Share

Di jual

Penulis: Queen Twillight
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-19 11:31:57

Pagi harinya, Minah pergi untuk mencari pekerjaan. Sedangkan Rubby, dia di rumah untuk memulihkan kondisinya.

"Kasihan mbok Minah, gara-gara aku, dia harus menjadi seperti ini. Aku gak boleh diam saja. Setelah pulih nanti, aku juga harus berusaha mencari pekerjaan untuk membantunya."

Sementara itu di perusahaan, Armand tiba-tiba saja didatangi beberapa orang yang merupakan kolegannya. Mereka menuntut kerugian atas investasi yang mereka buat dan tak menghasilkan.

Mereka mengancam Armand, kalau dirinya tidak mengganti uang milik mereka, maka mereka akan mengajukan kasus tersebut ke pihak kepolisian atas tuduhan penggelapan uang dan penipuan. Tentu Armand yang mendengar itu, merasa ketakutan.

"Saya mohon, tolong kasih saya waktu! Saya berjanji akan mencari uangnya dan mengganti kerugian kalian."

"Lalu menurut kamu, kami harus percaya? Kami khawatir kalau kamu akan melarikan diri setelah ini. Apalagi setelah tahu kalau kami menuntut kerugian ini."

"Saya berjanji kalau saya tidak akan melarikan diri. Saya pasti akan membayar semuanya atas kerugian yang kalian alami."

"Baiklah kalau begitu, kami akan memberikan kamu waktu! Lusa! Lusa, uang yang kami minta sudah harus ada! Kalau tidak, bersiaplah untuk kami jebloskan ke dalam penjara! Kami akan terus memantau kediamanmu. Kalau kau sampai coba-coba kabur, aku takkan segan untuk membunuhmu dan juga anak-anakmu!"

Armand berlutut. "Saya janji, Saya tidak akan kabur. Tolong jangan sakiti kedua anak saya," tutur Armand. Orang-orang itu pun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Armand. Seluruh kantor riuh mengetahui hal itu.

"Apa mungkin perusahaan ini akan gulung tikar?! Lalu Bagaimana nasib kita?!"

"Aku juga tidak tahu. Sepertinya perusahaan ini memang sedang bermasalah saat ini."

Pulang dari kantor, Armand marah-marah di rumah. Dia menghimbau kepada kedua anaknya, Alvian dan Amara untuk segera mengemasi pakaian mereka.

"Memangnya ada apa sih, Pah? Kenapa kita sampai harus mengemasi pakaian kita semua?" tanya Amara.

"Iya, Pah. Sebenarnya ada masalah apa, sih? Kenapa kita sampai harus seperti ini?!" lanjut Alvian.

"Ceritanya panjang! Papa tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Yang terpenting, sekarang kita harus segera pergi dari sini! Rumah ini sudah tak aman lagi."

"Maksud Papa apa?"

"Papa bangkrut. Perusahaan kemarin mengalami kerugian besar. Dan para kolega yang berinvestasi meminta uang mereka kembali. Papa bingung harus membayarnya dari mana. Sedangkan uang perusahaan sudah hampir habis untuk membayar kerugian yang ada."

"Apa, Pah?! Kenapa bisa seperti ini?! Lalu bagaimana sekarang?!" ujar Alvian.

"Pokoknya aku gak mau miskin! Aku malu," ujar Amara.

Armand mengusap wajahnya kasar. "Papa juga bingung harus bagaimana. Jalan satu-satunya, kita harus menjual rumah ini. Itupun sepertinya belum menutupi seluruhnya. Uang yang harus Papa bayarkan itu cukup besar. Papa juga tidak tahu harus mencarinya ke mana."

Hingga tiba-tiba terpikirkan sebuah ide oleh Amara. Dia teringat, teman-temannya pernah mengatakan, kalau menjadi seorang sugar baby dari pengusaha kaya akan mendapatkan banyak uang. Dia pun kepikiran akan Rubby, adiknya.

"Aku punya ide!" ujarnya tiba-tiba. Sontak Armand dan Alvian pun menoleh ke arahnya.

"Ide apa?" tanya Alvian.

Amara tersenyum, "Bagaimana kalau kita jual saja Rubby pada laki-laki kaya raya?!"

Armand dan Alvian saling melempar pandangan.

"Maksudmu bagaimana, nak? Kita menjual Rubby? Menjual bagaimana?" tanya Armand.

"Papa! Aku yakin papa memiliki kenalan seorang pengusaha besar yang suka bergonta-ganti pasangan. Aku yakin, kalau papa menawarkan Rubby padanya, dia pasti akan bersedia membeli Rubby dengan nilai yang fantastis. Apalagi Rubby masih perawan, 'kan, aku yakin, lelaki mana yang tak akan tergoda. Lagipun, wajahnya juga tak jelek-jelek amat, aku yakin kalau dia di poles make up, dia akan terlihat menarik."

Seketika Armand tersenyum mendengar itu. "Kau benar. Idemu bagus juga. Aku bahkan tak kepikiran sampai ke arah sana. Kenapa kita tidak memanfaatkan Rubby saja," ujar Armand sambil tersenyum. Alvian pun mengangguk.

Sore harinya, Armand dan kedua anaknya berusaha mencari informasi tentang keberadaan Rubby. Dia bahkan sampai menyebarkan foto Rubby, dan menandai dia sebagai orang hilang. Tentu semua orang yang pernah melihat wajah Rubby, dengan senang hati memberitahunya. Atas petunjuk-petunjuk yang ada, akhirnya Armand dan kedua anaknya pun berhasil menemukan tempat tinggal Rubby.

Di kamar, Rubby yang baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya, sedikit keheranan mendengar suara ketukan pintu yang cukup keras. Rasa-rasanya, tak mungkin kalau itu Minah. Kalau itu dia, pasti dia sudah langsung masuk, pikir Rubby.

Iapun akhirnya membuka pintu tersebut. Rubby sedikit terkejut mendapati papa dan kedua kakaknya datang ke tempat tinggal barunya. Rubby pikir, mungkin mereka datang untuk menjemputnya kembali.

"Papa? Kak Amara, kak Alvian? Kalian semua datang kesini?" tanya Rubby dengan wajah sumringah. Dia sungguh bahagia dan tak menyangka, kalau keluarganya itu ternyata masih memperdulikannya, pikirnya.

"Ya, kami datang kemari untuk menjemputmu, Rubby. Ikutlah dengan kami," ujar Armand dingin.

"Tapi mbok Minah masih belum pulang, Pah, bisakah kita tunggu dia dulu?"

"Masa bodo dengan dia! Kita tak perlu mengajaknya," lagi Armand berucap.

"Tapi, Pah—"

"Kamu mau ikut, atau tidak?! Kalau tidak, yasudah! Biar kami pulang lagi," sahut Amara tiba-tiba. Rubby pun langsung setuju.

"I-iya, kak. Rubby ikut. Rubby ikut kalian semua," ujarnya semangat. Meski dalam hati dia sedih, karena harus berpisah dengan Minah. Padahal wanita tua itu sudah begitu baik padanya, juga sangat menyayanginya.

Setibanya di rumah, Amara langsung membawa Rubby ke kamarnya. Dia juga meminta Rubby untuk mengganti pakaiannya.

"Kak? Kenapa Rubby harus ganti pakaian segala? Dan, pakaian apa ini. Kenapa seperti kurang bahan begini?" ujar Rubby membolak-balik pakaian tersebut. Ya, pakaian yang di berikan Amara itu adalah pakaian miliknya yang merupakan pakaian sexi. Belahan dadanya sangat rendah, dan potongan bawahnya juga sangat tinggi, hanya bisa menutupi bagian panggul saja.

"Kamu ini banyak sekali bertanya! Sudah, cepat, pakai saja!" Amara berusaha memakaikan pakaian tersebut.

"Tapi, Kak—"

"Pakai, Rubby! Atau aku akan marah," ujarnya. Rubby pun pada akhirnya hanya menurut saja.

Setelah mengganti pakaiannya, Amara pun merias wajah Rubby dengan make-up. Seumur-umur baru ini pertama kalinya Rubby menggunakan makeup. Karena selama ini dia tidak pernah menggunakan apapun. Wajah Rubby memang cantik, dia juga memiliki kulit yang putih bening. Meskipun tak melakukan perawatan, dirinya yang memang tak pernah keluar rumah, membuat kulit tubuhnya terawat meski tak menggunakan perawatan kecantikan.

Setelah selesai dirias, Amara pun membawa Ruby kepada Armand. Armand meminta Rubby untuk ikut bersamanya.

Sepanjang perjalanan Rubby hanya diam saja. Dia adalah orang yang paling takut dengan Armand. Bahkan dia juga tidak berani untuk bertanya mengenai apa yang akan mereka lakukan.

Hingga kemudian mobil yang dikendarai oleh Armand itu pun tiba di sebuah hotel berbintang. Keduanya pun turun dan masuk kedalam hotel tersebut.

Armand membawa Rubby ke salah satu kamar VVIP. Disana, sudah ada seorang pria yang menunggu kedatangan mereka.

"Akhirnya kau datang juga, Armand. Aku pikir, Kau hanya bercanda tadi," ujar pria itu menghampiri keduanya. Hingga kemudian tatapannya beralih pada Rubby yang berdiri di samping Armand. Pria setengah baya itupun tersenyum smrik, "Jadi ini gadisnya?" Pria itu menatap Rubby. Rubby pun bersembunyi ketakutan di balik tubuh Armand.

"D-dia siapa, Pah? Dan, k-kenapa papa bawa Rubby padanya?" tanya Rubby pada akhirnya.

Armand pun mendorong tubuh Rubby hingga tersungkur ke hadapan pria itu. Seketika Rubby ketakutan.

"Aku tidak mungkin bercanda untuk masalah uang, Mr Robert, aku pasti datang sesuai janjiku. Lalu sekarang mana uangnya? Aku sudah membawa putriku, seperti apa yang aku janjikan padamu!"

Robert tertawa. Rubby pun ketakutan di buatnya.

"Tentu, Armand, aku juga tidak mungkin mengingkari janjiku. Sesuai dengan kesepakatan kita, aku juga sudah menyiapkan uangnya!" Robert memberikan satu koper uang kepada Armand. Armand pun dengan senang hati mengambilnya.

"Good! Saya suka kerjasama ini. Mulai sekarang, putriku sudah menjadi milikmu! Aku serahkan dia padamu, Mr Robert."

Robert tersenyum mendengar itu. Keduanya pun bersalaman di atas kepala Rubby.

"Tunggu! Maksudnya ini apa?!" tanya Rubby menatap Armand. Ia pun bangkit dan menghampiri papanya. "Pah? Maksud papa apa, Rubby jadi miliknya? Papa menjual Rubby padanya?!" Rubby bertanya sambil menangis. Armand pun tersenyum.

"Ya, papa sudah menjual mu, Rubby. Tinggallah disini bersama Mr Robert! Sedangkan dia, karena mulai sekarang, kau adalah miliknya!"

Setelah berkata demikian Armand pun pergi sambil membawa koper tersebut. Rubby lantas menahannya, "Pah!—" sahut Rubby menggeleng keras. Namun Armand justru menghempaskan tangannya dan meninggalkannya begitu saja.

"Papah! Enggak! Jangan tinggalin Rubby, pah! Rubby gak mau disini," teriak Rubby sambil menangis. Namun tiba-tiba saja sebuah tangan menarik Rubby, pria itu membawa Rubby.

"Kemarilah, sayang ..., mari kita bersenang-senang," ujarnya mendorong tubuh Rubby ke ranjang. Rubby pun menggeleng keras.

"Gak! Jangan dekati saya!, pergi!" teriak Rubby histeris.

Namun tiba-tiba saja pintu kamar itu di tendang dari luar. Seorang pria datang bersama para ajudannya.

"Lepaskan, dia! Aku akan mengganti uangmu 10 kali lipat!"

Seketika Robert pun menghentikan aksinya dan menatap pria itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Pembelaan Untuk Rubby

    Begitu orang itu melepaskan tangannya dari mata Rubby, Rubby pun segera berbalik badan untuk melihatnya. Dia menyempitkan matanya melihat seseorang yang pernah dikenalinya. “Oliver?” ucap ruby sambil menunjuk wajah laki-laki itu. Ya, ternyata yang menutup mata Rubby tadi adalah Oliver, laki-laki yang sempat bertemu dengannya beberapa waktu lalu saat di butik. Dan Clarissa yang memperkenalkan mereka. Oliver tersenyum mendengar ucapan Rubby, dia merasa senang karena ternyata Rubby masih mengingatnya. “Kamu masih mengingatku?” tanya Oliver bahagia. Rubby pun mengangguk. Oliver lagi tersenyum.“Syukurlah kalau kamu masih mengingatku. Aku kira kamu sudah tidak ingat lagi.” Rubby lagi tersenyum. “Oh ya, Kamu sedang apa di sini? Apa mungkin kamu ingin pergi ke suatu tempat?” tanyanya ragu.“Tidak, tidak. Tadi aku hanya mencari udara segar saja. Kebetulan aku melihat kamu di sini, makanya aku hampiri.” Rubby mengangguk. Dia sebenarnya merasa malu karena ketahuan sedang mengintip Malvino. D

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Hari Pernikahan

    Beberapa hari berlalu, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba. Hari pernikahan Malvin dan Rubby di adakan di kediaman Thompson. Seluruh keluarga Thompson dan kerabat hadir di acara pernikahan itu, namun tidak dengan keluarga Rubby. Rubby meminta Minah untuk menjadi orang tua penggantinya di pernikahan itu. Dan Minah pun dengan senang hati bersedia. Di kamarnya, Rubby sudah terlihat cantik dengan gaun pengantin yang di kenakan nya. Sebuah mahkota indah juga turut menghiasi di kepala. Rubby tersenyum menatap bayang dirinya di cermin. Dia masih tidak percaya, kalau hari ini adalah hari pernikahannya. Pernikahan dengan seorang pria yang baru saja di kenalnya beberapa hari.Namun meski begitu Rubby yakin, kalau ini sudah menjadi takdirnya. Tuhan pasti memiliki alasan di balik pertemuannya dengan keluarga Thompson ini. Mungkin ini adalah jawaban dari sebuah penantian panjangnya. Buah dari kesabarannya, hingga akhirnya mendapatkan keluarga yang menyayanginya.Lagi pula kalau di liha

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kecupan Pertama

    Malam harinya Malvin kembali mendapatkan telepon dari mantan kekasihnya—Secilia. Gadis itu masih juga belum menyerah dan belum bisa menerima nasibnya.Sudah berkali-kali Secilia mencoba menghubunginya. Namun Malvin berusaha untuk mengabaikannya. Hingga pada panggilan ke sepuluh, akhirnya Malvin pun mengangkat panggilannya. Dia merasa terganggu dengan suara dering dari telpon tersebut."Ada apa lagi, nona Secilia? Bukankah sudah saya katakan untuk tidak menghubungi saya lagi? Saya sungguh merasa terganggu dengan panggilan dari Anda. Saat ini saya sedang sibuk mengurus acara pernikahan saya."Secilia terisak tangis. "Aku mohon jangan seperti ini Malvin, aku tidak bisa kehilangan kamu. Tolong jangan pernah tinggalkan aku. Batalkan pernikahan kamu dengan gadis itu, Malvin. Aku mohon...""Apa yang anda katakan, Nona Secilia. Saya tidak mungkin membatalkan pernikahan saya. Semuanya sudah di atur dan tinggal menunggu hari H nya saja. Saya harap anda tidak lagi mengganggu saya. Tolong terima

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Menikah Karena Sebuah Perjodohan

    "Ibu pengganti?"Rubby mengangguk mengiyakan. "Sebenarnya ceritanya panjang Malvin, aku tidak bisa menceritakannya di sini. Ini sudah larut. Bisakah aku membawanya ke rumah?"Malvin terdiam sejenak. Hingga kemudian dia pun mengangguk. "Baikkah, kamu boleh mengajaknya ke rumah."Rubby tersenyum mendengar itu. "Terima kasih."Malvino mengangguk. Kemudian mereka semua pun masuk ke dalam mobil. Malvin melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Setibanya di kediaman keluarga Thompson, Rubby mengajak Minah untuk masuk ke dalam rumah. Minah sedikit keheranan melihat rumah tersebut. Dia tidak tahu itu rumah siapa. "Non Rubby, ini rumah siapa? Kenapa kita kesini saat ini?"Rubby tersenyum mendengar pertanyaan Minah tersebut. "Ini rumah keluarga Thompson, Mbok. Mereka adalah keluarga baruku!"Minah sedikit terkejut mendengar pernyataan Rubby. "Keluarga baru Non?"Rubby mengangguk. Hingga akhirnya langkah mereka pun tiba di ruang utama. Kakek Oscar, Clarissa, dan juga yang lainnya menatap tany

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Dia Ibu Pengganti

    Setelah selesai makan malam, Rubby pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun tiba-tiba saja dia teringat kalau saat ini dia sedang mendapatkan tamu bulanannya. Dia bahkan tidak memiliki pembalut sama sekali di kamarnya. Dia pun harus segera pergi ke minimarket atau dia tidak bisa melewati tidur indahnya hari ini. Dia pun bergegas keluar dari kamar dan pergi menuju kamarnya Clarissa. Dia harus segera meminta izin kepada wanita itu untuk bisa keluar dari rumah. Tak berselang lama setelah mengetuk pintu, pintu tersebut pun dibuka oleh Clarissa. Wanita itu tersenyum melihat Rubby. "Rubby? Sayang, ada apa? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Rubby pun memelintir pakaiannya menggunakan tangan sebelum berbicara. Dia merasa ragu untuk mengatakannya. "Em, begini Nyonya, saya—" "Rubby, bukankah sudah kukatakan, untuk tidak memanggilku dengan sebutan seperti itu? Panggil aku Mami, seperti layaknya Malvin memanggilku. Dan jangan berbicara formal seperti itu denganku! Bicara seperti biasa saja

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kembalinya Sahabat lama

    Pernikahan antara Malvino dan Rubby pun sudah diatur keluarga. Semuanya sibuk untuk mempersiapkan acara. Tak hanya keluarga dekat, namun Opa Oscar juga meminta kerabat jauh mereka untuk datang ke acara pernikahan Malvino dan Rubby nanti.Kini, seluruh keluarga sudah berkumpul untuk merayakan pernikahan Malvino dan Rubby yang akan diadakan lusa nanti. Undangan juga sudah mulai disebar. Hampir semua rekan bisnis yang menjadi kolega keluarga mereka, mereka undang.Tak hanya rekan bisnis, namun Malvino dan keluarganya juga mengundang Cecilia, untuk turut hadir ke pernikahannya Malvino. Cecilia terkejut saat mendapatkan undangan itu dari asistennya Malvino. Dia tidak menyangka, kalau kekasihnya itu akan semudah itu melupakannya. "Kamu jahat sekali, Malvin, kamu tega melakukan ini padaku!" ujar Cecilia tak terima. Dia pun mencoba untuk menghubungi Malvino. Tapi ponsel pria itu sama sekali tidak aktif. Cecilia pun kesal. "Apa Kamu sengaja mematikan ponselmu, supaya aku tidak bisa menghubun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status