Share

14. Tanggung Jawab

Masih tersengal dengan deru napas yang memburu. Bram dan Lastri bermandikan peluh keringat. Keduanya sedang bermain-main dengan takdir. Nafsu sesaat mampu menghilangkan akal mereka. Hingga puncaknya, deburan kenikmatan itu menyentuh dinding rahim. Benih tertanam sempurna bukan dengan jalan yang halal.

Juga tak pernah diridhoi.

***

"Jahat kamu, Mas!" Lastri terisak. Batinnya tergoncang. Ia telah menyadari satu kesalahan besar. Dan itu sudah sangat fatal.

"Maaf, Dek. Mas lakuin ini biar kita bisa bersama."

"Bersama apanya? Aku ... aku sudah tidak lagi perawan. Huhuhu." Lastri tersedu. Bayangan kelam tergambar di kedua matanya. Usia dua puluh satu tahun belum menikah saja, sudah menjadi aib bagi orang tuanya. Apalagi jika ia sampai hamil.

"Tenang, Sayang. Aku akan segera melamar. Aku akan berterus terang pada Bapak. Beliau pasti setuju. Aku harus bertanggung jawab."

Bram mendekap Lastri erat. Ia pun menyadari bahwa apa yang ia perbuat telah sanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status