak henti.Ethan berdiri di depan salah satu layar, jasnya masih terangkat di bahu, wajahnya pucat oleh amarah yang tertahan kecemasan. Matanya yang biru menatap setiap feed dengan intensitas pemburu.Di belakangnya, Rodney dan beberapa anggota tim duduk di meja konsol, mengetik perintah, memindai ulang rekaman, memanggil kontak, menghubungi pihak-pihak terkait.“Sampai sekarang, tidak ada jejak kendaraan yang teridentifikasi membawa nona,” laporan salah satu operator terdengar d

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 189 : Memulai Permainan Berbahaya

    Dana menelan ludah sebelum melanjutkan. “Kami masuk restroom bersama. Catelyn yang pertama masuk bilik. Setelah itu saya, lalu Misha dan Inez. Kami sempat bercanda, saling menggoda. Tapi… saat kami keluar, ia tak menyahut ketika dipanggil. Axel mendobrak pintu bilik itu, dan—” Dana menunduk, suaranya serak. “Kosong. Ia… sudah hilang.”Misha, dengan suara bergetar, menambahkan, “Kami tidak pernah membayangkan… jika tahu dia sedang diincar, saya tak akan pernah mengajaknya.”“Apa kalian melihat hal-hal mencurigakan sebelumnya? Atau siapapun di dalam sana?”Ketiganya menggeleng.“Kalian yakin? Ingat-ingat lagi. Jangan lewatkan hal sekecil apapun.” Suara Ethan dalam, meski tidak berintonasi tinggi, itu sangat menekan ketiga wanita muda tersebut.Seolah dipasang remote, ketiganya segera melaksanakan ucapan Ethan dan berpikir keras.Dana mengerjap sekian kali, lalu ia bersuara ragu-ragu. “Saya… Saya sempat memperhatikan beberapa kali berpapasan dengan seorang lelaki yang sama. Tapi kami tida

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 188 : Mencari Tahu

    Siang menuju sore itu, suasana di mansion keluarga Wayne di Madison begitu hening.Angin musim gugur menyapu lembut pepohonan tua di halaman luas, membuat ranting-ranting berderit samar.Di dalam ruang kerja besar dengan dinding kayu mahoni, James Wayne duduk di balik meja panjang yang penuh dengan berkas-berkas dan lampu meja berwarna keemasan.Ia memegang telepon di telinga, mendengarkan dengan seksama suara di seberang sana.Mata James yang tajam menatap kosong ke arah jendela besar, seperti mencoba menembus kegelapan malam. Saat lawan bicaranya selesai, James terdiam sejenak, rahangnya mengeras.Dengan suara berat, ia akhirnya berkata, “Rodney… dengarkan baik-baik. Apa pun yang kau lakukan, pastikan Ethan tidak bertindak gegabah. Aku tidak peduli caramu bagaimana, tapi jika sesuatu yang buruk terjadi pada Ethan karena ia melakukan tindakan konyol demi menyelamatkan Catelyn, maka aku akan menuntut pertanggungjawabanmu. Kau mengerti?”Keheningan di ujung telepon membuat tekanan kata

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 187 : Berita Tak Terduga

    Madison – Ruang Rapat Tertutup, Gedung Pusat G&P Ltd.Ethan duduk di kursi utama ruang rapat modern, dikelilingi direktur dan investor internasional. Cahaya lampu kristal yang dingin memantulkan bayangan wajah seriusnya.Ia mengenakan setelan cokelat tua yang rapi, dasinya terikat sempurna. Dari luar, ia terlihat tenang, percaya diri, dan mendominasi ruangan.Tapi di balik tatapan biru matanya yang tajam, ada riak kecil—karena seorang gadis yang jauh dari sisinya, yang terus membuatnya merasakan debaran aneh yang tak henti mendera. Kemudian hanya mengartikan itu adalah rindu yang menggila.Di ruang rapat lantai atas gedung megah itu, Ethan duduk di kursi utama. Wajahnya serius, kedua tangannya bertaut di atas meja kaca panjang.Para direktur tengah mempresentasikan laporan penting mengenai proyek baru—pertemuan yang sudah disusun berbulan-bulan, dan tak seorang pun berani menyela.Tepat saat ia hendak memberi komentar, tiba-tiba pintu berlapis kayu mahoni itu terbuka dengan cepat namu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status