Share

Kegelisahan Sari

Sari merasa sangat gelisah malam ini, sejak siang tadi dia merasakannya. Pikirannya tak tenang, selalu teringat pada Hasan, suaminya. Berulangkali dia istighfar untuk mengurangi kegundahannya, tetap tak bisa. Hatinya terus saja berdebar. Dia pun tak mengerti kenapa dia begitu gelisah.

"Ah, itu Abang pulang,* gumamnya ketika mendengar suara motor Hasan sudah sampai ke teras rumahnya.

"Yok, sayang. Ayah udah pulang," kata Sari menggandeng tangan Rehan yang baru selesai dia mandikan.

Rehan langsung berlari, melepaskan tangannya dari gandengan Sari. Lebih dulu menuju ke pintu rumahnya. Tanpa menunggu Hasan mengetuk pintu, Sari lebih dulu membukanya untuk suaminya.

"Ayah." Rehan sangat girang langsung berlari menuju pada Hasan.

"Eh, anak Ayah. Udah mandi, udah ganteng dia. Udah makan apa belom?" Hasan langsung meraih tubuh Rehan ke dalam gendongannya.

"Udah."

"Waah, makan pake apa?"

"Telong dadang," kata Rehan lucu dengan logatnya yang masih cadel.

"Sama Bunda dulu ya. Ayah mau mandi."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status