Share

Bab 25

"Tunggu."

Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke belakang, lelaki itu sudah menibakkan kertas koran yang menutupi wajahnya, wajah tampannya terpampang jelas di hadapanku. Tanpa kusadari aku menjadi gugup, detak jantungku bertalu dengan cepat hingga aku serasa susah bernapas.

"Kemarilah, duduk di sini," ujar lelaki itu sambil menunjuk sebuah kursi bambu di depannya.

Dengan ragu aku melangkah dan duduk di depan lelaki itu. Dia segera duduk dari pembaringan dan menyeruput kopinya yang masih panas, aku terkesima, takut dia marah karena telah menambahkan sesendok gula.

"Hmm, enak. Kau yang membuatnya?"

Aku segera mengangguk, dadaku yang tadinya sesak terasa plong dengan ucapannya. Dia tidak marah walau aku menambahkan gula.

"Apa Tuan Hasan menyukainya?" Aku nekad bertanya

"Ya, rasanya sedikit berbeda, tapi aku suka." Sudut bibirnya melengkung sedikit.

"Tapi aku menambahkan sesendok gula tadi, maaf ya," ujarku.

"Oh ya? Pantas ada manis-manisnya gitu ...."

Entah kenapa perkataa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status