Alex beranjak dari tempat duduknya setelah perkataannya terbukti.Alex juga melihat raut wajah Lily yang terlihat begitu gugup dan ketakutan. "Ada apa sayang?"Wiliam bertanya kepada Lily. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit terkejut tiba-tiba tuan Alex ingin berbicara dengan ku." "Dia itu tuan Alex?Dia pemilik mansion tempat mu bekerja?" "Iya,dia orang yang cukup berkuasa di kota ini dan paling di takuti. " Wiliam berbalik dan menatap ke arah Alex,Pria itu tersenyum tipis memandang kepergian Alex. Dia jelas tahu orang seperti apa pria itu. "Hanya melihat penampilannya kita sudah tahu jika dia memiliki segalanya. "Ucap Wiliam tersenyum kecil kepada kekasihnya tapi tidak ada yang tahu isi hatinya. Beberapa menit kemudian mereka meninggalkan Cafe dan kembali ke rumah Lily.Sepanjang perjalanan keduanya tidak banyak bicara. Sementara itu di tempat lain tepatnya di markas. Louis dan Jim sedang mempersiapkan semuanya. Malam ini mereka akan menyerang sebuah kelompok. "Apa
Ke esokan paginya... Alona membuka matanya dan melihat saudaranya yang sedang tertidur di sofa tapi dia sama sekali tidak melihat keberadaan suaminya.Alona tersenyum kecil menatap wajah saudaranya. "Kenapa tersenyum sayang?" Alona berbalik dan melihat ke arah suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.Suaminya menatap tidak suka ke arah dirinya setelah melihatnya tersenyum menatap ke arah Louis. Louis yang mendengar suara Alex dengan cepat membuka matanya. Entah kenapa, tapi hanya dengan mendengar suara pemimpinnya. Louis seolah olah memiliki naluri alam bawah sadar. Suara Alex seperti alarm baginya. Tapi begitu membuka matanya,dia merasakan tatapan tajam dari Alex saat ini.Melihat hal itu,Louis hanya bisa tersenyum kecil. "Pagi semua. "Sapa Louis tersenyum kecil. "Pagi kak."Sapa Alona yang membuat Louis terkekeh mendengar Alona memanggilnya dengan sebutan kakak. Berbeda dengan Alex,pria itu seolah olah tersindir dengan ucapan istrinya. Alex tahu jika istrin
Di markas,Alex dan Louis baru saja tiba. Pemimpin dan tangan kanannya itu baru saja tiba di markas. Keduanya langsung di sambut hangat oleh anak buah mereka. "Tuan."Jim menunduk hormat kepada pemimpinnya. "Bagaimana?" "Mereka sudah berada di gudang dan sudah sadarkan diri tuan. " "Bagus. Aku akan ke sana. " Alex melangkahkan kakinya keluar dari markas dan melangkahkan kakinya menuju ke gudang.Raut wajah Alex terlihat begitu dingin.Louis yang berada di belakangnya merasakan kemarahan dari pemimpinnya. "Buka. "Perintah Alex kepada anak buahnya. "Baik tuan."Anak buah Alex segera membuka pintu. Begitu pintu terbuka,Alex melangkah masuk ke dalam.Seketika tatapan mereka berubah ketika melihat pemimpin paling di takuti di dunia bawah berada di hadapan mereka. Wajah mereka terlihat begitu gugup.Sedangkan Alex mendekati mereka satu persatu dan tersenyum menyeringai. "Siapa yang membuka mulut maka dia akan aku bebaskan. "Ucap Alex menatap ke arah mereka satu persatu. Se
"Maafkan aku tuan. Ini kesalahan ku yang kurang teliti."Louis kembali meminta maaf kepada pemimpinnya. Louis jelas menyadari kemarahan pemimpinnya saat ini. Louis juga menyadari kesalahan besarnya.Dia sama sekali tidak menyangka akan membuat kesalahan fatal seperti ini. "Aku tidak mau tahu Louis. Lakukan sesuatu agar bisa menemukan pelakunya. Apa kamu sedang tidak konsentrasi karena wanita itu?" "Maafkan aku tuan." "Jangan melakukan kesalahan besar seperti ini lagi. " "Baik tuan." Alex meninggalkan gudang setelah memerintahkan anak buahnya untuk menghentikan aksinya tapi bukan berarti jika dia akan membebaskan mereka sebelum mendapatkan pelakunya. Alex tidak akan semudah itu melepaskan mereka atau mempercayai ucapan mereka. Begitu tiba di markas,Alex menuju ke ruangannya. Pria itu menyalakan komputer miliknya dan mencari tahu sendiri. "Maafkan aku sayang,sepertinya aku sedikit terlambat kali ini.Aku belum bisa menemukan titik terang dari permasalahan ini tapi aku tid
plak... "Kamu tidak tahu,apa yang membuat ku seperti ini. Aku mencintaimu tapi ternyata kamu mencintai pria lain.Hatiku sakit Lily,selama ini kamu bersama ku karena hutang budi.Bukankah kamu membuat ku terlihat begitu menyedihkan?"Wiliam menatap sendu ke arah wanita yang di cintainya. "Ada apa dengan mu Wiliam?Kamu bukan orang seperti ini.Apa yang memasuki mu?"Lily menatap tajam ke arah Wiliam. Lily terlihat begitu kesal ketika Wiliam menampar dirinya.Dia sama.sekali.tidak menyangka jika pria yang selalu ada untuknya bisa menyakitinya seperti ini. "Aku sudah hancur Lily,kamu akan melihat bagaimana tersiksa nya laki-laki yang kamu cintai.Aku memberinya pilihan yang begitu sulit. Aku memintanya memilih antara dirimu ataukah Alex." "Brengsek kamu Wiliam.Berhenti melakukan hal itu,jangan mempermainkannya.Mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan semua ini. "Lily meneteskan air matanya. "Bagaimana kalau aku memintanya mengorbankan diri demi dirimu dan tuannya?"Wiliam ter
"Mommy. "Kelvin berlari menghampiri mommynya ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar dan melihat mommynya sedang berdiri di balkon kamarnya. "Dari mana sayang?"Alona bertanya kepada putranya yang saat ini sedang memeluk kakinya. Kelvin berbalik menatap daddynya,Bocah laki-laki itu terlihat ragu untuk mengatakannya. Dia tahu jika mommynya tidak begitu mengizinkannya untuk menyantap berbagai cemilan. "Kami hanya makan es krim sedikit sayang.Jangan membuat Kelvin tertekan seperti itu. "Alex mendekati istrinya dan tersenyum kecil. Alona melihat ke arah putranya dan dengan cepat bocah laki-laki itu tersenyum lebar ke arah mommynya. Alona yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum kecil. "Bagaimana keadaan mu sayang?"Alex menatap wajah istrinya yang terlihat masih pucat. "Sudah membaik sayang. Aku baik-baik saja,jika kamu memiliki pekerjaan,Lakukanlah."Alona tersenyum kecil dan menatap wajah suaminya. "Aku tidak akan kemana mana.Aku hanya akan menyelesaikannya di ruang ker
"Tentukan saja pilihan mu.Jangan membuat ku menunggu lebih lama. "Wiliam mulai merasa kesal. "Pertemukan aku dengan Lily maka aku akan memberikan mu jawaban. "Ucap Louis menatap ke arah Wiliam yang mulai terlihat kesal. "Apa kamu ingin menguji kesabaran ku?"Wiliam semakin kesal ketika mendengar permintaan Louis. "Anggap saja seperti itu karena aku tidak akan berubah pikiran. Jangan bermain main dengan ku Wiliam karena aku tidak akan pernah menyukai hal itu. "Ucap Louis menatap tajam ke arah Wiliam. "Siapa yang ingin bermain main dengan mu.Aku tidak pernah bermain main tuan Louis .Tentukan saja pilihan sekarang karena aku tidak bisa menunggu lagi. " "Pertemukan aku dengan Lily maka kamu akan tahu jawabannya. '' Wiliam menoleh ke arah orang kepercayaannya dan beberapa menit kemudian,Wiliam menyetujui permintaan Louis. "Temui aku di hutan nanti malam. Ingat,jangan pernah membawa pasukan mu atau memberi tahu tuan Alex karena kamu akan tahu akibatnya. "Ucap Wiliam terdengar
"Mommy ingin bermain bersama dengan kami?"Kelvin bertanya mommynya yang sedang tersenyum ke arahnya. "Tidak sayang. Mommy belum sepenuhnya pulih. Kelvin bermain bersama dengan pelayan saja."Ucap Alona tersenyum kecil. "Baiklah mom."Kelvin kembali berlari menghampiri pelayan. Alona hanya tersenyum tipis melihat putranya begitu bahagia.Wanita itu begitu bersyukur bisa melihat putranya bahagia. Sekitar satu jam lamanya,Alona memanggil putranya. Wanita itu mengajak putranya kembali ke mansion. "Kelvin masih mau main mom."Bocah laki-laki itu tampak cemberut ketika mommynya memanggilnya Sementara dia masih ingin bermain. "Besok sayang.Ini sudah sore,sudah waktunya Kelvin membersihkan diri. "Ucap Alona dengan lembut kepada sang putra. "Tapi mom."Kelvin masih saja tidak ingin kembali tapi setidaknya mommynya membujuknya. Bocah laki-laki itu akhirnya menyetujuinya. Alona menggandeng tangan putranya berjalan masuk ke dalam mansion .Setibanya di depan mansion,mereka bertemu de
Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan
Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L