Share

56

Satu bencana besar sudah terlalui. Layaknya badai di tengah laut, ombak besar baru saja surut. Guncangannya memang memporak-porandakan kapal, namun tidak cukup mampu untuk menenggelamkan Arkana. Malam sudah berlalu, menyisakan rintik lembut yang lebih kecil dari tetes—remah-remah hujan melayang menabrak jendela. Sinar matahari membias pelangi.

Pemandangan pagi akan segera berlalu, ketika Banu Bhuana masuk dengan hati-hati. Ia selipkan tubuh tegap itu ke dalam ceruk pintu, lalu berdiri di sebelah ranjang gadis itu.

“Apa kamu sudah membaik?” Ia bertanya dengan suara lembut. Matanya mengawasi Arkana.

Arkana memaksakan diri untuk tersenyum. Perutnya terasa kosong. Rongga tubuhnya terasa kosong. Ia nyaris tidak bisa merasakan kegembiraan. Hanya akal yang membujuknya untuk memahami kelegaan.

“Apa Cantra baik-baik saja?” Arkana menjawab pertanyaan Banu dengan pertanyaan.

Banu sama terpaksanya dengan Arkana. Lesung pipinya tampak bingung. “Dia sedang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status