Share

Curhat Sama Mami

ZACH

Badanku terasa mengawang-ngawang tidak menginjak tanah setelah keluar dari rumah orang tua Zola. Penolakan dan pengusiran secara halus oleh orang tua Zola sama sekali tidak membuatku tersinggung dan sakit hati. Yang kurasakan adalah perasaan sedih yang tidak terjabarkan dengan kata-kata. Hatiku patah sepatah-patahnya.

Wow, baru kali ini ada perempuan yang mampu membuatku hancur. Zola namanya. Dia memang bukan yang pertama, tapi dia wanita pertama yang membuatku seluka ini.

Cukup lama aku berdiri di depan pagar rumah orang tua Zola sambil berpikir apa yang akan aku lakukan berikutnya. Sempat melintas ide untuk mencari Zola ke Kaltara. Namun, setelah kupikir lagi menggunakan logika yang lebih jernih, hal tersebut adalah tindakan konyol yang mungkin akan sia-sia. Masalahnya, aku tidak punya pegangan apa-apa. Aku nggak punya alamat Zola yang akan kutuju. Itu sama saja halnya dengan orang buta yang mencoba berjalan tanpa tongkat.

Pada akhi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status