Share

Part 9. Duo Racun

Part 9

"Hah?"

"Kenapa bengong?"

"Eh, i-iya, Tuan. Saya akan buatkan kopi."

"Kopi hitam ya, jangan terlalu manis."

"Baik, Tuan."

Aku segera beranjak keluar dari ruang kerja majikanku. Aneh sekali, katanya mau dihukum, ternyata cuma disuruh bikin kopi?

Gegas aku menuju ke dapur, menyiapkan cangkir dan tatakannya. Dua sendok kopi, dan satu sendok gula pasir lalu kutuangkan air panas dari termos. Tidak terlalu manis sesuai permintaannya.

"Hana, kamu buat kopi buat siapa?" tanya Isna.

"Tuan Putra."

"Tumben Tuan Putra minta dibikinin kopi."

Aku hanya mengendikkan bahu.

"Tapi kata Mbak Rasni, Tuan Putra gak boleh kebanyakan minum kopi, karena punya sakit lambung."

Aku mengangguk. "Isna, kamu tahu gak kenapa semua anak-anak Tuan Mahesa pada kumpul di sini? Padahal sudah pada berkeluarga. Kenapa gak misah gitu?" tanyaku penasaran. Ya memang sih, rumah ini sangat besar jadi muat menampung mereka.

"Kenapa nanya gitu?"

"Ya cuma pengin tau aja, Isna. Biasanya kan orang udah berkeluarga pada misah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (19)
goodnovel comment avatar
Ratih Rohaeni
dasar racun
goodnovel comment avatar
Arni I
bagus sekali
goodnovel comment avatar
Habibi Ana Habibi
setu nih haha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status