Demi menyelamatkan perusahaan, ayahnya tega menjual Leona kepada Alexander Mahendra—mafia kejam yang tak pernah mengenal cinta. Bagi Alexander, wanita hanyalah pengganggu dan perasaan adalah kelemahan. Meski begitu, gadis berusia 20 tahun itu tidak semudah itu tunduk. Dengan keberanian dan ketulusannya, ia perlahan mengguncang dunia Alex yang hanya mencintai dirinya sendiri. Siapa sangka, di tengah kegelapan, cinta bisa tumbuh? Tetapi, akankah Alexander merelakan egonya dan menerima perasaan itu? Atau justru dia menghancurkan gadis yang mulai mengubah hidupnya?
View More"Aku akan membelinya dengan harga 10 miliar."
Penawaran dari seorang pria paruh baya membuat wanita di hadapannya membelalakkan mata dengan girang.
Sementara itu, gadis yang ditawar kini hanya bisa menangis sesenggukan di tempatnya. Dia tidak bisa berkata apa-apa, karena bukan pilihannya untuk menjual diri.
"Berhentilah menangis seperti itu, Alona! Seharusnya kamu bersyukur karena ada pria yang membeli mu dengan harga yang begitu mahal."
Gadis yang bernama Alona itu menatap marah ke arah Laura yang baru saja menjualnya pada seorang pria paruh baya itu.
Dia sama sekali tidak tahu tempat apa yang sedang ia datangi dan tiba-tiba saja dia sudah dijual.
"Aku tidak mau melakukan ini! Kenapa kamu menjualku? Apa karena aku bukan anak kandungmu?!" Gadis itu masih menatap wajah Laura dengan penuh penderitaan.
"Berhentilah bertanya, Alona! Lagi pula, papamu saja tidak keberatan dengan semua ini. Ingat, kamu itu hanya beban bagi keluarga ini!" jawab ibu tirinya lagi yang membuat gadis itu membeku.
Dia tidak bisa menolak perintah Laura karena ayahnya akan menyiksanya. Terkadang, Alona bertanya di dalam hatinya, mengapa ada seorang ayah yang tega terhadap putrinya sendiri?
Alona Prececilia Mahardika adalah putri pertama dari Mahardika. Dia memiliki saudara tiri yang juga seorang perempuan bernama Aghata Mahardika. Perbedaan usia mereka hanya dua tahun saja.
Alona berusia 20 tahun, sedangkan Aghata berusia 18 tahun. Ayah mereka tidak pernah bersikap adil kepada kedua putrinya.
Kini, Alona menatap ke arah pria paruh baya yang membelinya. Tangisnya telah reda, tetapi jantungnya berdegup kencang ketika melihat pria itu.
Pandangan Alona beralih kepada Laura yang terlihat begitu kegirangan melihat uang di hadapannya. Tidak ada beban yang dirasakan oleh wanita itu. Justru, ia terlihat begitu senang.
Alona tersenyum miris, meratapi nasibnya sendiri. Dia tidak bisa seberuntung saudara tirinya. Dia bahkan harus bekerja di toko untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan saudara tirinya mendapatkan apa pun yang diinginkan dari ayahnya.
"Dia gadis yang sangat cantik. Aku suka dengan matanya."
Pria paruh baya yang membeli Alona mendekati gadis yang telah dibelinya.
Namun, Alona sama sekali tidak menatap pria itu. Gadis itu hanya terus menundukkan wajahnya.
"Alona, angkat kepalamu. Beri hormat kepada Tuan Mahendra."
Lagi-lagi, ibu tirinya menarik kepala Alona hingga membuatnya menatap Mahendra, tapi gadis itu berkata dengan senyum mengejek.
"Untuk apa aku melakukannya? Aku tidak ingin dibeli siapa pun. Jika kamu butuh uang, jual saja putri kesayanganmu itu. Bukannya dia sudah biasa dibayar oleh seseorang?"
Ucapan Alona membuat ibu tirinya murka dan menamparnya telak di pipi.
"Berani sekali kamu! Jaga ucapanmu, Alona!!"
Sementara itu, yang ditampar kini memegangi pipinya yang terasa perih dengan perasaan murka. Kini kebenciannya terhadap ibu tiri dan ayahnya semakin besar.
Sebab, tak hanya tidak pernah mendapatkan perlakuan adil, mereka juga menjualnya demi membayar utang perusahaan keluarga.
Melihat Alona yang tak menjawab, ibu tirinya tersenyum meremehkan dan berbalik menghadap Mahendra.
"Langsung bawa saja, Tuan Mahendra. Anda boleh melakukan apa saja kepadanya jika dia memberontak."
Mahendra tidak menjawab, tapi hanya tersenyum kecil karena sepertinya dia menemukan gadis yang pemberani.
Dan memang, itulah yang ia cari—bukan gadis yang penurut demi uang.
Saat Mahendra hendak memerintah seseorang untuk membawa Alona pergi, gadis itu buru-buru berdiri dan menatap wajahnya.
"Saya akan mengikuti Anda dengan sukarela, Tuan. Namun, bisakah Anda membayar uang itu ke saya?"
"Alona!"
Ucapan Alona seketika membuat raut wajah ibu tirinya berubah.
Dia menjual Alona untuk mendapatkan uang, dan jika anak tirinya yang mengambil uang itu, bukannya mereka tidak akan mendapatkan apa pun?!
Oleh karena itu, dia buru-buru menatap ke arah Mahendra dengan panik. "Tidak bisa begitu, Tuan. Bukankah Tuan sudah berjanji untuk mengirimkan uang itu kepada saya?"
Mahendra menatap kedua wanita itu datar. "Jangan khawatir, Nyonya. Bukankah Anda sudah memegang uang itu? Maka dari itu, izinkan saya membawa putri Anda."
Mahendra memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk membawa gadis di hadapannya, sementara Alona hanya bisa pasrah.
Ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menangis dalam hatinya.
Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan
Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments