Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir

Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-03-01
โดย:  NitNothยังไม่จบ
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 การให้คะแนน. 2 ความคิดเห็น
36บท
1.8Kviews
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Baru menikah satu bulan, tapi sudah menjadi janda. Takdir itu harus Adelia terima karena menjadi korban fitnah dari suaminya sendiri. Adelia dibuat terkesan mandul, tak bisa memiliki anak. Namun, baru saja menjalani hidup barunya, Adelia malah terjebak pernikahan kontrak dengan Reno, yang menikahinya hanya karena menginginkan anak. Akankah Adelia bisa menjalani pernikahan keduanya dan melahirkan seorang anak, atau malah Reno yang menyesal, karena sudah menikahi Adelia?

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

Bab 1

"Ambil ini, dan cepat pergi dari rumahku!"

Adelia terdiam, pandangannya terpaku pada secarik kertas yang baru saja Farhan letakkan di atas meja.

"Mulai hari ini, kamu bukan lagi istriku. Aku sudah meminta Bibik untuk mengemasi pakaian kamu, dan mungkin sekarang sudah ada di luar. Jadi lebih baik kamu cepat angkat kaki dari rumahku. Sebelum aku panggil security buat menyeret kamu keluar."

Mengabaikan apa yang Farhan katakan, Adelia mengambil kertas yang diletakkan oleh suaminya tadi dari atas meja. Melihat tulisan di sana, jantung Adelia menjadi berdegup sangat kencang.

Baru juga satu bulan menikah, Adelia sudah diceraikan oleh suaminya.

"Mas, ini maksudnya apa?"

Tak bisa menerima apa yang baru saja terjadi, Adelia mendongak, memandangi Farhan yang berdiri di samping sofa tempatnya duduk. Tatapan Farhan sungguh dingin, tak seperti saat awal dia mendekati Adelia. Begitu perhatian dan penuh kasih sayang.

Namun, Farhan kini malah melipat tangannya di depan dada, memalingkan pandangan dengan santainya berbicara, "Kamu ini kan mandul, nggak bisa kasih aku keturunan, jadi buat apa aku lama-lama menikah denganmu. Lebih baik aku menikahi wanita lain yang subur, yang sudah pasti bisa memberikan aku keturunan."

Adelia meneteskan air matanya. Dadanya terasa begitu sesak, seperti terhantam batu yang sangat besar.

"Tapi ini kan baru kata dokter, Mas. Bisa aja kan dokter itu salah memeriksaku. Kita bisa coba --"

"Coba apa? Bayi tabung, atau adopsi anak, hem? Kamu pikir semua itu nggak pakai uang. Aku kerja capek, Del. Terus uangku mau kamu buat hal-hal yang hasilnya mustahil, kamu sengaja menjadikan aku sapi perah kamu!" tuduh Farhan.

Ucapannya bagaikan pisau, yang mengiris hati Adelia. Rasanya tak hanya sakit, tapi juga begitu perih.

Meski dinyatakan mandul, harusnya Farhan tidak merendahkan Adelia sampai seperti ini. Apalagi mengakhiri pernikahan dengan cara membuang Adelia layaknya barang yang sudah tidak layak lagi digunakan.

"Pacarku dalam perjalanan ke sini. Aku tidak mau dia melihat kamu masih di rumahku. Jadi, kamu tahu kan harus melakukan apa?"

Adelia menghela nafasnya yang terasa begitu sesak. Menyeka air matanya yang mengaliri pipinya.

"Kamu keterlaluan, Mas." Adelia beranjak dari duduknya.

"Dulu kamu rayu aku, kamu kejar aku, kamu baik-baikin aku cuma supaya aku mau jadi istri kamu. Tapi sekarang, cuma karena dokter bilang aku mandul, kamu menceraikan aku. Tega kamu, Mas!"

Tak sanggup lagi berada lama di hadapan Farhan, Adelia melangkahkan kakinya keluar. Dalam hati Adelia sangat marah, tak sudi lagi jika harus memberikan maaf pada mantan suaminya itu.

Lebih baik menjanda, daripada harus mengemis belas kasihan pada suami yang tidak menghargainya.

Tapi, setelah Adelia pergi, seringai puas muncul di bibir Farhan. Dia tampak sekali senang, melihat Adelia keluar dari rumahnya.

Langkah demi langkah Adelia menyusuri jalan, menyeret tas hitam berat berisi pakaian. Adelia bingung, dia tidak tahu harus pergi ke mana.

Adelia tak mungkin kembali ke rumah Farhan. Tapi, Adelia juga tidak tahu harus melabuhkan kakinya yang sudah letih berjalan ini ke mana.

"Tolong! Tolooong!"

Suara jerit seorang pria menghentikan langkah Adelia. Ia menoleh cepat ke sisi kanan untuk mencari sumber suara.

"Ada apa sih itu?" Adelia membatin, namun sedetik kemudian mata Adelia membulat, tangannya menutup cepat mulutnya yang menganga karena terkejut. "Astaga, rampok!"

"Siapa kamu, lepaskan saya!"

Pria berusia 65 tahun di sana adalah Tuan Wirawan.

Beliau sedang kewalahan menghadapi seorang preman bermasker hitam yang mengincar dokumen penting perusahaannya.

Kedua tangan pria berambut uban itu ditarik ke belakang, sementara lehernya menjadi sasaran mata pisau yang cukup tajam pada bagian ujungnya.

"Diam kamu, dasar tua bangka!"

Preman itu menarik kasar dokumen penting perusahaan Wiraland dari tangan Tuan Wirawan. Bahkan tak segan preman itu memukul perut Tuan Wirawan, sampai beliau kesakitan.

Berhasil merampas apa yang diinginkan dari Tuan Wirawan, preman itu berlari, pergi menuju motor RX King yang terparkir di tepian jalan.

Tak bisa berdiam diri melihat perampokan di depan matanya, Adelia panik, tapi otaknya berpikir keras harus melakukan apa, dan entah mendapatkan keberanian dari mana, Adelia mengambil tas hitam berisi bajunya, lalu melemparkannya ke arah motor preman itu.

Berhasil mengenai, motor itu terjatuh, membuat preman bengis itu sangat marah.

"Woi, siapa kamu! Berani-beraninya ikut campur!" sentak preman itu, meneriaki Adelia.

"Kembalikan dokumen itu, dasar rampok! Beraninya sama orang tua!" sungut Adelia.

Rasa marahnya pada Farhan seolah terkumpul sekarang, terlampiaskan pada preman itu. Meski tak bisa dipungkiri, kalau tangan Adelia gemetaran, ketakutan.

"Diam kamu, mau cari mati!" sentak preman itu lagi.

Mendapatkan kesempatan, karena preman itu sibuk berdebat dengan Adelia, Tuan Wirawan bangkit, berlari cepat, menyambar dokumen penting miliknya.

Meski berhasil merebut kembali dokumennya, preman yang tubuhnya cukup besar dan berotot itu malah menarik pundak Tuan Wirawan, dengan bengis mencekik leher Tuan Wirawan.

"Kembalikan dokumennya! Atau aku bunuh kamu!"

Sedikitpun tak takut dengan keramaian, preman itu melayangkan cepat pisau ke perut Tuan Wirawan. Takut pisau itu bisa membunuh orang, Adelia berlari, mendorong preman itu dari samping.

"Dasar preman jelek! Lepasin Bapak ini!" Adelia berteriak, tangannya mengepal kuat memukul preman itu sampai berkali-kali.

Sialnya, keberanian Adelia itu malah mengantarkan Adelia dalam bahaya. Preman itu balik menyerang Adelia, melayangkan pisau ke lengan Adelia.

"AAAAAKH!" Adelia menjerit. Mulutnya menganga lebar, melihat baju putih bagian lengannya merembeskan darah.

Phobia dengan darah, Tubuh Adelia langsung lemas, jatuh dalam pelukan Tuan Wirawan.

Ini benar-benar tidak sesuai rencana. Niat hati merebut dokumen penting milik Tuan Wirawan, preman itu malah mencelakai orang lain. Takut dirinya dalam bahaya dan bisa dipenjara atas kasus pembunuhan, preman itu kabur, meninggalkan Adelia yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Astaga, Nona, bangun Nona!" teriak Tuan Wirawan, panik bukan kepalang, takut Adelia meninggal karena menolong beliau.

"Tolooong! Ada yang pingsan, tolong saya!" Tuan Wirawan melambaikan tangan, suaranya berteriak kencang memanggil siapa saja yang mau peduli.

Syukurnya, sebuah mobil taksi berhenti. Membuat kekhawatiran Tuan Wirawan sedikit berkurang.

Saat tiba di rumah sakit, Adelia langsung ditangani. Tuan Wirawan gugup, tubuhnya gemeteran, memikirkan nasib wanita yang menolongnya.

Tiga puluh menit merundung kegelisahan akhirnya terlampaui. Pintu ruangan IGD terbuka, memperlihatkan seorang dokter yang keluar dari sana.

"Tuan, pasien sudah sadar. Tapi, saya harus berbicara dengan Anda."

Tuan Wirawan menghela nafasnya lega, tapi seketika kembali menegang, melihat wajah sang dokter yang terlihat cemas.

"Ada apa, Dok? Apa yang terjadi pada wanita tadi? Apa dia terluka parah?"

Dokter tak menjawab, melainkan melangkahkan kakinya mundur, agar Tuan Wirawan bisa masuk ke ruang IDG, dan melihat seperti apa keadaan Adelia.

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

user avatar
NitNoth
Hai Kak, semoga Kakak pembaca suka ya dengan novel saya. Jika berkenan, boleh banget lo tinggalin komentar. Salam kenal dari NitNoth ...
2023-12-06 12:24:22
0
user avatar
Atieckha
semangat berjuang smg sukses
2023-11-30 13:42:24
1
36
Bab 1
"Ambil ini, dan cepat pergi dari rumahku!"Adelia terdiam, pandangannya terpaku pada secarik kertas yang baru saja Farhan letakkan di atas meja."Mulai hari ini, kamu bukan lagi istriku. Aku sudah meminta Bibik untuk mengemasi pakaian kamu, dan mungkin sekarang sudah ada di luar. Jadi lebih baik kamu cepat angkat kaki dari rumahku. Sebelum aku panggil security buat menyeret kamu keluar."Mengabaikan apa yang Farhan katakan, Adelia mengambil kertas yang diletakkan oleh suaminya tadi dari atas meja. Melihat tulisan di sana, jantung Adelia menjadi berdegup sangat kencang.Baru juga satu bulan menikah, Adelia sudah diceraikan oleh suaminya."Mas, ini maksudnya apa?"Tak bisa menerima apa yang baru saja terjadi, Adelia mendongak, memandangi Farhan yang berdiri di samping sofa tempatnya duduk. Tatapan Farhan sungguh dingin, tak seperti saat awal dia mendekati Adelia. Begitu perhatian dan penuh kasih sayang.Namun, Farhan kini malah melipat tangannya di depan dada, memalingkan pandangan denga
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-27
อ่านเพิ่มเติม
Bab 2
"Akhirnya kamu bangun juga. Bagaimana, apa kamu merasa tubuhmu ada yang sakit?"Adelia membuka mata. Mengerjap berkali-kali kala melihat di hadapannya bukan lagi preman bengis tadi, melainkan pria berambut putih namun memiliki wajah awet muda."Tidak ada, Pak." Adelia menggelengkan. "Anda sendiri? Apa preman tadi mencelakai Anda?"Adelia beranjak dari berbaring, namun Tuan Wirawan mencegahnya."Tiduran saja, saya tidak apa-apa."Tuan Wirawan sangat mengkhawatirkan keadaan Adelia, yang sudah menolongnya. Andai tidak ada Adelia, mungkin Tuan Wirawan sudah kehilangan dokumen penting perusahaannya.Tapi, sejenak Adelia teringat akan lengannya yang tadi sempat terluka. Takut luka itu akan parah karena terkena pisau, Adelia buru-buru melihatnya."Luka kamu tidak apa-apa. Dokter sudah membantu memberikan obat luka tadi. Katanya hanya tergores sedikit."Adelia tersenyum, menganggukkan kepalanya. Ia baru saja tersadar, sikapnya tadi sangat berlebihan. Bahkan sampai pingsan."Siapa nama kamu?"
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-27
อ่านเพิ่มเติม
Bab 3
“Puas kamu, Reno? Apa sih yang kamu cari sebenarnya, sampai kamu menolak wanita sebaik Adelia. Dia itu sampai rela mengorbankan nyawanya cuma buat menyelamatkan Papa!”Meski puas melihat Adelia membalas Reno, tapi tetap saja, Tuan Wirawan kecewa dengan sikap Reno yang terlalu arogan di hadapan Adelia.Padahal menurut Tuan Wirawan, Adelia adalah calon istri yang sangat cocok, untuk mengimbangi sikap keras kepala dan egois Reno. Tuan Wirawan meyakini itu, sebab beliau melihat ada kelembutan dan kasih sayang di dalam diri Adelia.“Apa maksud, Papa?” tanya Reno. Tidak biasanya, ayahnya memuji wanita sampai berlebihan seperti sekarang ini.“Tadi siang Papa hampir saja dirampok, dan kamu tahu siapa yang menyelamatkan Papa … Adelia, Reno!”Reno memalingkan pandangannya dari sang Papa. Meski terkesan dengan apa yang Adelia lakukan, tapi itu tidak merubah sedikitpun pendirian Reno.“Bagi Reno, semua wanita di dunia itu sama. Hanya mementingkan kesenangan, dan materi saja. Mau itu Mama, atau Ad
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-27
อ่านเพิ่มเติม
Bab 4
"Oh, jelas itu tidak masalah, Tuan. Asalkan saya bisa pindah ke rumah baru saya dulu, baru Adelia boleh menikah dengan anakn Tuan," jawab Ibu Mirna cepat, enggan melewatkan rumah baru yang dijanjikan Tuan Wirawan.Mendengar ucapan sang Ibu, Adelia langsung masuk ke dalam rumah."Ibu! Astaga, tega banget sih Ibu menukarku dengan rumah!""Adel, jaga bicara kamu! Ada Tuan Wirawan, apa kamu ngga malu!"Mata Ibu Mirna membulat, seolah memberi perintah Adelia untuk diam."Sana masuk kamar! Jangan ikut campur urusan orang tua!" sentak Ibu Mirna. Wanita paruh baya itu benar-benar marah.Jangan sampai ucapan Adelia tadi membuat Tuan Wirawan berubah pikiran. Bisa luntur semua angan Ibu Mirna menjadi orang kaya."Tapi, Bu --""Masuk!"Adelia membuang muka. Ia benar-benar kecewa, dengan apa yang ibunya itu katakan. Kalau memang benar ia harus dijual untuk kedua kalinya, Adelia mungkin tidak akan pernah bisa memaafkan ibunya lagi.Ibarat burung yang berada di dalam sangkar, seperti itulah keadaan A
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-27
อ่านเพิ่มเติม
Bab 5
Mau menolak, atau berontak sekalipun, sudah pasti suara Adelia tidak akan pernah didengar oleh Reno.Reno terlalu kaku, angkuh, dan enggan mendengarkan pendapat orang lain. Apalagi ini mengenai hidupnya."Saya terima nikah dan kawinnya Adelia Puspita binti Andre dengan mas kawin tersebut tunai!" ucap Reno dalam satu tarikan nafas.Rasanya memang mengharukan bagi Tuan Wirawan, karena pada akhirnya anak semata wayangnya itu menikah, meski di usianya yang sudah 40 tahun.Tak banyak yang tahu memang, apa alasan Reno sebenarnya memilih tidak menikah. Padahal usianya sudah sangat matang. Dari segi finansial pun sangat mapan. Bahkan Reno sudah berhasil menjadi pengusaha sukses, dengan mengembangkan bisnis sang Papa."Ayo Adelia, cium tangan suami kamu, jangan diam saja," bisik Ibu Mirna, yang duduk tepat di belakang Adelia.Malas sebenarnya melakukan apa yang ibunya itu katakan. Tapi masalahnya, Reno adalah suaminya. Terlepas ini karena pernikahan paksaan atau tidak, yang namanya suami tetap
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-27
อ่านเพิ่มเติม
Bab 6
"Astaga Mas Reno, pakai bajumu!" Dua tangannya menutup mata. Tapi, pandangannya mengintip dari celah jari-jari yang terbuka. Adelia dibuat tertegun, melihat otot-otot dada dan perut Reno yang menyembul nampak kuat dan keras itu."Tidak usah mengintip. Aku bisa melihat matamu!" Sama sekali tidak gugup, Reno berbalik mengambil bajunya yang ada di atas ranjang, lalu memakainya."Hah?" Adelia membuka penutup matanya, menurunkan tangannya ke samping. "Aku tidak mengintip. Aku cuma --""Keluar!" Reno menoleh ke arah Adelia, tatapannya sangat dingin. "Aku sedang tidak bernafsu melakukan malam pertama denganmu!"Reno beranjak dari samping ranjang, kembali menghampiri Adelia. Tapi yang Reno lakukan malah membuka pintu, dan langsung mendorong Adelia keluar dari kamarnya."Mas Reno!" teriak Adelia kesal.Adelia menghela nafasnya kasar. Sunggung dia tak pernah menyangka kalau Reno benar-benar sedingin ini padanya."Lihat saja nanti, aku bikin kamu menyesal. Dasar kulkas dua pintu. Lagian siapa j
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-11-30
อ่านเพิ่มเติม
Bab 7
Mengikuti apa keinginan suaminya, Adelia bergegas menuju ke mobil. Tapi, saat tiba di sana, langkah Adelia langsung terhenti. Ia dibuat terkejut, oleh Reno yang sudah berdiri di samping mobil sembari memegangi pintunya yang terbuka. "Cepat masuk!" Suara Reno membuyarkan apa yang Adelia pikirkan. Ternyata, suaminya masih saja ketus, meski sedikit perhatian. "Terima kasih ya Mas. Em, udah bukain pintu buat aku. Tapi, kalau kamu senyum dikit aja, pasti kelihatan ganteng banget deh." Selesai berucap demikian, Adelia langsung masuk ke dalam mobil. Berharap suaminya bisa sedikit saja murah senyum padanya setelah ini.Melirik Adelia, Reno menutup pintu. Tanpa di sadar, senyum terukir di bibir pria dingin itu. ***** "Dina!" Adelia memeluk hangat wanita berambut sepundak. Dia adalah sahabat Adelia yang hendak menikah. "Ah, jadi ini suami tampan yang kamu ceritakan padaku? Uuh, memang benar-benar tampan. Pantas saja kamu selalu menolak aku ajak jalan, ternyata ini alasannya. Kalau aku pu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-01
อ่านเพิ่มเติม
Bab 8
"Mas, kamu kenapa ...." "Diamlah, Adelia! Jangan bicara atau bertanya apapun. Biarkan aku memelukmu sebentar saja." Baru juga Adelia bersuara, Reno sudah menyuruhnya untuk diam. Dalam pelukan Reno, Adelia seolah membeku. Meski jantungnya berdebar sangat kencang, tapi Adelia tak bisa berbuat apa-apa. Matanya hanya mengerjap, menikmati debaran jantung Reno yang terdengar sangat keras dengan irama yang cepat. Sementara Reno, pria itu malah terhanyut dengan apa yang dilakukan sendiri. Tubuh hangat wanita mungilnya ini mengingatkan Reno akan sosok wanita yang sangat Reno rindukan. Andai Reno memiliki kesempatan bertemu lagi, Reno akan meminta maaf, dan memperbaiki semuanya. "Astaga, detak jantungnya kencang sekali." Tak tahan Adelia bergumam lirih. Bibinya tersenyum, mengira jantung Reno berdebar karena dirinya. Sialnya, ucapan Adelia yang lirih itu terdengar di telinga Reno. Reno mendorong tubuh Adelia, terkejut, menyadari apa yang sudah ia lakukan. "Menjauh dariku, Adelia!" Mata
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-02
อ่านเพิ่มเติม
Bab 9
"Mas, kamu mau ap --" Belum sempat Adelia meneruskan ucapannya, tangan Reno sudah membungkam mulut Adelia, membenturkan tubuh Adelia kasar ke dinding pintu toilet yang baru saja Reno tutup. "Eeeeemb!" Adelia mengernyit, bibirnya yang tersembunyi di balik tangan Reno meringis kesakitan. Tidak mempedulikan itu, Reno malah sengaja mendekat, menatap dalam Adelia. Matanya yang merah sedikit sembab tak dapat menutupi batapa kacaunya perasaan Reno sekarang. "Adelia ...." Nama itu lolos dari mulut Reno. Tak bicara apapun lagi, Reno menyambar bibir Adelia. Dua tangannya melingkar ke pinggang, memeluk erat tubuh Adelia. Emosi yang menguasai hati dan pikiran Reno, membuat pria itu menggila. Tanpa memikirkan apa resikonya, Reno nekat menggagahi tubuh Adelia, melakukan hubungan itu di dalam toilet pesawat. Entah berapa ronde Reno melakukannya. Adelia sampai memekik kesakitan merasakan panas dan perih yang teramat sangat. Hingga satu jam pintu toilet itu terkunci dari dalam akhirnya baru ke
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-03
อ่านเพิ่มเติม
Bab 10
"Mas Reno, Kenapa diusap begitu sih pipinya!" Adelia merengut, bibirnya maju ke depan, kesal karena Reno malah mengusap bekas kecupan darinya. Padahal tadi Adelia sudah mengumpulkan seluruh keberaniannya, untuk menunjukkan rasa cintanya pada Reno. Tapi, sikap Reno malah membuat Adelia kesal kecewa.Kalau pun tidak mau dikecup, harusnya tidak perlu mengusap seperti itu."Lagian kamu ngapain kaya gitu tadi?!" Reno memalingkan padangannya. Menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah. Hanya ingin bertanya kenapa Adelia mengecup pipinya saja itu sudah membuat Reno sangat gugup. Hingga sulit untuk mengatakannya. Reno malah berbalik badan, sengaja menghindari kontak mata dengan Adelia. Adelia beranjak dari ranjang, berkacak pinggang."Kenapa kamu ini, Mas? Bukankah kemarin kita sudah ... harusnya kamu stop dong bersikap dingin sama aku! Memangnya semalam kamu tidak ingat kalau kita ...." Adelia terdiam tidak meneruskan ucapannya.Rasanya, mau marah juga percuma. "Kenapa diam? Ter
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-12-04
อ่านเพิ่มเติม
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status