Share

Bab 254

Hasan mengadzani anak perempuannya dengan terharu, bagaimana dia dan Aina selalu mendebatkan jenis kelamin anaknya dulu.

"Abang inginnya anak cewek sih, bisa menjadi teman di kala tua nanti," ujar Hasan ketika Aina tengah hamil.

"Kalau aku maunya anak cowok, bisa membela ibunya kalau disakiti ayahnya."

"Eh? Memangnya siapa yang akan menyakitimu, Sayang?"

"Ya, ke depannya kita gak tahu kan, perjalanan hidup akan seperti apa."

Hasan mencium pipi mungil yang masih keriput di kedua tangannya, Allah sungguh maha pengasih dan penyayang, semua keinginannya kini terkabul. Kini mereka memiliki dua anak yang didambakannya juga didambakan Aina. Perjalanan cintanya yang penuh liku bisa mereka atasi bersama, mengingat perjuangannya dulu, kini dia harus banyak-banyak bersyukur, senyum ceria ayahnya yang kini memangku anak yang baru saja dia serahkan itu membuat matanya berkaca-kaca, tidak menyangka ayahnya akan bersikap demikian, padahal dulu dia yang paling menentang. Benar, kata Aina ... Tidak ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status