Share

Erlangga Adi Kusuma

Adzan subuh berkumandang, beriringan dengan ayam jantan yang berkokok menandakan hari baru telah dimulai.

Seorang laki-laki berperawakan tinggi tegap dengan rambut panjang sebatas bahu, berjalan menyusuri jalan komplek yang masih sepi, dipundaknya bergantung sajadah berwarna hijau, sejuknya embun yang berjatuhan dari pucuk dedaunan menambah aroma subuh kian terasa.

Laki-laki itu terus berjalan membelah jalanan yang sepi, terkadang dia berpapasan dengan pedagang keliling yang hendak pergi kepasar, terkadang bersalaman dengan sesama jamaah masjid komplek.

"Assalamualaikum, Mas Erlangga." Sapa seorang bapak tua yang hendak pergi ke masjid, dia baru saja keluar dari dalam rumahnya. Erlangga menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke sumber suara.

"Waalaikumsalam pak Aci." jawab Erlangga disertai dengan senyuman menawannya.

"Mas erlangga ini, rajin sekali, semenjak Mas erlangga tinggal dikomplek sini, jadi banyak warga yang mau sholat berjamaah di masjid." Ucap pak aci pada Erlangga, sambil menutup pagar rumahnya.

"Bapak terlalu berlebihan, itu bukan karena saya, tapi Karena Allah telah menggerakkan hati mereka." Kata Erlangga sambil meneruskan langkahnya menuju masjid bersama dengan Pak Aci.

"Tidak ada asap jika tidak ada api, hati mereka tergerak karena suara dan ucapanmu, menggugah hati mereka walau itu juga dengan kuasa Allah, kamulah yang ditunjuk Allah untuk menggerakkan hati mereka." Kata Pak Aci

Mereka melepas sandal yang mereka kenakan dipelataran masjid, kemudian melangkah bersama masuk ke dalam masjid. Mereka kemudian langsung menuju ke shaf sholat, berjajar dengan jamaah lain yang telah terlebih dahulu tiba di dalam masjid.

Setelah selesai melakukan sholat masjid berjamaah, seperti kebiasaan sebelumnya mereka bermurajaah dengan dibimbing oleh Erlangga. 

Suara Erlangga yang lembut membuat siapa yang mendengar pasti akan terhanyut karenanya, jadi wajar saja semenjak Erlangga yang memimpin murajaah banyak warga yang ikut berjamaah kala subuh, terlebih lagi para jamaah perempuan, mereka berlomba-lomba merebut hati Erlangga, bahkan ibu-ibu komplek banyak yang terang-terangan meminta dirinya untuk dijadikan menantu mereka.

Namun Erlangga hanya tersenyum dan menangapi dengan sopan perkataan para gadis dan ibu-ibu yang menginginkan dirinya. 

Matahari kian tinggi menampakkan sinar keemasan yang menyilaukan mata, namun menghangatkan jiwa setiap insan yang berada dibawahnya. 

Sepulang dari masjid Erlangga memasak sarapan untuk dirinya sendiri kemudian bersiap menuju bengkel miliknya. Bengkel yang ia bangun dengan kerja keras dan kesabaran yang luar biasa. beberapa kali keluarganya ingin menghancurkan usahanya namun dia tetap bersabar dan tegar menghdapi semuanya.

Kesalahpahaman yang terjadi antara dia dan keluarganya membuat dia harus pergi meninggalkan rumah orang tuanya tanpa membawa apapun kecuali barang pribadi hasil kerja kerasnya.

Dan karena kesalahpahaman itu pula hingga kini ia lebih memilih hidup sendiri, dan tak memikirkan untuk mencari pendamping hidup, dia benar-benar memasrahkan jodoh ditangan Allah, karena dia yakin jodoh akan menemukan jalannya sendiri, sejauh apapun kita melangkah jodoh pasti bertemu. hanya doa yang selalu ia panjatkan agar saat jodohnya tiba dia benar-benar siap dan pantas untuk gadis itu.

Erlangga Adi Kusuma, seorang putra konglomerat yang terkenal di kota Jakarta, memilih jalan hidupnya sendiri dengan masuk ke dalam sebuah pesantren dari dia masih SMU hingga lulus kuliah.

Karena kelakuannya ini, dia sering di jauhi oleh kakak-kakaknya yang menganggap dia sebagai anak yang udik dan kampungan, walau tak dapat dipungkiri bahwa Erlangga mempunyai kecerdasan diatas kakak-kakaknya serta paras tampan menawannya membuat kakaknya sering merasa minder jika didekatnya, padahal mereka dilahirkan dari rahim yang sama dan ayah yang sama. 

Erlangga memutuskan untuk hijrah ke daerah Yogyakarta, dan memulai usaha bengkel kecil-kecilan dengan uang yang ia miliki. Tinggal di komplek perumahan sederhana namun tak jauh dari masjid, itu sudah sangat cukup untuknya. 

Erlangga menjalani hari-harinya penuh dengan kesederhanaan, bahkan orang-orang disekelilingnya tidak ada yang mengetahui siapa Erlangga sebenarnya, mereka hanya tahu jika Erlangga berasal dari jakarta, dan lulusan dari sebuah pesantren. 

Pagi ini Erlangga sudah bersiap-siap untuk pergi ke bengkelnya namun langkahnya terhenti ketika menemukan dua sahabatnya semasa di pesantren berdiri di depan pintu. Beberapa menit kemudian Erlangga memeluk dua sahabatnya itu erat.

"Assalamualaikum, Ngga." Sapa Joko dan Yanuar secara bersamaan.

"Waalaikumsalam, ayo masuk." Jawab Erlangga sambil menarik sahabatnya masuk ke dalam rumahnya.

"Mau minum apa? Kopi apa Teh?" Tanya Erlangga pada kedua sahabatnya.

"Kopi, biar seger." Jawab Joko.

"Oke, tunggu sebentar." Kata Erlangga sambil melangkah ke dapur untuk membuat kopi.

Tak berapa lama, Erlangga sudah keluar membawa nampan yang berisi tiga cangkir kopi, dan tempe goreng sisa sarapannya tadi.

"Ayo diminum selagi masih panas, dicobain tuh tempe kemul yahud bikinan saya." Kata erlangga percaya diri.

"Kamu apa kabar, Ngga? Maaf kami baru sempat datang menjengukmu disini." Kata Yanuar setelah selesai menyesap kopinya, kemudian meletakkan gelasnyab kembali ke atas meja.

"Alhamdulilah kabarku baik. bagaimana dengan teman-teman yang lain, Syarif dan Muaz?" Erlangga menanyai balik kedua sahabatnya.

"Alhamdulilah mereka juga baik, maaf Ya, Ngga... benar-benar aku tak menyangka Sari akan berbuat nekat padamu, kami minta maaf karena tak bisa membantumu waktu itu." Kata joko penuh penyesalan.

"Sudah lah, itu sudah berlalu, saya juga udah melupakannya, itu juga bukan salah kalian." Ujar Erlangga menenangkan kedua sahabatnya.

"Untung kamu langsung bersikap tegas, jadi kamu bisa keluar dari jerat Sari." Kali ini Yanuar yang berbicara.

"Ya Alhamdulilah Allah membantuku waktu itu, jadi aku berani bicara jujur pada keluargaku walaupun mereka tidak memepercayaiku."

"Sabar ya Ngga." Ucap Joko.

"Iya, aku benar-benar sudah ikhlas mungkin ini memang takdirku." Ucap Erlangga.

"Oya, Ngga, lalu apa pekerjaanmu sekarang?" Tanya Yanuar 

"Aku membuka bengkel kecil-kecilan. lumayanlah untuk menyambung hidup." 

"Sudah punya karyawan?" Tanya Joko.

"Mana saya mampu mengaji mereka, Jok." Kata Erlangga sambil terkekeh.

"Aku boleh kerja sama kamu? yang penting aku bisa makan, dan punya tempat tinggal gratis." Ujar Joko sambil nyengir.

"Serius kamu, Jok?"

"Ya seriuslah, masa aku mau numpang di rumah Yanuar terus sih, kan saya ga enak sama istrinya, maklum saya baru kena PHK." Ucap joko serius.

"Okelah, kamu boleh tinggal disini, tapi bener ya kamu bantu aku mengurus bengkel." 

"Iya, Ngga... kamu tahu kan dari dulu aku sudah jago kalo soal mesin." 

"Oke oke aku percaya sama kamu."

"Maaf lho ngga, bukan aku ga boleh joko tinggal di rumahku, tapi dia sendiri yang ga mau tinggal bersama ku, padahalkan aku bisa rekomdasikan dia di kantorku, tapi dia udah minta cabut ke rumah kamu." Kata Yanuar merasa tak enak pada Erlangga.

"Santai aja, Yan... aku malah seneng kok, ada yang nemenin sekaligus bantu aku dibengkel, apa lagi kita udah kayak saudara." Kata Erlangga merasa bahagia karena mempunyai sahabat yang baik seperti mereka.

"Ya udah kalau gitu, aku pamit dulu, aku harus berangkat kerja soalnya." Yanuar pamit pada kedua sahabatnya.

"Trimakasih ya, Yan . . .  kamu mau antar aku ke rumah Erlangga, dan makasih selama ini kamu udah mau nampung aku." Ucap Joko.

"Santai ajalah Jok, kayak sama siapa aja, oke saya pamit ya... Assalamualaikum." 

"Waalaikumsalam, hati-hati Yan." Ucap Erlangga.

"Kamar kamu di kamar yang belakang Jok, yang pintunya cat putih, kamu taruh dulu barangmu disana, terus kita ke bengkel." Ucap Erlangga.

"Oke bos, siap." Ucap Joko sambil melangkah menuju kamar yang di tunjukkan oleh Erlangga.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Rindhu_ughi
sudah updates ya kakak
goodnovel comment avatar
Marrygoldie
Erlangga berasa calon suami idaman🤭
goodnovel comment avatar
aryanti anderson
cerita persahabatan juga ternyata... wow keren...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status