Share

Bab 26

Aku buru-buru datang ke balkon setelah mendengar panggilannya, lelaki itu masih seperti posisi kemarin, berbaring di kursi panjang. Melihatku datang, lelaki itu segera duduk dan meraih kopi yang kubawa sebelum kuletakkan di atas meja. Dia menyesap kopi dengan perlahan, meraih biskuit malkis di dalam toples yang sudah kubuka tutupnya dan mencelupkan biskuit ke dalam kopi sebelum memakannya.

"Tolong bacakan buku ini, Ai. Mataku sakit membacanya," ujar lelaki itu, lagi-lagi alasan matanya sakit.

Aku mengambil buku yang dia sodorkan, sebuah buku berjudul 'psikologi presuasi' sampulnya bergambar sebuah mata besar berwarna coklat.

"Apakah mata Tuan bermasalah? Rabun jauh atau rabun dekat misalnya?" tanyaku hati-hati.

"Entahlah, mataku sering lelah jika membaca terlalu lama," jawabnya.

"Sebaiknya tuan periksa ke dokter mata, jika ada gejala rabun bisa mengenakan kaca mata," ujarku.

"Aku tidak sempat ke dokter mata, jika ingin membaca kan ada kau yang bisa membacakan, suara artikulasi dan int
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status