Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.
Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.
“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pemilik tubuh yang ia gunakan. Walaupun Orion tahu kalau roh si pemilik tubuh yang dia gunakan sudah tidak ada di dunia ini, Orion tetap ingin memberikan pujian tersebut padanya.
Setelah menurunkan tangannya, Orion kembali membuka mata, lalu dia menyandarkan punggungnya pada tumpukan bantal yang sudah ia susun sedemikian rupa di belakang. Ekspresi penuh kecemburuan tampak di wajah tampan Orion sebelum dia menghela napas untuk kedua kalinya.
“Anak ini memiliki kehidupan yang sederhana dan bahagia, aku benar-benar iri dengannya,” ungkap Orion dalam hati.
Berbicara mengenai kehidupan “Orion Black” yang Orion cemburui, ketika dirinya berada dalam ambulans yang mengangkutnya tadi, Orion berhasil mendapatkan ingatan si pemilik tubuh asli. Karena jumlahnya yang begitu besar dan terbuka secara bersamaan, Orion yang sebenarnya memiliki kekuatan mental besar merasakan pandangannya menggelap sampai tidak sadarkan diri setelah menerimanya. Ketika terbangun, Orion sudah berada di kamar rumah sakit dengan tangan yang terhubung selang infus.
Orion tidak tahu sudah berapa lama dirinya tidak sadarkan diri. Dalam jangka waktu itu pula, Orion menyortir semua ingatan yang diterimanya, dan dari sana akhirnya Orion mengetahui beberapa informasi mengenai cerita “Orion Black” beserta informasi mengenai dunia ini.
Dari ingatan yang diterimanya, “Orion Black” memiliki kehidupan yang sederhana. Dia remaja biasa yang tinggal di Desa Burton bersama neneknya. Setelah berhasil menyelesaikan ujian masuk perguruan tinggi di kota, si pemilik tubuh asli diajak oleh beberapa teman sekelasnya ke Desa Elk untuk berjalan-jalan, dan tanpa disadarinya ia bersama teman-temannya itu masuk dalam portal dungeon.
Karena si pemilik tubuh asli adalah orang biasa dan tidak memiliki superpower, tentu dia tidak bisa melawan monster ganas seperti manusia serigala. Akhirnya dalam sekali serang si pemilik tubuh tewas. Tidak berselang lama setelah itu, jiwa Orion dari dunia lain datang dan masuk ke dalam tubuhnya yang sudah tidak bernyawa itu.
“Dia sangat bodoh sampai mau saja diajak masuk ke dungeon oleh teman-temannya. Aku ragu orang-orang itu pantas disebut sebagai teman, mereka tentu tahu kalau anak ini tidak memiliki superpower, namun mereka masih mengajaknya masuk ke dungeon.” Orion menggelengkan kepala. Dia semakin yakin kalau orang-orang yang mengajak si pemilik tubuh asli ke dungeon lebih mirip seperti musuh dalam selimut.
Si pemilik tubuh asli sangat lugu dan polos. Tidak heran kalau dia mudah untuk dibodohi oleh orang-orang itu.
Walaupun “Orion Black” merupakan orang biasa yang tidak memiliki superpower dan juga terkesan lugu, dia bukanlah orang bodoh seperti yang Orion katakan barusan. Di sekolahnya, “Orion Black” merupakan murid yang pintar, dia selalu menempati peringkat pertama dan juga menjadi kebanggaan sekolahnya. Banyak orang-orang yang iri terhadap dirinya. Dia tampan, tinggi, pintar, dan berbakat. Apabila “Orion Black” memiliki superpower, sudah dipastikan hidupnya akan semakin sempurna. “Orion Black” hanya kurang pengalaman saja.
“Mereka harus bersyukur karena tewas diterkam oleh manusia serigala di dungeon dan tidak bertemu denganku.” Orion berbeda dengan si pemilik tubuh asli, dia bukanlah orang yang akan tinggal diam ketika orang lain mencari masalah dengannya.
Berbicara mengenai kekuatan superpower, Orion juga menemukan sedikit informasi mengenai dunia ini dari ingatan yang didapatkannya. Fenomena kemunculan superpower dan hal-hal berbau supernatural sudah terjadi sejak seratus tahun lalu, pada saat itu tiba-tiba saja energi spiritual di Bintang Biru bangkit, lalu kekacauan yang besar terjadi. Banyak orang yang membangkitkan kekuatan supernatural mereka. Namun, sebelum mereka merasa bahagia karena memiliki superpower, dungeon ikut muncul bersama dengan monster yang dibawanya.
“Keadaan seratus tahun yang lalu pasti kacau sekali.” Orion mengomentari informasi yang ia dapatkan dari ingatan si pemilik tubuh asli.
Walaupun kekacauan terjadi terus-menerus akibat kemunculan dungeon di mana-mana, seratus tahun bukanlah waktu yang singkat bagi manusia untuk bisa beradaptasi. Mereka mulai bisa mengontrol superpower yang dimiliki untuk melawan monster dan menutup portal dungeon, dalam seratus tahun itu pula sistem Hunter pun muncul.
Mereka yang diketahui mampu membangkitkan superpower bisa mengetes level superpower yang dimiliki dan mendapatkan lisensi Hunter di asosiasi Hunter nasional atau NTH (National Therondia Hunter). NTH sendiri merupakan asosiasi Hunter yang langsung berada di bawah pengawasan pemerintah di negara ini, organisasi tersebut menaungi semua Hunter dan juga mengawasi kegiatan supernatural —munculnya dungeon dan monster— di Therondia.
Orang-orang berpakaian hitam yang Orion temui ketika keluar dari dungeon adalah Hunter yang bekerja untuk NTH. Tidak heran mereka sangat profesional, mereka sudah terbiasa mengontrol kasus seperti itu.
Tok… tok… tok…
Ketukan pintu dari luar mencuri perhatian Orion. Sebelum Orion memberikan izin bagi si pengetuk pintu untuk masuk, si pengetuk pintu sudah terlebih dahulu membuka pintu dan masuk ke dalam. Salah satu dari dua orang yang masuk adalah pria berpakaian hitam yang Orion kenal sebagai ketua grup Hunter yang dia temui di Desa Elk, sementara satunya lagi Orion belum pernah melihatnya.
“Tuan Black, aku mendengar dari paramedis kalau kau sempat pingsan dan dirawat di ruangan ini. Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya si ketua dengan kalem.
Si ketua grup Hunter itu masih mengenakan jas standar berwarna hitam yang lengkap dengan dasi terikat di leher dan sepatu kulit warna senada. Dia begitu rapi, sangat mirip seperti karyawan kantoran yang akan menghadiri seminar. Sama seperti si ketua grup Hunter, orang yang mengikutinya juga mengenakan pakaian serupa, bedanya orang ini juga memakai kacamata hitam untuk menutupi matanya.
Dalam hati Orion bertanya-tanya, apakah NTH memiliki peraturan mengharuskan anggotanya mengenakan pakaian hitam dan formal seperti ini. Sedikit terkesan dengan ide lucu yang muncul dalam benaknya, Orion pun menepis hal itu setelahnya.
“Aku baik-baik saja. Setelah beristirahat untuk beberapa waktu, kondisiku sudah jauh lebih mendingan ketimbang sebelumnya,” balas Orion. Senyuman kecil bertengger di bibir tipisnya.
“Dibandingkan dengan Hunter Welsh, kondisimu memang terlihat jauh lebih baik,” ungkap si ketua grup Hunter. Dia dan rekannya mengambil tempat duduk di samping ranjang rumah sakit tempat Orion berada.
“Bagaimana dengan keadaan Harry?” tanya Orion berikutnya.
Hunter Welsh yang dimaksud oleh si ketua grup Hunter adalah Harry. Orion ingat Harry pernah mengatakan kalau dirinya merupakan Hunter level C. Sepertinya Harry juga dirawat di rumah sakit yang sama dengan Orion.
“Kami baru saja menjenguk Hunter Welsh di kamarnya, namun sampai sekarang dia belum siuman. Menurut dokter yang merawatnya, Hunter Welsh kehilangan banyak darah dan ada beberapa organ dalam tubuhnya terluka, sehingga dia membutuhkan waktu untuk sembuh total.” Rekan si ketua grup Hunter menjawab pertanyaan Orion.
Pria itu kembali melanjutkan perkataannya, “Beruntungnya teknologi medis era sekarang jauh lebih canggih bila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Setidaknya dengan kondisi Hunter Welsh sekarang, dia hanya membutuhkan waktu seminggu untuk bisa sembuh dan keluar dari rumah sakit.”
Orion mengangguk. Kondisi teknologi di Bintang Biru jauh lebih canggih apabila dibandingkan dengan teknologi di dunia asal Orion, termasuk perkembangan ilmu medis —yang bahkan bisa mengobati sakit kronis seperti kanker. Kemungkinan besar, berkembangnya teknologi dan internet yang begitu pesat di Bintang Biru berkaitan erat dengan bangkitnya energi spiritual.
Si ketua grup Hunter berdehem. Suaranya tersebut sukses mengalihkan perhatian Orion, membuat pemuda itu memfokuskan matanya kepada dua orang Hunter dari NTH tersebut. Orion mengedipkan mata, senyuman kecil yang bertengger di bibirnya kini berubah datar, bersamaan dengan itu, ekspresi di wajah tampan Orion menjadi lebih kalem dan juga tertutup.
“Karena pada waktu itu kau dan Hunter Welsh baru saja keluar dari dungeon serta dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk dimintai keterangan, kami memutuskan untuk menundanya sampai menunggu kalian baikan.” Si ketua grup Hunter memulai pembicaraannya. Ekspresi yang terpatri di wajahnya begitu serius, membuat pria itu tampak sedikit lebih menyeramkan dengan bekas luka lama yang membentuk garis diagonal di wajahnya.
“Sebelumnya aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Aku James, Hunter kelas B dari NTH yang ditugaskan untuk mengawasi dan menjaga portal dungeon yang muncul di Desa Elk,” lanjut si ketua grup Hunter —James.
“Dungeon di Desa Elk muncul empat hari yang lalu. Berdasarkan analisa yang pihak NTH lakukan, dungeon tersebut masuk dalam klasifikasi kelas E yang seharusnya tidak berbahaya. Tiga hari yang lalu, sebuah tim yang dibentuk oleh Hunter senior Kelas B meminta izin kepada pihak NTH untuk melakukan eksplorasi ke dalam dungeon. Ada seratus orang dalam tim yang dibentuk dan mereka akan masuk ke dungeon sehari kemudian.”
“Hunter Welsh berada dalam daftar Hunter yang ikut dalam ekspedisi ini. Namun, kau —Orion Black, kami tidak menemukan namamu dalam daftar Hunter yang seharusnya mengikuti ekspedisi ini. Bahkan, kau juga tidak memiliki lisensi Hunter maupun terdaftar sebagai pengguna superpower. Namamu tidak tercantum dalam database Hunter di NTH. Lalu, bagaimana kau bisa ikut masuk dalam dungeon bersama tim ekspedisi?” Suara James yang kalem namun tegas pada saat yang sama menggema dalam kamar.
Dua pasang mata mendelik ke arah Orion, mereka tidak membiarkan ada celah sedikit pun yang luput dari pengawasan.
Matahari yang sedari tadi bersinar dengan angkuhnya di atas langit pun perlahan-lahan kecemerlangannya tertutup oleh awan. Benda langit tersebut terus bergerak, warna jingga yang sedikit pucat kini menggantikan warna biru yang awalnya mendominasi langit St. Ludwig. Melihat ke ufuk barat, matahari sebentar lagi tenggelam, dan sekarang waktu telah mununjukkan pukul lima sore.Setelah dokumen bermaterai yang menyatakan kedua belah pihak telah memutuskan hubungan kekeluargaan mereka ditandatangani, ibu Orion tidak perlu lagi menunjukkan kepura-puraannya. Sengaja atau tidak, ia memperlihatkan sekelebat rasa ketidaksabaran, dan setelah mengucapkan perpisahan yang dingin ia langsung bergegas meninggalkan Orion di kafe sendirian. Sejak detik itu pula, Orion Black tidak lagi mempunyai hubungan dengan Renata Turner, ia telah menjadi seorang yatim piatu dan sebatang kara.‘Ini adalah keputusan yang tepat,’ katanya dalam hati.Setelah kepergian ibunya, Orion tidak langsung pergi dari tempat itu.
Langit di atas kota St. Ludwig berwarna biru cerah. Matahari yang duduk di singgasananya tidak menunjukkan akan bersembunyi di balik awan, sehingga panas teriknya membuat banyak orang sedikit mengeluh dan beberapa di antaranya memilih berjalan cepat untuk menghindari sengatan matahari. Sekarang ini Therondia masih mengalami musim panas, saat waktu menujukkan tengah hari, panas yang terpancar dari atas benar-benar membuat sebagian besar orang kewalahan.Orion yang berjalan kaki menuju tempat yang ditunjukkan oleh sang ibu merasa beruntung karena ia memiliki stok pil es dalam ruang portabelnya, pil es tersebut akan membuat tubuhnya tidak terpengaruh oleh suhu panas dan menjaganya tetap dingin. Mengingat musim panas di Therondia, khususnya St. Ludwig, sangat ekstrim—Orion langsung menelan satu butir pil es sebelum dia memulai perjalanan menuju kafe Emporrium.Setidaknya dengan begini ia bisa menjalani sepanjang musim panas dengan lebih nyaman.Berbicara mengenai perjalanannya, Orion semp
Pada hari itu juga, Orion memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Sepuluh menit setelah dia berhasil mencerna semua energi spiritual dalam kristal kunci dan memastikan tubuhnya sudah stabil, Orion pun segera bergegas menuju stasiun kota yang berjarak kurang dari dua kilometer dari rumah sakit. Tidak sekali pun Orion mencoba menoleh ke belakang, dia terus berjalan dan masuk dalam taksi yang dipesannya.Perjalanan Orion menuju St. Ludwig jauh lebih lancar dibandingkan dengan perjalanannya yang pertama. Kali ini kereta api yang membawa Orion tidak mengalami kendala apapun. Tidak ada monster atau dungeon pop-out yang muncul tiba-tiba, dan setelah satu jam perjalanan menggunakan kereta, akhirnya Orion tiba juga di ibu kota Kerajaan Therondia, St. Ludwig.Berbeda dengan kampung halaman Orion yang ada di kaki gunung, St. Ludwig tampak sangat megah dan penuh akan hiruk-pikuk keramaian. Sebagai ibu kota kerajaan besar seperti Therondia, St. Ludwig merupakan kota metropolitan dan jantung utam
“Keberadaanmu adalah sebuah kesalahan. Aku tidak seharusnya melahirkan dirimu ke dunia ini. Aku menyesal tidak membunuhmu saat kau masih berada dalam perutku!!” Seorang wanita bergaun putih berteriak dengan histerisnya ke arah anak laki-laki yang berdiri tidak jauh darinya. Wanita itu sebenarnya cantik, namun kulitnya yang terlampau pucat dan rambut panjangnya yang acak-acakkan membuatnya tampak seperti orang gila. Kedua mata miliknya menampilkan sorot penuh kebencian pada anak laki-laki di hadapannya, seolah-olah anak itu adalah musuh bebuyutannya dan bukannya anak kandungnya sendiri.“Mati kau! Mati!!!” Teriakan itu kembali meluncur dari mulut sang wanita, diikuti oleh sumpah serapah yang mengutuk sosok mungil di hadapannya tersebut. Tidak hanya berteriak saja, wanita berambut acak-acakan itu juga mengambil beberapa barang kecil yang dapat dijangkaunya, dia melemparkan benda itu ke arah sang anak kecil. Bukannya menghindar, anak laki-laki yang baru berusia empat tahun tersebut me
‘Patung adalah benda mati dan mereka tidak mungkin hidup, kecuali kalau mereka merupakan monster batu yang memang tubuhnya terbuat dari batu. Tapi, tidak mungkin patung kelinci sialan ini adalah monster batu ‘kan!’ Orion melihat bagaimana Leo terpelanting tidak berdaya setelah patung berkepala kelinci menyerangnya secara tiba-tiba. Pukulan keras seperti itu pasti menimbulkan luka dalam bagi Leo, dan Orion tidak akan terkejut lagi kalau sang pemuda akan muntah darah setelah ini.Benar sekali dugaan Orion. Tubuh Leo menabrak arena komidi putar dan membuat wahana tersebut setengah hancur—dan mungkin sepenuhnya mengingat wahana itu sebelumnya sudah bobrok karena terlalu lama tidak dirawat. Beberapa patung plastik berbentuk kereta kerang dan kuda-kudaan pun langsung copot dari tiangnya, bahkan tak sedikit pula yang ikut ringsek akibat hantaman kuat dari tubuh Leo yang menabraknya. Debu menyelimuti area tersebut, hanya suara orang—Leo—yang terbatuk-batu saja terdengar dari sana.Orion tida
Drap… drap… drap…Hentakan langkah kaki berat terdengar dari kejauhan. Suaranya memberikan petunjuk kalau si pemilik langkah kaki tengah bergerak cepat dan jumlahnya pun juga lebih dari satu individual yang datang. Seiring waktu berjalan, suara hentakan itu semakin bertambah keras, artinya makhluk yang tengah mengincar Leo dan Orion tengah mendekat dengan kecepatan tinggi.Leo mengeratkan pegangannya pada tongkat sihir. Peluhnya yang menetes dari kening mulai turun ke pipi, sesekali kepalanya bergerak dengan sepasang mata awas yang tidak pernah menurunkan penjagaannya. Sang Hunter kelihatan sekali sangat tegang dari gestur tubuh yang dimilikinya. Ibaratnya sebuah anak panah yang telah dipasangkan pada busur panahan, ia siap menyerang ketika sesuatu yang keluar dari persembunyiannya itu menampakkan dirinya.Berbeda dengan sikap Leo yang begitu was-was. Kedua bahu Orion turun sesaat dengan satu tangan tersimpan dalam saku celana. Wajah tampan pemuda itu tidak menunjukkan sedikit pun ras