Share

13. Belitan Nafsu

"Ada apa ribut-ribut?"

Semua menoleh ke arah satu suara. Ani, ibu Bram. Perempuan berusia empat puluh tiga tahun itu datang menengahi. Suara ribut dari teras rumah membuatnya terusik.

"Lho, udah pulang? Kok nggak masuk ke dalam?" tanya Ani. "Bapak ngapain di sini? Ayo masuk," tambahnya.

"Bapak mau ke luar ada urusan! Jaga itu anak kamu! Bisa-bisanya ia bawa anak orang ke rumah. Dasar perempuan gampangan. Mana kampungan lagi!" Handoko mendesis.

"Bapak!" Bram setengah membentak. Sampai hati Bapaknya menghina Lastri sedemikian buruk.

"Apa? Faktanya begitu? Mau --"

"Sudah! Jangan mendebat! Ayo masuk, Bram! Ajak gadis itu ke dalam," Ani memotong kalimat Handoko. Ia lalu berjalan ke arah Lastri. Meraih jemari gadis itu. Dirasakannya telapak tangan Lastri yang dingin.

Gadis itu sudah pasti gugup.

"Sudah, jangan didengarkan," ucap Ani lembut, menenangkan.

"Terserah kalian saja!" Handoko berlalu. Ia menuju garasi mobil rumah. Mengeluarkan mobil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status