Share

Bab 40

Bab 40.

"Eh, bentar. Suamiku nelpon" Tia menjauh dari kami. 

Aku tak mendengar percakapan telpon Tia, saat mendekat telfon sudah di tutup. Hatiku terasa jengkel, Mas Indra tidak datang ke sini juga tidak memberi kabar. 

"Aku pulang dulu, ya. Entar tempatnya aku share" pamitnya.

"Bye" Tia melambaikan tangan.

"Hati-hati" aku membalas lambaian tangannya. 

------

"Kamu kenapa malah dukung gitu, sih?" rajukku pada Andrian. 

"Lah, kenapa? Katanya jangan buat kesalahan. Aku kan, pasanganmu" tukas Andrian dengan santai.

"Harusnya kamu bisa nolak gitu, cari alasan kek, atau pura-pura sibuk!" kesalku.

"Aku cuma mengikuti alurnya aja" tanpa merasa bersalah jawaban Andrian. 

"Hih, kamu gak ngerti-ngerti! Kamu gak tahu masalahnya" aku semakin naik pitam. 

"Emang apa masalahnya? Toh, kita cuma berpura-pura"

"Masalahnya... Mas--alahnya..." aku membuang nafas sebal. "Dah, lah. Ka

Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status