Share

Bab 39

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2025-09-08 14:43:40

“Bisa tidak aku seperti istri simpanan pada umumnya saja,” kata Cahaya.

Tangannya sibuk memilih pakaian yang telah dibawakan oleh anak buah Ary, tapi bukan karena pakaian itu dia menolak tapi karena kemungkinan dia tidak akan diterima oleh laki-laki yang bernama pak Dewa itu.

Bukan maksud Cahaya rendah diri. Dia terlahir dengan wajah rupawan dan otak cemerlang, dia tidak butuh effort besar untuk membuat seseorang menyukainya, Cahaya sangat pecaya hal itu, tapi masalahnya ini bukan tentang wajah atau otak ini tentang orang yang mungkin saja sangat berbahaya dan bisa membuatnya terjebak dalam kehidupan yang sangat dia inginkan.

Cita-cita Cahaya sebenarnya sangat sederhana, dia hanya ingin menikah dengan laki-laki yang memperlakukannya dengan baik dan bisa memberikannya makan yang enak, tanpa harus membuatnya ketakutan atau merasa bersalah.

Dua point terakhir ini yang tidak dipunyai Ary.

Dan itu membuatnya tak nyaman.

“Kamu bukan istri simpanan, kita menikah secara sah baik agama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dia Ayahku, yang Membuat Ibuku Gila   Bab 44

    “Aku harus pergi, ada seminar beberapa hari, tapi tenang saja kalian bisa tinggal di sini sementara.” Cahaya yang sedang merapikan selimut yang dipakai Ary langsung menoleh. Dokter paruh baya itu memang sudah siap dengan pakaian rapi dan tas dibahunya, dan ini menjadi masalah serius untuknya. “Jadi sebagai dokter anda meninggalkan pasien anda begitu saja yang sedang sekarat.” Cahaya tak bisa mencegah nada sinis penuh sindiran dalam suaranya, dia mengkhawatirkan Ary yang masih betah memejamkan mata sejak beberapa jam yang lalu dan kini dokter yang dia percaya dengan teganya akan meninggalkannya begitu saja. Seharusnya Ary memang ke rumah sakit, dia tak tahu memang kenapa ke rumah sakit malah membahayakan nyawa laki-laki itu, bukankah di sana ada satpam yang berjaga lagi pula tempat itu punya jaminan tak akan diserang sembarangan bahkan dalam kondisi perang sekalipun. “Tenanglah nona, Ary sudah biasa terluka seperti ini, dia akan baik-baik saja lagi pula ada kamu di sini,” kata san

  • Dia Ayahku, yang Membuat Ibuku Gila   Bab 43

    Cahaya sudah tahu kalau Ary itu menyebalkan dan keras kepala. Tapi dia sama sekali tak menyangka itu juga termasuk saat berurusan dengan nyawanya sendiri. Cahaya tahu uang Ary banyak, tapi di dunia ini sebanyak apapun uang yang kamu punya tak akan bisa membeli nyawa, bahkan nyawa ayam sekalipun. “Darahmu keluar banyak, itu bahaya. Memangnya kamu mau mati kehabisan darah,” kata Cahaya dengan suara ditekan penuh keputus asaan. “Aku baik-baik saja, aku tidak mudah mati, luka ini hanya perlu dijahit.” “Itulah aku bukan tukang jahit,” sahut Cahaya ketus. Ary langsung terbahak mendengar ucapan istrinya, tapi tak lama kemudian dia meringis karena tertawa ternyata terlalu menyakitkan untuknya. “Kan! kamu dibilangin istri ngeyel sih kualat itu,” gerutu Cahaya. “Apa tadi kamu bilang?”“Apa? kualat?” “Bukan itu sebelumnya.” “dibilangin istri ngeyel?” “Wah sekarang kamu sudah ikhlas memanggil diri sendiri istri rupanya.” Cahaya langsung melotot kesal pada Ary, bisa-bisanya laki-laki i

  • Dia Ayahku, yang Membuat Ibuku Gila   Bab 42

    “Pegangan.” Cahaya mulai terbiasa berkendara dengan Ary yang seperti maling dikejar polisi, laki-laki itu selalu mengemudikan mobilnya seperti orang kesetanan, meski mobil super mewah ini masih cukup nyaman dinaiki, bahkan meski dirinya sambil membaca buku sekalipun, tapi melihat jarum penunjuk kecepatan mobil yang diatas seratus, tentu itu bukan kecepatan yang lumrah apalagi di dalam kota. Akan tetapi kali ini berbeda. Mereka baru saja melewati perempatan saat Ary malah menambah kecepatan mobilnya, dan bertambah kencang saat mobil melewati jalanan yang sepi. “Apa yang kamu lakukan jalannya sempit pelan sedikit!” kata Cahaya yang sudah pucat pasi, sekarang mereka melewati daerah perbukitan dengan kanan kiri jurang. Entah rumah model apa yang ingin ditunjukkan Ary, kenapa dia hobi sekali menentang bahaya. “Tidak bisa, daerah ini sempit suit untuk bertarung di sini apalagi kamu bersamaku.” “Karena itu jangan ugal-ugalan kita bisa ja- eh... apa maksudmua dengan bertarung?” tany

  • Dia Ayahku, yang Membuat Ibuku Gila   Bab 41

    Cahaya pulang dengan berbagai buah tangan hadiah dari pak Dewa. Berbagai kue manis hasil olehan tangan terampil dalam wadah besek telah memenuhi bagian belakang mobil Ary. “Ini ternyata enak, kamu mau?” tanyanya pada Ary sambil menyodorkan satu buah kue putu ayu di depan mulut suaminya. Ary menghela napas sejenak, masih tak habisa pikir dengan kejadian tadi, tapi dia membuka mulutnya juga dan memakan kue dari tangan Cahaya. Dia tahu memang sebagai wanita, Cahaya sangat payah dalam urusan dapur tapi dia sama sekali tak tahu kalau istrinya akan seberani itu. Memberikan air putih untuk pak Dewa disertai omelan pula. Tubuh Ary rasany sudah panas dingin melihat kekurang ajaran istrinya, bagaimanapun pak Dewa yang dia kenal adalah orang yang tegas dan keras kepala, meski kadang memiliki selera yang tak terduga. Dia sudah khawatir sang istri akan pulang tinggal nama saja karena kekurang ajarannya. Mereka datang bukan dengan undangan laki-laki tua itu, tapi dengan permohonan, tapi se

  • Dia Ayahku, yang Membuat Ibuku Gila   Bab 40

    “Kamu bajingan yang sangat beruntung, Nak.” Kata laki-laki itu sambil terkekeh pelan setelah memperhatikan wanita yang dibawa Ary. Sosoknya memang menarik dan penuh karisma, tapi Cahaya bahkan tak bisa menghilangkan rasa takut saat melihat laki-laki tua di depannya ini. Laki-laki ini sangat berbahaya. Pandangan mata Cahaya langsung menatap Ary dengan tatapan menuduh. Persembahan. Apa dia akan dibunuh untuk dijadikan tumbal kekayaan laki-laki ini. Jika iya betapa bangsatnya Ary. Tunggu... itu tidak penting sekarang, yang penting dia harus kabur, tapi bagaimana caranya. “Wah dia takut, Ry,” kata laki-laki tua itu lagi dengan nada mencemooh. Sialan Cahaya lupa membawa senjata rahasianya, dia merasa aman bersama Ary karena laki-laki itu jagi bela diri. Bodohnya dia!“Apa maksud anda dengan tumbal? Memangnya anda tak takut kalau saya akan jadi arwah gentayangan dan menghantui anda,” kata Cahaya menolak untuk memperlihatkan rasa takutnya. Apa mereka orang-orang yang suka menyiksa or

  • Dia Ayahku, yang Membuat Ibuku Gila   Bab 39

    “Bisa tidak aku seperti istri simpanan pada umumnya saja,” kata Cahaya. Tangannya sibuk memilih pakaian yang telah dibawakan oleh anak buah Ary, tapi bukan karena pakaian itu dia menolak tapi karena kemungkinan dia tidak akan diterima oleh laki-laki yang bernama pak Dewa itu. Bukan maksud Cahaya rendah diri. Dia terlahir dengan wajah rupawan dan otak cemerlang, dia tidak butuh effort besar untuk membuat seseorang menyukainya, Cahaya sangat pecaya hal itu, tapi masalahnya ini bukan tentang wajah atau otak ini tentang orang yang mungkin saja sangat berbahaya dan bisa membuatnya terjebak dalam kehidupan yang sangat dia inginkan. Cita-cita Cahaya sebenarnya sangat sederhana, dia hanya ingin menikah dengan laki-laki yang memperlakukannya dengan baik dan bisa memberikannya makan yang enak, tanpa harus membuatnya ketakutan atau merasa bersalah. Dua point terakhir ini yang tidak dipunyai Ary. Dan itu membuatnya tak nyaman. “Kamu bukan istri simpanan, kita menikah secara sah baik agama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status