Home / Romansa / Diadopsi Om Dokter / Ciuman Pertama

Share

Ciuman Pertama

Author: Cklara Laisha
last update Last Updated: 2025-04-25 15:05:57

Bab 17

"Kamila, apa sudah pakai handuknya?" Tanya Keent yang masih menutup kedua matanya. Namun, ia sama sekali tidak mendengar jawaban ataupun suara dari Kamila. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka kedua matanya perlahan. Di luar dugaan, ternyata Kamila sudah tidak ada di sana. Hal itu membuat Keent hanya terkekeh lantaran ia begitu gampang di bodohi oleh gadis itu.

Keent yang masih berada di tepi kolam langsung beranjak ke atas. seluruh jas dan tubuhnya basah kuyup. Bergegas ia melepaskan semua pakaiannya dan hanya menyisakan celana short nya saja.

"Om, aku bawakan handuk untukmu..." Tiba-tiba suara Kamila mengagetkannya. Kamila terpana melihat tubuh Keent yang begitu atletis di depannya. Bahkan sesekali Kamila harus menelan salivanya dan tak berkedip sekalipun.

Keent tidak malu, dengan percaya dirinya ia berjalan ke arah Kamila yang masih mengulurkan handuk untuknya. Ia mengambil handuk itu dan melingkarkan pada tubuh bagian bawah. Dada kekarnya masih terekspos, me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Jangan...

    Bab 18 "Om, Jangan.." Kamila menghentikan tangan Keent yang menyusup ke dalam bajunya. Keent berhenti dan menatap wajah Kamila yang semakin membuat Keent tidak tahan ingin memakannya. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa menahan diri. Kalau begitu kita tidur siang saja." Ucap Keent. "Hmm..." Kamila mengangguk. Keent lalu mengecup kening Kamila sebelum akhirnya ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di samping gadis itu dan memeluknya. "Bibirku kebas sekali. Kenapa Om Keent sangat jago berciuman? Bukankah katanya dia belum pernah pacaran?" Batin Kamila. Tiba-tiba, perut Kamila berbunyi. Hal itu membuat Keent langsung menoleh ke arah kekasihnya itu. "Kamila, kau belum makan?" Tanya nya. "Aku menunggu Om Keent pulang biar makan bareng." Jawabnya. Mendengar hal itu membuat Keent menghela napas panjang. Ia lalu beranjak dan mendudukkan Kamila dengan cepat. "Lain kali kalau kau lapar dan aku belum pulang, kau harus makan dulu. Oke?" "Iya, Om. Aku..."

    Last Updated : 2025-04-25
  • Diadopsi Om Dokter   Rencana Licik Kairo

    Bab 19 Malam hari di sebuah restoran, terlihat Luna tengah duduk di meja pojok ruangan. Sesekali kedua matanya menoleh ke arah pintu masuk, seperti tengah menunggu seseorang datang. Sampai akhirnya setelah menunggu sedikit lama, seseorang masuk ke dalam restoran itu. "Kairo!" Panggil Luna seraya berdiri dan melambaikan tangannya. Kairo melihat ke arah Luna, membalas lambaian tangannya dan berjalan mendekat. Kini, mereka sudah duduk bersama di sana. "Maaf, sudah membuatmu menunggu terlalu lama." Kata Kairo. "Aku hampir saja meninggalkan mu. Memangnya, apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Luna. Jadi, Mereka berdua bertemu karena Kairo meminta Luna datang dengan alasan ingin mengatakan sesuatu. Luna yang penasaran, akhirnya mau menemui Kairo di restoran malam itu. Kairo lalu mengambil ponsel dalam saku jasnya, ia membuka ponselnya dan menaruhnya di atas meja, tepat di depan Luna. Perlahan Luna mengambil ponsel itu, dengan fokus ia melihat beberapa foto identitas Kami

    Last Updated : 2025-04-26
  • Diadopsi Om Dokter   Gosip Di Sekolah

    Bab 20 Suasana di dalam mobil terlihat canggung. Hal itu terjadi karena Kamila malu saat Andrew mendengar ucapannya yang menggelikan. Tapi nampaknya Andrew masih biasa saja, Kamila sendiri yang merasa malu dan tertekan. Ia ingin cepat sampai, agar tidak ada obrolan menyebalkan di antara mereka. "Kamila, apa kau sudah berpacaran dengan pria dingin itu?" Tanya Andrew, menoleh ke arah spion mobil dalam. Kamila langsung membulatkan matanya, gugup mulai bersarang, membuat Kamila benar benar bingung harus menjawab apa. Jika ia menyembunyikan hubungannya dari Andrew, maka Andrew akan berpikir kalau ia murahan. Bagaimana tidak? Andrew baru saja melihatnya berciuman dengan Keent. Menolak, membuat Andrew tidak akan percaya sama sekali. "I-iya. Aku tidak percaya kalau Om Keent akan menembakku. Aku pikir, selera orang dewasa bukan sepertiku. Aku sempat tidak mempercayainya." Seketika Andrew terkekeh, hal itu membuat Kamila mengernyit dan bingung. Bahkan Kamila merasa bahwa Andrew mung

    Last Updated : 2025-04-27
  • Diadopsi Om Dokter   Pertemuan Herman dan Kairo

    Bab 21 "Aku adalah sahabat dari Keent, namaku Andrew. Jadi, aku dan Keent memutuskan untuk membawa Kamila yang tengah berduka ke rumahnya. Karena awalnya kami menganggap Kamila seperti keluarga. Memang kami satu rumah, tapi di sana ada pembantu dan pengawal yang berjaga. Dan siang nanti, kami baru akan mengantarkan Kamila pulang karena dia sudah siap menerima jika kedua orang tuanya sudah tidak ada." Andrew menjelaskannya panjang lebar. Bahkan, ia sangat detail sekali supaya semua siswa dan siswi yang ada di sana jadi mengerti. Bahwa sebenarnya tolong-menolong itu sangat penting bagi sesama manusia. "Bukankah kita sebagai sesama makhluk hidup harus saling tolong menolong? Perihal dokter Keent dan Kamila pacaran, itu hak mereka. Sejak kapan kalian jadi orang yang suka mengurusi hidup orang lain? Kalian lah yang mencemarkan nama baik sekolah sendiri karena sikap kalian yang menindas orang seperti ini." Timpal Andrew lagi. Mereka semua diam, tidak ada satupun yang menjawab, term

    Last Updated : 2025-04-28
  • Diadopsi Om Dokter   Apa Lagi Ini??

    Bab 22 Herman terkaget bukan main. Ternyata, dokter yang dulu datang ke rumahnya adalah putra pertama Andareksa Group, Keent Andareksa. Pantas saja saat ia melihat namanya, ia merasa tidak asing. "Ha ha ha kenapa dunia seakan sempit sekali? Kita semua saling berhubungan. Tapi pak, bukankah kakak mu sudah menjadi dokter? Kenapa kau masih saja takut dan menganggapnya saingan?" Tanya Herman. "Kau tidak perlu tau privasiku lebih lanjut. Pada intinya, aku ingin membuat Keent pergi dari kediaman kedua orang tuaku. Itu saja!" Herman mengangguk dengan mantap, ia merasa bahwa sekarang ia memiliki power yang penuh karena mendapatkan dukungan dari Kairo. Sungguh bantuan besar tak di sangka, membuat Herman hanya bisa tersenyum karena keberuntungan sedang berpihak padanya kali ini. "Baiklah pak Kairo, aku akan mengatakan padamu. Karena sebuah insiden kecil, dokter itu menyuruhku untuk jujur di depan semua staf dan klien yang sudah aku bohongi. Lalu dokter itu menyuruh ku untuk datang

    Last Updated : 2025-04-29
  • Diadopsi Om Dokter   Riuh

    Bab 23 Mobil yang di tumpangi oleh mereka bertiga akhirnya sampai di tempat pemakaman umum jalan teratai. Anehnya, Semua orang sudah berada di sana dan menatap ke arah mereka yang baru saja turun dari mobil. Herman, Lina, dan Intan terbelalak melihat kedatangan Kamila tepat di depannya. "Astaga, ternyata dia benar-benar masih hidup!" Pekik Lina. Herman maju selangkah di depan para klien dan semua orang yang hadir. Dia kini berada di tengah-tengah mereka semua dan menatap wajah Simon yang berdiri tak jauh darinya. "Lihatlah dokter ini, selama ini dia menyembunyikan keponakan ku. Aku sama sekali tidak tau apa tujuannya! Dia yang bilang kalau semua keluarga Dimas mati, pada kenyataannya, Dia menculik Kamila dan memanfaatkan kepolosan gadis itu!" Ucap Herman. Terlihat raut wajah Herman yang begitu sendu, ia sepertinya tengah berakting agar semua orang di sana mendukung dan mempercayai ucapannya. "Apa maksudmu? Bukankah kau sendiri yang berharap kalau Kamila mati? Sehingga

    Last Updated : 2025-04-30
  • Diadopsi Om Dokter   Kejanggalan

    Bab 24 "Maaf, Sayang. Ternyata tidak sesuai dengan harapan. Jadi.." "Tidak apa, aku memang sudah bisa menebak akan seperti ini." Kamila memotong pembicaraan Keent. "Tapi, Keent. Seharusnya mereka kaget dengan kedatangan Kamila kan? Kenapa mereka seakan biasa saja, Mereka seperti sudah tau kalau kita akan membawa Kamila kesini." Andrew merasa ada yang janggal dari kejadian barusan. Hal itu membuat Keent jadi berpikir ulang, bahwa memang benar ada yang tidak beres. "Kau benar. Pasti ada yang memberitahu mereka sebelumnya. Andrew, bisa kau menyelidikinya untukku?" Pinta Keent. "Tentu saja." Jawabnya. Kamila berbalik, lalu berjalan ke arah makam kedua orang tuanya. Sementara Keent dan Andrew hanya bisa melihatnya dari sana. Andrew menoleh ke arah sahabatnya itu. "Keent, selnjutnya apa yang akan kau lakukan pada keluarga Herman?" Tanya Andrew. "Kita harus mengusirnya dari rumah Kamila, lalu mengembalikan Kamila ke rumahnya. Ini akan lebih baik kan? Aku tidak mau jik

    Last Updated : 2025-05-01
  • Diadopsi Om Dokter   Persaaanku Tidak Enak

    Bab 25 Mobil yang di tumpangi oleh Keent, Kamila, dan Andrew sudah sampai di depan rumah mewah dimana keluarga Herman berada. Mereka turun, lalu melangkah ke arah teras depan. Seketika Kamila terhenti tak jauh dari pintu utama. Ia menatap pintu itu dengan kedua bola mata yang nampak berkaca-kaca. Keent melihat wajah kekasihnya yang memerah, ia lalu meraih jemari tangan Kamila dan menggengamnya. Merasa sentuhan nyaman dari pria itu, membuat Kamila merasa nyaman. Kamila menoleh ke arah Keent dengan senyum tipis yang mengembang. Keent mengangguk, lalu mengajak Kamila masuk ke dalam. Dari sorot mata Keent mengisyaratkan bahwa Kamila tidak sendiri lagi. Masih ada orang-orang yang mencintainya di sekelilingnya. Mereka bertiga akhirnya bisa masuk ke dalam, di ikuti oleh beberapa pengawal di belakang mereka. Baru beberapa langkah mereka masuk, mereka sudah melihat Herman, Lina, dan Intan yang berdiri tak jauh dari mereka. Herman maju selangkah, merapatkan kedua tangannya di depan dada

    Last Updated : 2025-05-02

Latest chapter

  • Diadopsi Om Dokter   Klarifikasi

    Bab 31 "Aku yang akan memberikan klarifikasi di media!" Tiba-tiba suara Keent mengagetkan mereka semua yang ada di sana. Mereka secara serentak menoleh ke arah Keent yang berjalan mendekati sofa dan duduk di sana. Luna sakit hati, tapi dia tetap berusaha menahannya agar tidak begitu terlihat. "Bagus! Kau juga seharusnya ikut bertanggung jawab atas apa yang di lakukan oleh kedua orang tua mu." Jawab Luna. Keent menoleh ke arah Luna yang duduk tak jauh darinya. Tatapan matanya tajam mengarah ke wanita itu. "Ini semua memang salahku, bukan salah kedua orang tuaku. Aku yang menolak dengan perjodohan ini, jadi, kau tidak perlu mengatakan hal tadi." Ucap Keent. "Terserah saja! Pagi ini juga, aku akan menunggu video klarifikasi itu tersebar di internet!" Luna beranjak dari hadapan mereka dan berlalu begitu saja tanpa kata. Sekepergian Luna, Ibu Desi langsung menghampiri Keent dan duduk di sampingnya. Ia mengelus lengan putranya itu dengan lembut. "Keent, kau yakin akan mel

  • Diadopsi Om Dokter   Dasar Om-om Nakal

    Bab 30 Pagi harinya, terlihat Keent baru saja memakai stelan jas setelah selesai mandi. Semalam, Keent pulang dari rumah Kamila setelah gadis itu tidur pulas. Ia merapikan rambutnya sebelum keluar di kamar. Baru saja menuruni tangga, Keent sudah melihat mobil Andrew di depan rumahnya. Ia membuka pintu depan dan menghampiri Andre yang duduk di teras. "Sejak kapan di sini?" Tanya Keent. "Setengah jam yang lalu. Ohya, aku sudah menemukan siapa yang ikut andil dalam perlawanan Herman kemarin." Andrew lalu mengambil ponsel dalam saku jasnya dan menunjukkan beberapa foto Kairo yang mengunjungi kantor perusahaan milik orang tua Kamila. "Darimana kau mendapatkan foto ini?" Tanya Keent. "Aku punya teman yang merupakan klien di perusahaan itu. Selama ini aku mendapatkan semua informasi Herman dari dia." "Ck, aku sudah menduga bahwa dia berulah lagi. Jika dia terus saja seperti ini maka aku tidak akan pernah memaafkannya!" Terlihat raut wajah Keent yang emosi, ia sudah sabar

  • Diadopsi Om Dokter   Aku Akan Menjaganya

    Bab 29 "Iya, bu. Aku akan menjaganya seumur hidupku." Kata Keent dengan tegas. Ini pertama kalinya bagi kedua orang tua Keent melihat putranya bahagia denga wanita. Bahkan, mereka sampai hendak membatalkan perjodohan itu hanya karena melihat mereka berdua benar-benar saling mencintai. Apalagi di tambah dorongan bahwa Kamila merupakan teman lama Ayah Damian. Akhirnya, Keent dan Kamila berpamitan untuk pergi setelah selesai berbincang. Di sofa ruang utama kini hanya tersisa ayah Damian dan ibu Desi yang masih duduk termenung di sana. "Sayang, apa ini pilihan terbaik kita?" Tanya Ayah Damian yang masih belum percaya diri dengan pilihannya. "Iya, sayang. Bagaimana pun juga, Keent dan Kamila terlihat sangat saling mencintai. Dan lagi, dengan siapapun Keent, dia tetap akan menikah dan melahirkan anak sebagai penerus Andareksa." Ayah Damian menghela napas panjangnya. Ia lalu menoleh ke arah sang istri, meraih pinggangnya dan memeluknya dalam dekapan. "Iya kau benar. Lagian ji

  • Diadopsi Om Dokter   Di Restui

    Bab 28 "Jadi, kalian beneran pacaran?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Ibu Desi yang sangat penasaran. Keent berdiri di depan semua orang, ia menoleh secara bergantian ke arah kedua orang tuanya. "Iya, Kamila adalah pacarku dan dialah yang akan menjadi calon istriku. Jadi aku harap, tidak ada perjodohan yang kalian lakukan padaku." Jawab Keent. Tidak hanya Keent saja yang mengatakan semuanya, namun Kamila juga mendukung. Kamila ikut berdiri, lalu menggenggam tangan kekasihnya itu dengan erat. Ia juga membungkukkan setengah badannya untuk memberi hormat pada Ayah Damian dan ibu Desi. "Om, Tante, aku Kamila. Maafkan aku karena sempat membohongi kalian kemarin. Aku memang bukan anak pak Johar, aku melakukan itu hanya untuk melindungi kekasihku. Aku anak dari pak Dimas dan Ibu Diana yang sudah meninggal. Aku hanya punya pacarku di dunia ini, tolong jangan halangi kami." Ucap Kamila. Kata-kata itu tidak di sangka akan terlontar dari mulut Kamila sebelum kedua orang tua Keent

  • Diadopsi Om Dokter   Makan Malam Mencekam

    Bab 27 Hari berlalu begitu cepat, Hingga tibalah malam hari dimana nampak Kamila sudah rapi dengan balutan dress selutut berwarna hitam di tubuhnya. Ia menatap dirinya pada pantulan cermin rias di depannya. "Ah, aku yakin ini tampilan dewasaku. Bagaimana pun juga, aku harus mengimbangi wajah pacarku yang dewasa dan penuh dengan karisma." Gumamnya. Bersama dengan itu, terdengar suara pintu yang baru saja di buka oleh seseorang. Kamila menoleh ke sumber suara, terlihat Keent yang berjalan ke arahnya. Malam ini Keent juga memakai baju rapi. Stelan jas hitam membalut tubuhnya yang sangat gagah. Apalagi wajahnya, jangan di tanya lagi. Karena sudah pasti bisa membuat kedua bola mata Kamila tidak berkedip sama sekali. Kini, mereka berdua sudah saling berhadapan satu sama lain. Bukan hanya Kamila yang terpesona oleh tampilan kekasihnya itu, tapi Keent juga merasakan hal yang sama. "Malam ini pacarku cantik sekali." Puji Keent sembari menyentuh wajah Kamila dengan jemari tanganny

  • Diadopsi Om Dokter   Aku Tidak Peduli

    Bab 26 Kamila mengajak Keent untuk melihat seisi rumahnya. Keent merasa bahwa keluarga Kamila hampir sepadan dengan keluarganya dari segi materi. Rumah yang mewah itu kini menjadi milik Kamila sentuhnya dan Keent sangat bangga karena Kamila selalu merendah. "Ini kamar kedua orang tuaku saat masih hidup. Apa kau mau melihatnya?" Tanya Kamila. "Apapun yang kau tunjukkan, aku akan melihatnya sayang." "Baiklah, kita masuk saja." Kriieet.. Kamila membuka pintu kamar kedua orang tuanya yang terbuat dari kayu nomor satu di negaranya. Mereka berdua masuk ke dalam. Pemandangan di sana masih sama saja seperti dulu bagi Kamila. Bedanya, kini Kamila tidak bisa melihat mereka berdua yang biasa rebahan dan menghabiskan waktu liburnya bersama Kamila. "Hikkss... hikks..." Tiba-tiba isakan tangis Kamila terdengar lirih saat ia duduk di tepi ranjang itu. Keent berjalan mendekati Kamila dan duduk di sampingnya. Ia membawa Kamila dalam dekapannya, membiarkan Kamila bersandar dengan n

  • Diadopsi Om Dokter   Persaaanku Tidak Enak

    Bab 25 Mobil yang di tumpangi oleh Keent, Kamila, dan Andrew sudah sampai di depan rumah mewah dimana keluarga Herman berada. Mereka turun, lalu melangkah ke arah teras depan. Seketika Kamila terhenti tak jauh dari pintu utama. Ia menatap pintu itu dengan kedua bola mata yang nampak berkaca-kaca. Keent melihat wajah kekasihnya yang memerah, ia lalu meraih jemari tangan Kamila dan menggengamnya. Merasa sentuhan nyaman dari pria itu, membuat Kamila merasa nyaman. Kamila menoleh ke arah Keent dengan senyum tipis yang mengembang. Keent mengangguk, lalu mengajak Kamila masuk ke dalam. Dari sorot mata Keent mengisyaratkan bahwa Kamila tidak sendiri lagi. Masih ada orang-orang yang mencintainya di sekelilingnya. Mereka bertiga akhirnya bisa masuk ke dalam, di ikuti oleh beberapa pengawal di belakang mereka. Baru beberapa langkah mereka masuk, mereka sudah melihat Herman, Lina, dan Intan yang berdiri tak jauh dari mereka. Herman maju selangkah, merapatkan kedua tangannya di depan dada

  • Diadopsi Om Dokter   Kejanggalan

    Bab 24 "Maaf, Sayang. Ternyata tidak sesuai dengan harapan. Jadi.." "Tidak apa, aku memang sudah bisa menebak akan seperti ini." Kamila memotong pembicaraan Keent. "Tapi, Keent. Seharusnya mereka kaget dengan kedatangan Kamila kan? Kenapa mereka seakan biasa saja, Mereka seperti sudah tau kalau kita akan membawa Kamila kesini." Andrew merasa ada yang janggal dari kejadian barusan. Hal itu membuat Keent jadi berpikir ulang, bahwa memang benar ada yang tidak beres. "Kau benar. Pasti ada yang memberitahu mereka sebelumnya. Andrew, bisa kau menyelidikinya untukku?" Pinta Keent. "Tentu saja." Jawabnya. Kamila berbalik, lalu berjalan ke arah makam kedua orang tuanya. Sementara Keent dan Andrew hanya bisa melihatnya dari sana. Andrew menoleh ke arah sahabatnya itu. "Keent, selnjutnya apa yang akan kau lakukan pada keluarga Herman?" Tanya Andrew. "Kita harus mengusirnya dari rumah Kamila, lalu mengembalikan Kamila ke rumahnya. Ini akan lebih baik kan? Aku tidak mau jik

  • Diadopsi Om Dokter   Riuh

    Bab 23 Mobil yang di tumpangi oleh mereka bertiga akhirnya sampai di tempat pemakaman umum jalan teratai. Anehnya, Semua orang sudah berada di sana dan menatap ke arah mereka yang baru saja turun dari mobil. Herman, Lina, dan Intan terbelalak melihat kedatangan Kamila tepat di depannya. "Astaga, ternyata dia benar-benar masih hidup!" Pekik Lina. Herman maju selangkah di depan para klien dan semua orang yang hadir. Dia kini berada di tengah-tengah mereka semua dan menatap wajah Simon yang berdiri tak jauh darinya. "Lihatlah dokter ini, selama ini dia menyembunyikan keponakan ku. Aku sama sekali tidak tau apa tujuannya! Dia yang bilang kalau semua keluarga Dimas mati, pada kenyataannya, Dia menculik Kamila dan memanfaatkan kepolosan gadis itu!" Ucap Herman. Terlihat raut wajah Herman yang begitu sendu, ia sepertinya tengah berakting agar semua orang di sana mendukung dan mempercayai ucapannya. "Apa maksudmu? Bukankah kau sendiri yang berharap kalau Kamila mati? Sehingga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status