Share

Akan kaya

Auteur: Jenang gula
last update Dernière mise à jour: 2025-05-27 08:12:46

Hati Erica sangat buruk, dia tak jadi beli es krim, kembali ke ruangannya, dan melanjutkan lagi lukisan yang tadi. Tak ada lelah, perut lapar, atau apa pun. Erica terus menggerakkan jemarinya hingga lukisan yang awalnya tidak mungkin, selesai juga. Kursi panjang yang memang ada di ruangannya, Erica duduk di sana, dan mulai menangis tergugu. Pertemuan barusan sungguh mengguncang hati.

Jaxx ... tiba di rumah, cukup sepi dengan adanya tamu, “Di mana Ana?”

“Nona Ana keluar sebentar, beliau hanya bilang kalau nanti malam pasti pulang, dan besok ikut ke galeri dengan Anda.”

Jaxx mengangguk dan terus ke kamar, “Antarkan makananku ke kamar.”

“Baik, Mr.” Pelayan itu ke dapur dengan diikuti Abi, “Ada undangan dari Aganta, pameran untuk besok, dan apa kamu percaya dengan nona Ana?”

Abi terkekeh, “Bukankah kalian mengawasinya dari CCTV?”

“Ya, hanya saja wajahnya seperti tidak bisa dipercaya.” Pelayan itu menyiapkan makanan, “Dia memang hanya membaca dan duduk sampai jam makan siang, tetapi
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Pulang?

    Setelah anak buahnya pergi, Hans berbalik dan menemui Erica, dia melihat wanita itu tetap sibuk di depan kanvas, “Bukankah hari ini semua seniman libur? Mereka ikut menikmati pameran di luar, kan?” Mendekat dan melihat lukisan yang masih sketsa. Erica tersenyum, “Aku hanya akan bingung kalau berdiam diri di luar.” Setelah membersihkan kekacauan dengan Jaxx, Erica memang mulai melukis, dia ingin menuangkan sesuatu yang indah di kanvas. Hans tersenyum, sepertinya Erica sengaja bersembunyi untuk menghindari Jaxx, “Aku akan pulang, kalau kamu memang libur, maukah kamu pulang bersamaku sekarang?” Erica menoleh dan tersenyum, “Ya, setelah menghabiskan catku.” Kembali memoles siluet demi siluet yang sudah terbayang akan menjadi gambar apa.” Hans lebih mendekat lagi dan memeluk Erica, “Apa aku bisa membantumu?” Mengusap lengan Erica hingga ke jemari. Erica terkekeh, “Hans, kenapa kamu menggodaku di sini?” Berusaha lebih cepat agar catnya segera habis. Hans malah terkekeh. Ganti mendonga

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Kegirangan

    Ana langsung menoleh, lukisan senja yang indah, siapa pun yang melihat, seolah benar-benar berada di pantai dan bisa merasakan hangat oleh sinar jingga itu. “Erica.” Nama yang bahkan tak pernah didengar sebelumnya oleh Ana. “Apa dia cantik? Dia keras kepala juga? Apa dia tahu Jaxx itu setengah gila?” Bill malah terkekeh, “Cari saja harta karunnya, Nona Ana. Aku kawatir Mr. Jaxx datang sebelum kita menemukan apa pun dan menimbulkan masalah baru.” Bill menjauh meski masih berjarak aman dan memeriksa lukisan lain yang berhubungan dengan air. Ana mencebikkan bibir. Dia cukup mengerti kenapa Bill tidak mau buka suara, mungkin karena kesetiaan atau semacamnya, yang jelas Ana benar-benar ingin tahu, seperti apa wanita bernama Erica itu. Rose ... hanya duduk dan sesekali memainkan ponsel, “Berapa lama lagi?” Rasanya sangat bosan sekali dan tetap tak ada yang memberinya kabar baik. “Kami masih berusaha, Madam.” semua orang menjawab serentak membuat orang lain yang tak tahu apa tujuan Rose

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Suka hukumanku?

    Hans baru saja tiba di rumah Rose, dia disambut seperti biasanya, dan langsung masuk begitu saja. Rose menoleh sebentar dan menyuruh Hans duduk di depannya agar ikut sarapan, “Undangan Johan datang semalam, tetapi aku tidak tahu harus melakukan apa nanti.” Hans paham dengan ucapan Rose, “Aku hanya mengingat hal kecil, air, tetapi entah itu danau, sungai, laut, atau bahkan samudera sekali pun. Mr.Scott tidak pernah mengatakannya dengan detail.” Rose mengangguk, membenarkan apa yang dikatakan Hans, “Bagaimana setelah ini? Kalau uang itu tidak ditemukan, aku bisa gila, Jaxx tidak bisa diremehkan.” “Karena itu pula Anda menyukainya.” Hans langsung tembak saja. Rose malah tertawa, “Kau sengat mengenalku dan karena itulah aku menyayangkan kalau kau mundur dari bisnis menyenangkan ini.” Rose mendengar dari anak buahnya yang setia kalau Hans sudah lama berencana pensiun dari dunia gelap, tetapi tangan dingin Hans mengelola usahanya tidak main-main, rasanya akan sayang kalau melepaskan Ha

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Mengabulkan permintaan

    Dokter muda itu mengerutkan kening, “Kamu serius dengan tindakanmu?” Mengambil amplop dan membaca isinya, meski cukup menarik, dia tetap mengembalikan amplop itu ke posisi semula, “Aku sudah pernah bilang kalau tidak tertarik dengan harta karun itu, kan?” “Kenapa? Bukan hanya Jaxx dan Hans, bahkan kita juga anak angkat Mr.Scott, kan? Sudah seharusnya dia memberi kita warisan juga. Hans sudah mendapatkan banyak uang dari madam Rose, Jaxx dari Mr.Scott, dan aku akan menuduhku gila kalau ikut campur mencari harta itu juga? Aku akan membaginya denganmu, bukankah aku cukup bermurah hati?” Dokter itu terkekeh, melepas kacamatanya, dan menyandarkan punggung agar lebih jelas menatap Ana, “Apa yang diberikan Mr.Scott selama ini, kepercayaannya, kasih sayangnya, sudah cukup bagiku, dan aku tidak membutuhkan apa pun lagi.” Ana menggeleng, “Kau gila. Benar-benar gila. Dari mana pikiran gilamu datang, hah?!” “See?” Merentangkan dua tangan seolah memberi tahukan ke Ana betapa sibuk dengan saat

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Akan kaya

    Hati Erica sangat buruk, dia tak jadi beli es krim, kembali ke ruangannya, dan melanjutkan lagi lukisan yang tadi. Tak ada lelah, perut lapar, atau apa pun. Erica terus menggerakkan jemarinya hingga lukisan yang awalnya tidak mungkin, selesai juga. Kursi panjang yang memang ada di ruangannya, Erica duduk di sana, dan mulai menangis tergugu. Pertemuan barusan sungguh mengguncang hati. Jaxx ... tiba di rumah, cukup sepi dengan adanya tamu, “Di mana Ana?” “Nona Ana keluar sebentar, beliau hanya bilang kalau nanti malam pasti pulang, dan besok ikut ke galeri dengan Anda.” Jaxx mengangguk dan terus ke kamar, “Antarkan makananku ke kamar.” “Baik, Mr.” Pelayan itu ke dapur dengan diikuti Abi, “Ada undangan dari Aganta, pameran untuk besok, dan apa kamu percaya dengan nona Ana?” Abi terkekeh, “Bukankah kalian mengawasinya dari CCTV?” “Ya, hanya saja wajahnya seperti tidak bisa dipercaya.” Pelayan itu menyiapkan makanan, “Dia memang hanya membaca dan duduk sampai jam makan siang, tetapi

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Memanggil lirih

    Ana meletakkan secarik kertas itu di pangkuannya dan membuka buku yang diambil tadi, “Ini ... tulisan tangan?” Ana membuka halaman secara acak, “Apa ini catatan harian? Punya siapa?” Ana membalik halaman lain. Meski tidak tertera tanggal, hari, atau bahkan tahun, catatan yang tertulis di dalam buku ini seperti curahan isi hati seseorang. Pelayan mengetuk pintu dan masuk, “Nona Ana, makan siang sudah siap.” Ana berdiri dengan membawa buku itu, lalu ke ruang makan, “Jaxx sudah pulang?” “Belum, Nona. Saat Mr. Jaxx pergi, biasanya beliau akan kembali setelah senja atau malam.” Ana menghabiskan makanannya, kembali ke kamar untuk bersiap, dan keluar dengan tas yang sudah menampung barang-barang pentingnya, “Katakan ke Jaxx, aku hanya pergi sebentar, aku akan kembali nanti malam, dan tetap akan pergi ke Aganta besok bersamanya.” “Baik, Nona.” Ana langsung keluar dari rumah Jaxx dengan naik taksi. Di Aganta ... Johan menemui Erica untuk melihat sejauh mana lukisan itu selesai, delapan

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status