Share

Bagian 23

Author: Iva puji J
last update Last Updated: 2025-08-09 21:55:23

"Ini sisa uang ganti rugi perbaikan motormu." Anindya menyerahkan amplop coklat tebal pada Zevan sore itu setelah ia membantu beres-beres tempat tinggal baru.

Zevan tersenyum lebar saat menerima amplop coklat itu. Meski baginya nominal itu dirasa kecil tapi untuk saat ini dia sangat membutuhkannya. Apalagi sejak ia memutuskan untuk hidup mandiri tanpa bantuan sang Mama. Setidaknya ia bisa gunakan uang itu untuk biaya hidup sebulan, meski dirinya harus belajar hidup hemat.

"Terima kasih banyak," ucap Zevan. "Uang ini sangat berguna buatku."

"Sekarang ceritakan padaku kenapa kamu bisa pindah dari apartemen mewah ke rumah sewa seperti ini. Apa yang terjadi padamu? Bukankah kamu bilang akan tinggal sementara waktu di rumah orang tuamu?!" Cecar Anindya penasaran.

Zevan melirik pada Mahendra yang duduk diam memperhatikan mereka. Mahendra mengangguk pelan memberikan kode agar Zevan menceritakan masalahnya pada Anindya.

"Aku ingin ganti suasana saja," jawab Zevan berpura-pura san
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 27

    Wanita itu masih bersembunyi di balik tembok menunggu Anindya kembali ke rumah putranya. Tak lama yang ditunggu pun datang. Anindya kembali ke rumah itu dengan membawa setumpuk buku di tangan. Nyonya Martha masih memperhatikannya dari balik tembok. "Dia benar mengajari putraku?" Gumam nyonya Martha tak percaya. "Atau jangan-jangan hanya modusnya untuk mendekati Zevan?!"Setelah melihat Anindya masuk ke dalam rumah, nyonya Martha keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali mengintip di jendela kaca. Ia melihat Zevan keluar dari kamar mengenakan kaos pendek, sarung dan juga peci di kepalanya. Selanjutnya, Zevan mengambil laptop miliknya dan duduk di sebelah Anindya. "Apa benar mereka belajar privat atau ada hal lain terjadi setelahnya?!" Nyonya Martha terus saja dengan prasangka buruknya. Ia tak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Hatinya terlanjur tidak suka dengan sosok Anindya. Apalagi Amelia mengatakan hal-hal buruk tentang wanita itu.Tanpa ia sadari, seseorang berjalan men

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 26

    "Cepat kamu kembali ke rumah dan putuskan¹ hubunganmu dengan wanita itu!" Perintahnya lantang membuat Zevan membelalakkan matanya. "Apa Ma!?! Apa telingaku tak salah dengar?!" Mata Zevan terbelalak lebar. Ia juga mencondongkan tubuhnya ke meja. "Zevan, dengarkan Mama sekali ini saja. Dia tak pantas untukmu. Selain kalian berdua tidak cocok sebagai pasangan, dia juga tak akan bisa memberimu keturunan," ujar bu Martha dengan nada tinggi. "Kamu anak Mama satu-satunya. Bagaimana bisa kamu menjalin hubungan dengan wanita mandul yang tak akan bisa memberimu anak? Siapa yang akan menjadi penerus perusahaan kita jika anak satu-satunya yang Mama miliki tak memiliki keturunan? Apa kamu tidak pernah berpikir sejauh itu?" Nyonya Martha terlihat sangat ngotot. "Mama belum mengenal siapa Anindya? Dia bukan wanita mandul, Ma. Percayalah padaku??!" Wajah Zevan memelas. Ia berharap hati sang mama melunak dan mau menerima kehadiran Anindya secara perlahan."Jangan egois kamu Zevan! Pikirkan juga

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 25

    "Aku sudah memperingatkannya tapi dia tak mau tahu!" Ujar nyonya Martha kesal. Amelia datang ke rumah keluarga Martha untuk berbicara setelah ia menekan Anindya. Amelia adalah putri dari teman baik nyonya Martha. Mereka sudah berteman baik sejak jaman kuliah. Mereka memiliki kesepakatan untuk menjodohkan anak-anak mereka suatu saat nanti. Hal ini lah yang membuat Amelia seperti diatas angin karena mendapatkan dukungan dari calon mertuanya sendiri. Ia tak peduli Zevan mencintainya atau tidak, baginya yang terpenting adalah masuk dalam keluarga Matha dan menjadi nyonya muda disana. Masalah jatuh cinta bisa diaturnya seiring berjalannya waktu. "Aku rasa Zevan pasti diguna-guna olehnya Tante," ujar Amelia mengompori. Ia akan melakukan berbagai cara untuk memisahkan Zevan dan Anindya, juga membuat nama baik wanita itu terlihat jelek di mata nyonya Martha. "Apa kamu yakin?" Nyonya Martha menatapnya penuh keraguan. Amelia menganggukkan kepalanya. "Maksudku di jaman modern seperti s

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 24

    "Tugasmu sudah aku periksa." Anindya menutup map yang baru saja diperiksanya. "Semuanya bagus. Kamu memgerjakannya dengan benar. Kamu bisa kembali ke mejamu." Perempuan itu mengambil map yang diulurkan oleh Anindya, namun ia tak segera beranjak pergi. Ia masih tetap berdiri di depan Anindya. "Ada hal lain lagi?" Anindya menoleh. "Saya ingin bicara penting pada Anda," jawabnya datar. "Hal penting? Soal apa?" Anindya mengerutkan dahinya. Ia merasa semuanya sudah ia ucapkan, jadi tak ada hal lain lagi yang perlu dibicarakan. "Semua sudah aku periksa. Tugasmu bagus, kamu mengerjakannya dengan baik. Aku juga sudah memberikan laporan yang baik pada dosen kalian. Ini penting sebelum masa magang kalian disini selesai. Apa aku melewatkan sesuatu?" Papar Anindya terheran. Perempuan itu bernama Amelia. Dia satu kelompok dengan Zevan dan masuk dalam timnya. Selama kurang lebih 3 bulan ini, Anindya merasa bahwa kerja Amelia baik. Gadis itu menyelesaikan semua tugas tepat waktu dan r

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 23

    "Ini sisa uang ganti rugi perbaikan motormu." Anindya menyerahkan amplop coklat tebal pada Zevan sore itu setelah ia membantu beres-beres tempat tinggal baru. Zevan tersenyum lebar saat menerima amplop coklat itu. Meski baginya nominal itu dirasa kecil tapi untuk saat ini dia sangat membutuhkannya. Apalagi sejak ia memutuskan untuk hidup mandiri tanpa bantuan sang Mama. Setidaknya ia bisa gunakan uang itu untuk biaya hidup sebulan, meski dirinya harus belajar hidup hemat. "Terima kasih banyak," ucap Zevan. "Uang ini sangat berguna buatku." "Sekarang ceritakan padaku kenapa kamu bisa pindah dari apartemen mewah ke rumah sewa seperti ini. Apa yang terjadi padamu? Bukankah kamu bilang akan tinggal sementara waktu di rumah orang tuamu?!" Cecar Anindya penasaran. Zevan melirik pada Mahendra yang duduk diam memperhatikan mereka. Mahendra mengangguk pelan memberikan kode agar Zevan menceritakan masalahnya pada Anindya. "Aku ingin ganti suasana saja," jawab Zevan berpura-pura san

  • Dibuang suami, dikejar berondong manis    Bagian 22

    Zevan meremas kepalanya karena kesal. Ia juga menendang sesuatu ke udara. Wajahnya terlihat sangat kusut hari itu. Kakak sepupunya yang melihat kondisi Zevan hanya bisa menghela napas panjang. Ia sama sekali tak bisa membantu adiknya itu menyelesaikan masalahnya. Apalagi melawan tante yang sudah dia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri."Kamu harusnya berpikir panjang sebelum memutuskan sesuatu. Kalo sudah begini kamu mau tinggal dimana coba?!" Mahendra sudah mengetahui pertengkaran ibu dan anak itu. Ia juga tahu bahwa tantenya tak hanya menyita seluruh kartu yang dimiliki oleh Zevan, tetapi juga menarik semua fasilitas yang dinikmati adiknya termasuk apartemen, mobil dan juga motor mewah."Hanya demi seorang wanita yang berstatus janda, kau mau mengorbankan segalanya. Benar-benar tindakan yang gegabah dan bodoh," cibirnya. "Bisa diam nggak mulutnya!" Seru Zevan melotot marah. Ia berkacak pinggang dan menatap Mahendra dengan tajam. Awalnya ia datang ke kantor kakak sepupunya itu u

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status