Share

Bab 18. Pemakaman?

Tangis begitu membuncah di tempat pemakaman. Terlihat begitu banyak orang yang berduka, semua yang hadir memakai pakaian serba hitam. Semerbak wangi bunga begitu harum menusuk hidung namun semuanya kalah dengan duka yang sedang terasa.

Seorang perempuan terlihat berjongkok di depan nisan, tanah kuburan yang masih basah itu begitu menyakitkan untuk dilihat. Perempuan itu memegang perutnya dengan erat seolah ia sedang berdialog dengan anak bayinya.

Senja sudah menampakan dirinya, senja yang biasanya indah itu kini berubah menjadi sebuah luka yang sangat luar biasa. Perpisahan itu terasa nyata dengan sebuah penyesalan. Irana dengan menangis tersedu sedu memeluk nisan atas nama Gibran itu.

Di sampingnya pun ada seorang perempuan, Ia adalah ibu dari orang yang namanya tertulis di sebuah kayu itu.

“Sekarang kau sudah puas?” tanya bu Sinta begitu dingin.

“PUAS KAU, HAH? LIHAT GADIS MURAHAN! ANAK SAYA SUDAH TIADA!” bentak bu Sinta. Ia menekan pergelangan tangan Irana begitu kencang.

Irana han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status