"Astaga, aku tidak salah lihat, jadi kamu benar-benar Adelia? Ya Tuhan, kenapa kamu jadi cantik sekali sekarang?" Farhan menatap Adelia. Matanya yang bersinar tidak bisa dipungkiri, kalau Farhan terkejut melihat mantan istrinya yang sekarang.Dulu, Adelia selalu berpenampilan kumal, tapi hari ini Adelia sangat cantik, dan terlihat seperti wanita berkelas tinggi."Mas Farhan, kamu ... sedang apa di sini?" tanya Adelia. Jantungnya berdebar sekarang, takut mantan suaminya itu akan berulah."Aku mau menghadiri acara ulang tahun perusahaan baru tempat aku bekerja, Adelia. Kebetulan, di hotel ini acaranya," jawab Farhan.Dari cara bicara Farhan yang ramah seperti itu, mengingatkan Adelia saat di mana dulu ia dibuat jatuh cinta oleh Farhan. Tapi kenyataan juga mengingatkan Adelia, kalau Farhan adalah pria yang dulu membuangnya seperti sampah, hanya demi wanita lain."Jadi, Anda ini karyawan di Wiraland?" tanya Reno.Yang Reno heran kan, kenapa pria yang sok akrab dengan Adelia ini tidak me
Semua orang berbahagia di hari ini, tapi tidak dengan Reno yang merasa ditipu dan dipermainkan oleh Adelia. Bagaimana sampai Reno tidak tahu, kalau Adelia ternyata sudah menikah sebelumnya. Bukan status janda yang Reno permasalahkan, tapi kebohongan yang Adelia ciptakan hanya untuk menikah dengannya.Coba dulu Adelia jujur di awal pertemuan mereka, mungkin Reno tidak akan sekecewa ini. Reno sudah terlanjur jatuh cinta terlalu dalam pada Adelia, dan kenyataan ini, membuatnya sangat sakit hati."Mas Reno, dengarkan aku dulu, Mas. Aku bisa jelaskan!" Adelia berlari mengejar Reno menuju ke parkiran mobil. Bahkan Adelia tak peduli dengan kandungannya. Karena yang ada di pikiran Adelia hanya bagaimana cara ia bisa menjelaskan kepada Reno tentang apa yang sudah terjadi.Sejujurnya, Adelia pun tidak berniat untuk membohongi Reno. Sedikit pun niat itu tidak terpikirkan oleh Adelia. Tapi, Adelia pun tidak tahu, semua berjalan begitu saja di luar kendalinya sebelum Adelia mengatakan kalau diri
Reno menegakkan tubuhnya, menggerakkan jemarinya, untuk melepaskan ototnya yang tadi sempat tegang.Sungguh Reno merasa malu sekarang, tapi dia tak peduli, dan bergegas keluar dari lift."Tuan, Tuan Reno!" seru Yuna, tapi cepat disambar oleh Farhan."Yuna tolong aku! Kamu ngapain sih malah manggil dia, Apa kamu tidak melihat hidungku sampai memar begini?!" sungut Farhan."Hiiih!" Kesal, Yuna berbalik badan. Dia terpaksa menolong Farhan, dibanding mengejar Reno.Karena biar bagaimana pun, Yuna masih membutuhkan Farhan untuk kelangsungan hidupnya. Setidaknya menjadikan Farhan cadangan adalah jalan terbaik. Karena Yuna sadar betul, mendapatkan Reno bukanlah hal yang mudah."Auu! Sakit Yuna, bisa pelan sedikit tidak sih?! Yang ada hidung aku jadi memar kalau mau menekannya terlalu kencang!" protes Farhan.Sendari tadi pria itu mengomel, mengkritik cara Yuna mengopres hidungnya. Padahal Yuna sudah membantu, tapi Farhan malah tidak menghargai."Udah ah, kamu kompres saja sendiri. Dari tadi p
"Hamil? Semuda itu sudah hamil? Apa pacarnya yang menghamili? Terus pacarnya tanggung jawab tidak, kalau tidak aku mau menikahinya," ucap Betrand.Saking terkejutnya, pria yang menjadi kekasih hiburan Ibu Mirna itu sampai melontarkan banyak pertanyaan.Alih-alih menjawab, Ibu Mirna malah terdiam, teringat akan penyebab perceraian Adelia dengan Farhan."Hamil? Apa Adel beneran hamil? Tapi, bukannya Farhan bilang Adel mandul ya, apa jangan-jangan Adel pura-pura hamil supaya Reno tidak menceraikannya juga? Buktinya, sudah tiga hari Adel di sini, Reno juga tidak ke sini jemput Adel. Kurang ajar itu anak, berani sekali membohongi ibunya sendiri!" Ibu Mirna bergumam, lirih."Hm, kamu bilang apa?" tanya Betrand yang tidak begitu jelas mendengar ucapan Ibu Mirna. Ibu Mirna menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak, bukan apa-apa!" *****Supermarket.Adelia berjalan menyusuri rak display mie instan. Mendorong troly sembari melihat mie instan mana yang hendak ia beli.Tapi, tiba-tiba langkah Adel
Adelia membuka matanya. Satu hal yang Adelia tahu, sekarang dirinya bukan lagi berada di supermarket, melainkan di rumah sakit.Masih teringat jelas di dalam pikiran Adelia seperti apa kejamnya Reno menuduh dirinya hamil dengan pria lain. Padahal Adelia sudah menjelaskan, anak di dalam kandungannya adalah benih dari Reno sendiri."Mbak, Mbak tidak apa-apa kan? Di mana alamat rumah Mbak, biar saya antarkan?" tanya seorang pria berseragam sucurity.Pria itu adalah security supermarket yang menolong Adelia, dan membawa Adelia ke rumah sakit. Karena tadi, beberapa saat setelah Reno pergi, tubuh Adelia lemas dan jatuh pingsan, tidak sadarkan diri."Di mana belanjaan saya? Semua masih ada kan?"Alih-alih mengatakan di mana alamat rumahnya, Adelia malah menanyakan barang belanjaannya."Mbak tenang saja, semua barang belanjaan Mbak aman kok. Karena sekarang Mbak sudah sadar, saya antar pulang saja ya, soalnya saya harus kembali bekerja, Mbak," ucap security itu, yang rela meninggalkan pekerj
Empat bulan berlalu."Bu, Adel mohon jangan nekat, Bu! Mas Reno itu benci sama Adel, Ibu paham tidak sih?!" Adelia menarik lengan Ibunya. Ia benar-benar dibuat kewalahan, karena Ibu Mirna yang terus memaksa menemui Reno. Bahkan sekarang mereka sedang berada di dalam taksi yang sudah berhenti lima menit lalu di depan gedung utama Wiraland."Lepasin tangan Ibu Adel! Ibu tidak peduli, mau Reno itu benci sama kamu atau tidak. Kamu ini istrinya jadi dia wajib memberi kamu nafkah. Enak saja empat bulan ongkang-oangkang kaki. Sudah tahu kamu lagi hamil, satu juta pun tidak sampai ke tangan Ibu!" sungut Ibu Mirna.Sudah berkali-kali wanita paruh baya itu menghubungi Reno hanya untuk meminta uang, tapi Reno abai, bahkan satu persen pun tidak mengirim uang seperti apa yang Ibu Mirna harapakan.Tak tahan Adelia diperlakukan seperti itu oleh Reno, Ibu Mirna nekat datang ke Wiraland, hanya untuk menemui Reno di kantornya."Bu, Adel mohon, jangan Bu! Adel malu!" Adelia masih berusaha mencegah ibun
Melihat siapa yang ada di depannya sekarang, Adelia benar-benar terkejut. Dia tidak menyangka, akan kembali bertemu dengan Reno disaat seperti ini. Tapi, Adelia tidak mengerti, kenapa di saat berhadapan dengan Reno rasa rindu yang selama ini membara justru menghilang seketika, semua beralih ke rasa benci mengingat apa yang sudah Reno lakukan padanya di supermarket hari itu. Belum lagi sikap dingin Reno yang tidak peduli dengan anaknya sendiri. Adelia berjanji pada dirinya sendiri, cukup hari itu Reno merendahkan dan mengabaikannya, karena sampai kapan pun, Adelia tidak akan pernah lagi mengemis belas kasihan dari suaminya itu. Bahkan, saat Adelia melahirkan nanti, mau Reno menyadari kalau anak itu adalah anaknya, Adelia akan tetap menutup hatinya untuk Reno. Tidak akan pernah sekalipun Adelia membiarkan Reno menemui, atau menyentuh anaknya nanti. Adelia akan merawatnya sendiri, meski harus berperan menjadi ibu juga ayah sekaligus. Hal yang sama pun Reno rasakan. Meski tadi ucapan
"Suami macam apa kamu ini, Reno? Istri empat bulan tidak pulang, bukannya dicari malah enak-enakan tinggal di sini! Kamu tahu nggak, gara-gara kamu tidak becus jadi suami, Adelia sampai bekerja di minimarket! Apa kamu tidak kasihan, hah!"Reno teridam. Pandangannya berpaling dari tatapan tajam Tuan Wirawan.Jujur, Reno terkejut, darimana ayahnya tahu kalau Adelia bekerja di kasir minimarket. Apakah mungkin selama ini ayahnya menyuruh orang untuk memata-matai Adelia, atau bahkan dirinya sendiri."Jangan diam saja kamu, Reno! Cepat kamu ikut Papa ... kita jemput Adelia! Apa kata orang nanti kalau sampai tahu istri pengusaha kaya raya malah bekerja di minimarket? Bisa hancur reputasi perusahaan!" Tuan Wirawan masih mengomel, mengutarakan kekesalannya pada Reno."Pa, Reno baru saja bangun, Reno juga belum mandi!" tolak Reno. Padahal itu pun hanya alasannya saja.Mana mungkin Reno mau bertemu dengan Adelia. Bahkan melihat wajah Adelia saja, rasanya Reno enggan.Reno tidak mau lagi, bayang-