Share

Dia Putriku
Dia Putriku
Penulis: Mei Risqia

Prolog

Seorang wanita mengatur napasnya karena merasa gugup, berharap dia tidak tertangkap oleh bodyguard yang berjaga di depan kamar rawatnya. Dua bodyguard yang berjaga di depan adalah bawahan sang suami lebih tepatnya 'mantan suami' bagi Shireen.

Kenapa mantan suami? Karena Shireen sudah menandatangani surat gugatan perceraian beberapa waktu yang lalu dan meninggalkannya di atas meja.

Meski dia sadar jika sah tidaknya gugatan tersebut ada pada tangan suami tapi, Shireen tetap melakukannya. Masa bodo dia terima atau tidak yang penting Shireen sudah mengajukannya dan hal itu tidak bisa diganggu gugat.

Rencana ini harus berhasil karena hanya ini kesempatan untuk Shireen kabur. Berharap pada keberuntungan Shireen nekat melakukannya disaat mantan suaminya itu sedang menerima telepon entah dari siapa dia tidak tahu dan tidak pernah mau tahu.

Shireen membuka pintu ruangan dan keluar dengan tenang. Baru saja dua langkah Shireen melangkahkan kakinya, dia sudah dicegat oleh salah satu bodyguard.

"Berhenti!" cegah salah satu bodyguard.

Mata Shireen sedikit melotot kaget. Namun, segera dia normalkan kembali untuk menghilangkan kecurigaan bodyguard.

Shireen berdeham supaya suaranya sedikit berubah, "Ada apa?" tanyanya.

"Saya akan memeriksa kotak yang anda bawa." Kata bodyguard tersebut.

Shireen menatap tajam pada bodyguard itu, "Silakan jika ingin dipecat!" tegasnya.

Mendengar kata pecat, bodyguard itu mengurungkan niatnya untuk membuka kotak tersebut meskipun masih dalam mode curiga. Dia tidak mau jika sampai kehilangan pekerjaan. Namun, dia tidak sadar jika tindakannya itu akan membuatnya dipecat bahkan sampai kehilangan nyawa.

"Permisi!" finnal Shireen.

Shireen melangkahkan kakinya dan pergi. Wanita itu bernapas lega karena bisa melewati dua bodyguard yang dikenalnya sangat kejam. Tapi, tidak jauh Shireen melangkah Adam berjalan menuju kearahnya.

Shireen gemetaran, jika sampai mantan suaminya itu menangkapnya maka tidak akan pernah ada kesempatan untuknya kembali melarikan diri.

Adam melewati Shireen, mata lelaki itu sedikit melirik dan merasa aneh pada wanita yang tengah berdiri sedikit menunduk sembari membawa kotak yang lumayan besar.

Adam sedikit curiga. Namun, kecurigaannya hilang saat suara gaduh dari arah ruangan sang istri menarik perhatiannya. Adam langsung berlari.

Kepergian Adam digunakan Shireen untuk segera pergi dari tempat itu, jantungnya masih tetap berdegup sangat kencang takut jika dia tertangkap.

Shireen langsung masuk kedalam mobil yang memang sudah disiapkan untuk menjemputnya.

"Cepat jalan!!" perintah Shireen cepat, keringatnya sudah mulai membasahi dahinya.

Shireen menengok ke belakang, setelah merasa aman dengan keadaan, Shireen langsung membuka kotak yang dia bawa tadi yang ternyata berisi bayi. Bayi yang baru saja dilahirkannya dua hari yang lalu.

Ide kaburnya sangat gila! Bahkan tidak memikirkan keselamatan bayinya yang bisa saja kehabisan napas saat dalam proses kaburnya.

"Kamu gila, Ren!" omel Dika.

"Diamlah! Anakku sedang tidur!" omel balik Shireen.

Dika langsung bungkam, dia tahu jika Shireen sudah mengatakan dengan tegas berarti ucapannya tidak bisa dilawan. Dika adalah teman baik Shireen, jadi dia tahu betul bagaimana perangai wanita itu.

"Antarkan aku ke bandara sekarang, Dik." Shireen mengatakan seraya menimang bayinya.

"Kamu gila! Kalau Adam sampai tau aku bersengkongkol sama kamu buat kabur dari dia, habis aku, Ren!" Dika menggerutu kesal.

"Sudahlah, jangan memperumit keadaan. Antarkan saja aku ke bandara sekarang." Shireen memejamkan matanya dan memijat pelipisnya ringan.

Dika hanya menghela napas berat dan fokus pada jalanan. Merutuki dirinya sendiri dalam hati dan harus menyiapkan mental jika Adam tahu tentang dia membantu kabur istrinya.

Sedangkan di rumah sakit, Adam mengamuk dan menghancurkan fasilitas rumah sakit yang ada di kamar rawat istrinya. Dia juga menghajar dua bodyguard yang ditugaskan untuk berjaga. Bahkan bodyguard itu hampir kehilangan kesadarannya jika saja Riki tidak datang menenangkan Adam yang tengah menghajar dua bodyguard itu.

Adam duduk diam memegang kertas yang sudah tidak mulus lagi karena cengkramannya.

Riki menerima telepon dari bawahannya yang ditugaskan untuk melacak keberadaan Shireen. Setelah mendapatkan informasi, Riki menghampiri Adam yang terlihat sangat kacau. Laki-laki itu bisa jadi singa dalam hal bisnis dan dunia bawah. Namun, akan jadi kucing yang sangat penurut saat bersama Shireen.

"Kita mendapatkan lokasi Shireen sekarang." Riki memberi tahu.

Adam segera beranjak dari duduknya dan mengambil jas yang dia lepaskan tadi lalu menghela napas panjang.

"Ayo!" ajak Adam 'tak sabar.

"Kamu lihat saja, sayang! Hukuman apa yang akan aku berikan saat kamu sudah ada dipelukanku!" kesal Adam dengan seringainya.

Jiwa devil-nya kembali muncul setelah sudah lama terpendam. Dengan tidak sabar Adam dan Riki berjalan menuju mobil yang akan membawa mereka menjemput Shireen.

*****

Di bandara, Shireen meminta Dika untuk membelikannya minuman. Tapi saat Dika membelikan minuman untuknya, Shireen menyelinap ke kamar mandi. Shireen berganti pakaian kembali disana dengan menggunakan pakaian ibu-ibu tanpa sepengetahuan Dika.

Shireen tahu jika kekuasaan Adam jauh dari orang biasa, mungkin sekarang Adam tengah menuju bandara sekarang. Dan benar saja, anak buah Adam sudah lebih dulu sampai di bandara.

Saat Shireen akan masuk ke dalam taksi, Shireen melihat Adam baru keluar dari mobil bersama Riki. Cepat-cepat Shireen masuk.

"Pak jalan sekarang, Pak!" pinta Shireen tidak sabar.

Supir taksi sedikit kaget dan bertanya, "Kemana, Neng?" 

"Sudah jalan dulu saja, Pak! Nanti saya yang kasih tau mau kemana!" kata Shireen tidak sabar.

Supir taksi mengangguk, "Baik, Neng." 

Di dalam bandara, Dika kelimpungan mencari Shireen. Merasa dibodohi dua kali hari ini oleh sahabatnya itu. Pertama membantunya kabur, kedua membantunya membelikan minuman.

Disaat Dika mencari-cari keberadaan Shireen, bahunya di tepuk seseorang. Dika merasa aura dingin di punggungnya sangat pekat hingga tubuhnya menjadi gemetaran.

Perlahan Dika menoleh dan tersenyum bodoh. Mata Adam sangat tajam menatap Dika seperti ingin mengulitinya.

Saat Adam hendak memukul wajah tampan Dika, Dika mengangkat kedua tangannya sehingga semua barang yang dia bawa tadi terjatuh untuk melindungi wajahnya.

"Wait! Wait! Dengerin aku dulu, Dam!!" seru Dika mencegah.

"Teman macam apa kamu membantu kabur teman kamu sendiri dari suaminya, hah!?!" bentak Adam keras.

"I-iya, aku salah! Aku mengaku salah, oke! Sekarang yang penting cari istri kamu dulu. Soalnya dari tadi aku nyari dia nggak ketemu!" Dika mencoba menghentikan aksi Adam.

Adam melepas cengkeramannya dan tersadar jika sang istri 'tak lagi di sekitar mereka. Adam mengepal kuat merasa kecolongan untuk kedua kalinya.

"Cari cepat istriku!!!" teriaknya menggema.

Adam tidak perduli lagi atas citranya atau omongan orang-orang disekitarnya. Yang jadi prioritasnya sekarang adalah Shireen ketemu, itu saja.

Para anak buah Adam segera berpencar mencari.

"Adam, apa kamu merasa jika Shireen ada orang yang membantunya? Aku curiga jika itu benar adanya. Kamu lihat anak buah aku dan kamu sampai disini lebih dulu tapi mereka sama sekali tidak menemukan keberadaan Shireen?" Riki mulai mengutarakan kecurigaannya.

Adam sejenak berpikir dan membenarkan apa yang sahabatnya itu katakan. Kemungkinan besar Shireen dibantu oleh seseorang itu sangatlah mungkin dan yang menjadi pertanyaan Adam, siapa orang itu?

Adam membelalakkan matanya. "Aku sepertinya tau siapa dia!" geram Adam mengepalkan tangannya.

Riki melihat Adam ngeri, meski sama-sama bergerak di dunia bawah, tapi Adam lebih kuat dari dirinya. Dan melihat laki-laki itu seperti ini, Riki merasa takut jika bencana akan datang sebentar lagi.

Hai semua, jika suka dengan ceritanya jangan lupa masukan ke perpustakaan kamu ya, salam dari author kece^_^

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status