"Louis,Beritahu Alex jika aku tidak akan pernah melakukan hal ini lagi.Aku akan menjauh dari kehidupan kalian semua."Viona kembali memohon kepada tangan kanan Alex. "Itu di luar wewenang ku.Tuan Alex hanya memerintahkan untuk memberikan hukuman kepada kalian bukan mengampuni kalian. "Ucap Louis yang hanya menatap ke arah mereka tanpa ekspresi apa pun. Meskipun dia melihat darah yang terus menetes ke lantai tapi pria itu sama sekali tidak bergeming sedikit pun.Louis sama sekali tidak merasa kasihan kepada mereka berdua. "Sepertinya kalian berdua akan mati kehabisan darah di apartemen mu sendiri bersama dengan seorang pria yang tidak bisa menolong mu sama sekali. "Ucap Louis kembali yang masih menatap mereka tanpa ekspresi apa pun. "Ampuni aku Louis. Aku bersumpah tidak akan pernah mengusik wanita itu lagi. Aku bahkan akan menghilang dari kehidupan kalian. Jika bisa aku tidak akan pernah kembali ke kota ini lagi."Viona kembali memohon kepada Louis sambil terus menahan perih d
"Nona."Lily berteriak memanggil seseorang saat dirinya tengah menggendong bayi mungil berjenis kelamin laki-laki. Dari balik pintu,Alona berjalan tergopoh gopoh menghampiri Lily.Wanita yang membantunya bersembunyi dari Alex selama ini.Dan hal itu Sepertinya berhasil.Karena Alona dan Lily tidak ketahuan oleh Alex. "Apa yang terjadi.Kenapa bayi mungil mommy menangis?"Wajah Alona tampak begitu berseri seri menatap wajah putra kecilnya. "Aku lapar mommy. "Ucap Lily menurunkan suara anak kecil. Alona segera mengambil putra mungilnya di tangan Lily dan segera menyusuinya.Benar saja beberapa detik kemudian,bayi kecil itu akhirnya diam dan tertidur beberapa menit kemudian setelah merasa kenyang. Perlahan lahan Alona meletakkan nya di box bayi nya secara perlahan lahan.Wanita cantik itu kemudian menatap wajah bayinya yang begitu mirip dengan sang daddy. "Mereka begitu mirip nona."Ucap Lily yang mendekati Alona. "Aku tahu Lily. Terimakasih atas bantuan mu.Jika kamu tidak bersed
Alex meraih ponselnya dan menghubungi wanita yang sedang duduk di depan rumah dengan perasaan hancur lebur.Mata wanita itu tidak hentinya mengeluarkan air mata. "Kembali ke mansion jika kamu ingin bertemu dengan putra kita. "Ucap Alex di sebrang telepon kepada Alona yang menghentikan isak tangisnya. "Kenapa kamu melakukan hal ini?"Tanya Alona dengan perasaan yang berkecamuk. Pikirannya begitu kacau sekarang. Dia tidak pernah menyangka jika pria itu datang secepat itu.Dia tidak ingin kehilangan anaknya tapi dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. "Apa yang harus mommy lakukan Kelvin?Mommy sudah bahagia bersama mu seperti ini. "Alona kembali ke dalam rumah.Wanita itu meraih ponselnya dan berlari keluar rumah dan hendak menghubungi Lily tapi ternyata dia mendapatkan kejutan dari ayah dari bayi nya.Kini dia kembali dan meletakkan ponselnya di atas meja. Alona menangis sesenggukan sendirian di dalam rumah tersebut. Baru beberapa menit saja dia berpisah dari putra nya tapi d
"Jangan melakukan apa pun kepada Lily.Semua ini salah ku.Aku yang memohon kepada nya agar dia membantuku.Ini semua salah ku tuan Alex."Ucap Alona yang tentu saja tidak ingin terjadi apa-apa kepada Lily. "Aku yang akan menentukan hal itu sayang." "Tidak,ini bukan salah Lily. Ini salah ku." "Maafkan aku tuan Alex. Jangan salah kan nona dalam hal ini.Aku yang mengajaknya untuk kabur.Malam itu nona terlihat begitu tersiksa. Aku tidak tega melihatnya seperti itu. Begitu nona mengatakan jika dia ingin meninggalkan tempat ini.Aku segera mengajaknya kabur pada saat pelayan kembali ke kamar mereka masing-masing tuan."Lily menundukkan wajahnya menceritakan semua itu kepada Alex. "Kamu cukup cerdik Lily karena aku tidak bisa menemukan keberadaan Alona selama beberapa bulan ini. Kamu tahu jika kamu berani membantah Perintah ku maka kamu akan mendapatkan hukuman berat. Paman Jack pasti mengatakan bagaimana aku." "Maafkan dia tuan Alex.Jangan hukum lily tapi hukum aku saja. "Alona kembali
Mata Alex tampak begitu berkaca-kaca menatap wajah sang putra.Dia merasakan getaran aneh di dalam hatinya. Pandangan Alex tidak pernah beralih sedikit pun dari wajah sang putra selama beberapa menit. Semua itu tidak luput dari pandangan tuan Mahendra. "Beristirahatlah!Aku ada pekerjaan yang harus kuselesaikan."Ucap Alex berjalan keluar dari kamarnya. Pemimpin Black Dragon itu melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang kerjanya. Sebenarnya tidak ada yang ingin di kerjakan oleh pria itu tapi dia merasa canggung saat ini. Alex menyadari jika Alona masih terlihat gugup ketika berhadapan dengannya. Tentu saja Alex tahu penyebabnya. Semua itu karena dirinya yang terlalu kasar dengan wanita itu.Menyadari sikap nya di masa lalu.Alex hanya bisa menyesalinya sekarang. Pria itu sudah berjanji kepada dirinya sendiri jika dia tidak akan pernah melakukan kesalahan besar seperti itu lagi. "Kalian mengobrol lah.Aku akan menjaganya sebentar. "Ucap Alex segera beranjak da
Tok..tok.. "Tuan,semuanya sudah siap. Apa sekarang sudah boleh di masukkan ke dalam kamar?"Louis bertanya kepada Alex yang saat ini sudah berada di hadapannya. "Bisa tapi jangan ada yang bersuara.Jika ada yang membangunkan mereka maka kalian akan mendapatkan hukuman. "Ucap Alex yang terdengar begitu kejam. "Baik tuan. " Louis pun memerintahkan pengawal dan pelayan untuk memasukkan barang barang tersebut. Ketika para pelayan tengah sibuk memasukkan barang barang. Alex tengah duduk di sofa dan memantau pekerjaan mereka. Selama satu jam lamanya,kini mereka sudah selesai. Louis yang melihat Alona dan putranya masih tertidur pulas mulai merasa lega. "Semuanya sudah beres tuan."Ucap Louis memberikan laporan kepada Alex. "Urus pernikahan ku dengan Alona. "Perintah Alex kepada tangan kanannya yang membuat Louis tampak terkejut. Louis terdiam sejenak untuk memastikan apa kah dia salah dengar atau tidak.Tapi detik berikutnya Alex menatap tajam ke arah dirinya ketika pria itu
Selesai menyusui sang putra,Alona kembali meletakkan Kelvin di box bayi nya. Wanita itu berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk memandikan bayi mungilnya. Di belakangnya, Alex diam diam mengikutinya masuk ke dalam kamar mandi. Alex bahkan melihatnya memandikan Kelvin yang tampak begitu tenang ketika menyentuh air. "Apa kamu butuh sesuatu?"Alex bertanya ketika melihat Alona memandikan sang putra. "Tidak.Aku sudah menyiapkan semuanya."Jawab Alona tersenyum kecil. Selesai memandikan sang putra,Alex berjalan masuk ke dalam kamar.Pria itu menyiapkan baju untuk putra kecilnya sementara Alona menyelimuti bayi mungil mereka. Begitu Alona masuk ke dalam kamar,wanita itu tersenyum tipis ketika melihat Alex yang sudah menyiapkan pakaian dan juga popok. "Terima kasih. "Ucap Alona tersenyum kecil. "Jangan katakan hal itu karena ini sudah menjadi tugasku.Aku adalah ayahnya maka itu sudah menjadi tugasku.Ngomong ngomong pernikahan kita akan di adakan L
"Bagaimana kedua mempelai pengantin,apakah kalian berdua siap."Tanya sang pendeta kepada mereka berdua. "Sudah!"Jawab Alona dan Alex secara bersamaan. Sementara Kelvin berada di dalam gendongan tuan Mahendra. Pria paruh baya itu tampak begitu antusias begitu menyaksikan pernikahan putranya. Lima belas menit kemudian,kini Alex dan Alona sudah resmi menjadi suami istri. Terlihat jelas kebahagiaan yang terpancar dari kedua pengantin tersebut. Alona mengedarkan pandangan nya,wanita itu sama sekali tidak melihat keberadaan keluarganya.Bahkan dia tidak melihat keberadaan bibi Alice. Wanita paruh baya yang sudah di anggap seperti keluarga bagi nya. "Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat tatapan wanita itu begitu sendu. "Bukan apa-apa. "Jawab Alona tersenyum kecil. "Kita akan mengunjungi bibi Alice.Aku yakin kamu sedang merindukan bibi Alice." "Terima kasih. "Alona masih terlihat canggung berada di depan Alex.Wanita cantik masih merasa canggung ketika Alex begitu dek
Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan
Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L