Share

Kabar tentang Rubby

last update Last Updated: 2024-05-18 17:16:08

Rubby berjalan sambil menangis menuju kamarnya yang berada di lantai bawah. Ya, kamar Rubby berada tepat di sebelah kamarnya Minah, pembantunya. Disana, Rubby mendapati Minah yang sedang mengemasi pakaiannya.

"Mbok?"

Minah yang sedang fokus membereskan pakaian itu pun seketika menoleh ke arah suara. Matanya berkaca-kaca begitu melihat seseorang yang sangat di rindukannya.

"Non Rubby?" Minah berhamburan menghampirinya, lantas wanita itu memeluknya. "Non Rubby, akhirnya non pulang juga. Non dari mana saja? Mbok sangat mengkhawatirkan non Rubby," ujar Minah menangis. Rubby pun melepaskan pelukannya dan menatap Minah. Namun ada yang aneh dengan wanita tua itu, badannya penuh luka memar. Rubby pun memegang wajahnya.

"Mbok? Ini kenapa? Kenapa wajah sama tangan mbok penuh dengan luka memar? Apa yang sudah terjadi, mbok? Apa terjadi sesuatu sama mbok, saat saya pergi?" tanya Rubby.

Minah menggeleng-geleng kepala, "Tidak ada, non. Mbok tidak apa-apa kok, ini hanya terjatuh saja di kamar mandi," ujar Minah berbohong. Dia hanya tidak mau membuat anak majikannya itu khawatir.

"Mbok, mbok jangan berbohong. Masa jatuh di kamar mandi sampai seperti ini?" ujar Rubby memegang bahu Minah. Namun tiba-tiba saja Minah mengaduh kesakitan. Tentu hal itu membuat Rubby semakin curiga.

"Mbok kenapa? Apa bagian itu sakit?" tanya Rubby. Lagi Minah menggeleng kepala.

"Hanya terkejut saja, non, tidak apa-apa."

"Gak mungkin, mbok tadi seperti sangat kesakitan sekali. Sekarang tolong, kasih lihat ke saya ya, mbok!" Dia pun memaksa Minah untuk memperlihatkan seluruh tubuhnya. Sontak Rubby terkejut mendapati banyaknya luka memar di sekujur tubuh Minah.

"Ya ampun, mbok, kenapa bisa sampai seperti ini?! Katakan yang sejujurnya pada saya, apa yang sebenarnya sudah terjadi sama mbok? Jangan ada yang ditutup-tutupi lagi, mbok!"

Minah pun pada akhirnya menceritakan semuanya kepada Rubby atas apa yang telah dia alami. Rubby bahkan sampai menangis mendengar cerita dari Minah, dia sungguh tidak menyangka kalau papanya akan setega itu terhadap pembantunya sendiri yang sudah lama mengabdi pada mereka.

"Maafkan saya, mbok, gara-gara saya, mbok jadi seperti ini. Padahal mbok biarkan saja saya kelaparan, saya tidak apa-apa mbok, saya sudah biasa. Daripada seperti ini, mbok menolong saya, mbok justru malah terkena masalah dan di hukum papa." Rubby menangis memeluk Minah.

"Tidak apa-apa, non Rubby, mbok baik-baik saja, kok. Mbok tidak pernah menyesal karena sudah membuatkan makanan untuk non Rubby. Mbok justru akan lebih menyesal, kalau sampai membiarkan non Rubby kelaparan di sana, tanpa bekal makanan. Mbok kasihan sama non."

"Ya ampun mbok," Rubby menangis memeluk Minah.

Setelah selesai mengemasi pakaian mereka, Rubby dan Minah pun pergi dari rumah itu. Rubby menatap rumah itu dari luar dengan mata berkaca-kaca. Meskipun tidak ada kebahagiaan di sana untuknya, namun rumah itu memiliki banyak sekali kenangan yang berharga menurut Rubby. Dia dibesarkan di sana selama 17 tahun ini, meskipun tanpa kasih sayang dari keluarganya.

Melihat anak majikannya itu menangis, Minah pun memeluknya. "Sudahlah non, tak perlu non tangisi semuanya. Mungkin memang lebih baik non meninggalkan rumah itu dan mencari kebahagiaan untuk non sendiri. Mereka sama sekali tidak menginginkan kehadiran non."

Rubby menyeka air matanya, "Tapi aku sayang sama Papa, mbok, meskipun Papa tak pernah menyayangiku. Begitu juga dengan Kak Alvian dan kak Amara, aku juga sangat menyayangi mereka berdua."

"Tapi mereka tidak menyayangi non, mereka juga tidak mengharapkan kehadiran non. Maka dari itu mereka mengusir non. Lebih baik sekarang kita pergi dari sini, dan kita cari tempat untuk kita tinggal."

"Tapi kita mau ke mana, mbok? Kita bahkan tak memiliki uang untuk sekedar menyewa tempat tinggal."

"Mbok ada uang kok, non, mbok masih menyimpan beberapa dari hasil gaji mbok. Kita bisa menggunakannya untuk sementara waktu. Nanti setelah kita dapat tempat tinggal, mbok akan mencari pekerjaan untuk menyambung hidup kita."

"Mbok ..., kenapa aku jadi malah merepotkan mbok?"

"Mbok sama sekali tidak merasa direpotkan kok, non, mbok ini sebatang kara. Mbok tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Kehadiran non justru membuat mbok merasa memiliki keluarga. Non sudah mbok anggap seperti anak mbok sendiri."

Rubby menangis mendengar itu. Kenapa papanya dan juga kakaknya yang merupakan keluarganya sendiri justru malah mengasingkannya, sedangkan mbok Minah, yang justru tidak memiliki hubungan darah apapun dengannya, justru malah menyayanginya dan menganggapnya seperti putrinya sendiri, Rubby sungguh terharu mendengar itu.

"Terima kasih ya, mbok, Rubby juga sayang mbok."

Rubby dan Minah pun berusaha mencari kontrakan. Beruntung banyak warga sekitar yang bisa dimintai keterangan. Mereka pun pada akhirnya mengontrak di sebuah rumah kecil berukuran tiga petak.

"Non tidak apa-apa 'kan, kalau kita tinggal di tempat seperti ini?"

"Saya tidak apa-apa kok mbok, Saya tidak masalah. Masih ada tempat untuk kita tinggal saja, saya sudah merasa bersyukur."

Minah tersenyum mendengarnya. "Besok, mbok akan mencari pekerjaan untuk kita menyambung hidup. Sedangkan non, non istirahat saja di rumah, ya!"

Rubby mengangguk. Hingga tiba-tiba dia mengaduh kesakitan sambil memegang perutnya. Minah yang melihat itu pun seketika merasa khawatir.

"Non kenapa, Non? Apa non terluka?"

Rubby pun mengangkat pakaian rumah sakit yang dikenakannya, seketika Minah tercengang melihat luka robekan yang mulai mengeluarkan darah.

"Astagfirullah, itu kenapa Non?"

Minah bahkan baru menyadari kalau anak majikannya itu kini sedang mengenakan pakaian rumah sakit. Sebelumnya, karena rasa bahagianya bertemu dengan Rubby, dia bahkan tak memperhatikan gadis itu dengan teliti.

"Sebenarnya kemarin saya baru mengalami insiden, mbok, saat saya mau berangkat sekolah, saya tak sengaja melihat seorang pria tua yang sedang dikeroyok oleh segerombolan orang. Karena merasa tak tega, saya pun memberanikan diri untuk menolongnya. Namun sayang, ternyata mereka membawa senjata tajam dan menusukkannya kepada saya. Setelah itu saya pun tidak ingat lagi apa yang terjadi. Namun pada saat saya bangun, Saya sudah berada di rumah sakit, dengan beberapa orang yang menjaga saya. Tapi saya senang, begitu melihat kakek tua itu bisa selamat. Itu berarti, perjuangan saya untuk menyelamatkannya tidak sia-sia."

Mata Minah berkaca-kaca, "Non Rubby memang gadis yang sangat baik. Non bahkan rela mengorbankan nyawa non sendiri untuk menolong orang lain. Mbok salut sama non Rubby. Semoga Tuhan memberikan kebahagiaan untuk orang baik seperti non."

"Amiinn, terima kasih, mbok."

Sementara itu para anak buahnya Oscar sudah berhasil menyelidiki identitas Rubby. Terakhir mereka ketahui, kalau Rubby merupakan anak dari seorang pengusaha bernama Armand. Dia tinggal bersama dengan papanya, juga kedua saudara kandungnya.

"Apa kalian yakin, kalau dia benar-benar gadis itu?" tanya Oscar.

"Kami yakin, Tuan. Kami sudah menyelidikinya. Hanya saja, pas kami datang kembali sore tadi, gadis itu sudah tidak terlihat lagi di rumah itu. Begitu juga dengan pembantunya yang tua. Menurut kabar dari warga sekitar, mereka berdua sudah diusir oleh sang pemilik rumah, yang tak lain merupakan ayahnya sendiri."

"Tunggu! Maksud kau, apa?! Gadis itu diusir oleh ayahnya sendiri?!"

"Ya, Tuan Oscar. Menurut para tetangganya, gadis itu memang kerap kali diperlakukan tidak baik oleh mereka. Lebih tepatnya, gadis itu hanya dijadikan sebagai pelayan di sana!"

Oscar mengepalkan tangannya. "Kasihan, dia. Walau bagaimana juga, kalian harus mencarinya dan menemukannya. Setelah itu, bawalah dia padaku!"

Para ajudan itu mengangguk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Pembelaan Untuk Rubby

    Begitu orang itu melepaskan tangannya dari mata Rubby, Rubby pun segera berbalik badan untuk melihatnya. Dia menyempitkan matanya melihat seseorang yang pernah dikenalinya. “Oliver?” ucap ruby sambil menunjuk wajah laki-laki itu. Ya, ternyata yang menutup mata Rubby tadi adalah Oliver, laki-laki yang sempat bertemu dengannya beberapa waktu lalu saat di butik. Dan Clarissa yang memperkenalkan mereka. Oliver tersenyum mendengar ucapan Rubby, dia merasa senang karena ternyata Rubby masih mengingatnya. “Kamu masih mengingatku?” tanya Oliver bahagia. Rubby pun mengangguk. Oliver lagi tersenyum.“Syukurlah kalau kamu masih mengingatku. Aku kira kamu sudah tidak ingat lagi.” Rubby lagi tersenyum. “Oh ya, Kamu sedang apa di sini? Apa mungkin kamu ingin pergi ke suatu tempat?” tanyanya ragu.“Tidak, tidak. Tadi aku hanya mencari udara segar saja. Kebetulan aku melihat kamu di sini, makanya aku hampiri.” Rubby mengangguk. Dia sebenarnya merasa malu karena ketahuan sedang mengintip Malvino. D

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Hari Pernikahan

    Beberapa hari berlalu, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba. Hari pernikahan Malvin dan Rubby di adakan di kediaman Thompson. Seluruh keluarga Thompson dan kerabat hadir di acara pernikahan itu, namun tidak dengan keluarga Rubby. Rubby meminta Minah untuk menjadi orang tua penggantinya di pernikahan itu. Dan Minah pun dengan senang hati bersedia. Di kamarnya, Rubby sudah terlihat cantik dengan gaun pengantin yang di kenakan nya. Sebuah mahkota indah juga turut menghiasi di kepala. Rubby tersenyum menatap bayang dirinya di cermin. Dia masih tidak percaya, kalau hari ini adalah hari pernikahannya. Pernikahan dengan seorang pria yang baru saja di kenalnya beberapa hari.Namun meski begitu Rubby yakin, kalau ini sudah menjadi takdirnya. Tuhan pasti memiliki alasan di balik pertemuannya dengan keluarga Thompson ini. Mungkin ini adalah jawaban dari sebuah penantian panjangnya. Buah dari kesabarannya, hingga akhirnya mendapatkan keluarga yang menyayanginya.Lagi pula kalau di liha

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kecupan Pertama

    Malam harinya Malvin kembali mendapatkan telepon dari mantan kekasihnya—Secilia. Gadis itu masih juga belum menyerah dan belum bisa menerima nasibnya.Sudah berkali-kali Secilia mencoba menghubunginya. Namun Malvin berusaha untuk mengabaikannya. Hingga pada panggilan ke sepuluh, akhirnya Malvin pun mengangkat panggilannya. Dia merasa terganggu dengan suara dering dari telpon tersebut."Ada apa lagi, nona Secilia? Bukankah sudah saya katakan untuk tidak menghubungi saya lagi? Saya sungguh merasa terganggu dengan panggilan dari Anda. Saat ini saya sedang sibuk mengurus acara pernikahan saya."Secilia terisak tangis. "Aku mohon jangan seperti ini Malvin, aku tidak bisa kehilangan kamu. Tolong jangan pernah tinggalkan aku. Batalkan pernikahan kamu dengan gadis itu, Malvin. Aku mohon...""Apa yang anda katakan, Nona Secilia. Saya tidak mungkin membatalkan pernikahan saya. Semuanya sudah di atur dan tinggal menunggu hari H nya saja. Saya harap anda tidak lagi mengganggu saya. Tolong terima

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Menikah Karena Sebuah Perjodohan

    "Ibu pengganti?"Rubby mengangguk mengiyakan. "Sebenarnya ceritanya panjang Malvin, aku tidak bisa menceritakannya di sini. Ini sudah larut. Bisakah aku membawanya ke rumah?"Malvin terdiam sejenak. Hingga kemudian dia pun mengangguk. "Baikkah, kamu boleh mengajaknya ke rumah."Rubby tersenyum mendengar itu. "Terima kasih."Malvino mengangguk. Kemudian mereka semua pun masuk ke dalam mobil. Malvin melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Setibanya di kediaman keluarga Thompson, Rubby mengajak Minah untuk masuk ke dalam rumah. Minah sedikit keheranan melihat rumah tersebut. Dia tidak tahu itu rumah siapa. "Non Rubby, ini rumah siapa? Kenapa kita kesini saat ini?"Rubby tersenyum mendengar pertanyaan Minah tersebut. "Ini rumah keluarga Thompson, Mbok. Mereka adalah keluarga baruku!"Minah sedikit terkejut mendengar pernyataan Rubby. "Keluarga baru Non?"Rubby mengangguk. Hingga akhirnya langkah mereka pun tiba di ruang utama. Kakek Oscar, Clarissa, dan juga yang lainnya menatap tany

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Dia Ibu Pengganti

    Setelah selesai makan malam, Rubby pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun tiba-tiba saja dia teringat kalau saat ini dia sedang mendapatkan tamu bulanannya. Dia bahkan tidak memiliki pembalut sama sekali di kamarnya. Dia pun harus segera pergi ke minimarket atau dia tidak bisa melewati tidur indahnya hari ini. Dia pun bergegas keluar dari kamar dan pergi menuju kamarnya Clarissa. Dia harus segera meminta izin kepada wanita itu untuk bisa keluar dari rumah. Tak berselang lama setelah mengetuk pintu, pintu tersebut pun dibuka oleh Clarissa. Wanita itu tersenyum melihat Rubby. "Rubby? Sayang, ada apa? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Rubby pun memelintir pakaiannya menggunakan tangan sebelum berbicara. Dia merasa ragu untuk mengatakannya. "Em, begini Nyonya, saya—" "Rubby, bukankah sudah kukatakan, untuk tidak memanggilku dengan sebutan seperti itu? Panggil aku Mami, seperti layaknya Malvin memanggilku. Dan jangan berbicara formal seperti itu denganku! Bicara seperti biasa saja

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kembalinya Sahabat lama

    Pernikahan antara Malvino dan Rubby pun sudah diatur keluarga. Semuanya sibuk untuk mempersiapkan acara. Tak hanya keluarga dekat, namun Opa Oscar juga meminta kerabat jauh mereka untuk datang ke acara pernikahan Malvino dan Rubby nanti.Kini, seluruh keluarga sudah berkumpul untuk merayakan pernikahan Malvino dan Rubby yang akan diadakan lusa nanti. Undangan juga sudah mulai disebar. Hampir semua rekan bisnis yang menjadi kolega keluarga mereka, mereka undang.Tak hanya rekan bisnis, namun Malvino dan keluarganya juga mengundang Cecilia, untuk turut hadir ke pernikahannya Malvino. Cecilia terkejut saat mendapatkan undangan itu dari asistennya Malvino. Dia tidak menyangka, kalau kekasihnya itu akan semudah itu melupakannya. "Kamu jahat sekali, Malvin, kamu tega melakukan ini padaku!" ujar Cecilia tak terima. Dia pun mencoba untuk menghubungi Malvino. Tapi ponsel pria itu sama sekali tidak aktif. Cecilia pun kesal. "Apa Kamu sengaja mematikan ponselmu, supaya aku tidak bisa menghubun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status