Share

Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan
Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan
Author: Yulia Sastika

Hal Yang Menyakitkan

last update Last Updated: 2025-02-06 22:44:28

Pagi itu seperti biasa Kalea membuat sarapan untuk dirinya dan suaminya yang akan berangkat kerja ke kantor, ia sudah menyajikan menu favorit suaminya seperti biasanya. Key datang dengan wajah datar, seakan ia bosan dengan suasana rumahnya.

"Apa kamu akan pulang terlambat lagi?" tanya Kalea dengan nada lembutnya.

"Hem." Singkatnya.

Kalea tak heran dengan sikap suaminya yang cuek dan berubah padanya, tapi Kalea sungguh menghindari perdebatannya karena tak mau rumah tangganya hancur atas sikap keegoisannya.

Saat akan memulai sarapan tiba-tiba bell rumah mereka berbunyi, segera tanpa menunggu Kalea menuju ke pintu untuk membukakan pintu rumahnya.

Plaaaaak!

Baru saja membuka pintu rumah sebuah tamparan melayang ke wajahnya, wanita itu menatap Kalea dengan penuh kemarahan. Bukan pemandangan baru bagi Kalea, ia sudah terbiasa di perlakukan oleh Ibu mertuanya seperti ini.

"Aku sudah sangat muak memiliki menantu sepertimu! Sudah empat tahun menikah kenapa belum memiliki anak, atau kamu wanita pembawa sial yang tak bisa memberikan keturunan pada putraku huh!" Amarah Ibu mertua Kalea yang selalu saja melampiaskan amarah pada menantunya itu.

Kalea hanya diam, ia tak berani berkata-kata karena semuanya percuma tak ada yang mendengarkan dirinya, tak ada yang membela dirinya walaupun suaminya sendiri. Semuanya telah berubah sejak dua tahun lalu, Kalea selalu menjadi sasaran suami atau mertuanya jika ada hal yang menyangkut pautkan tentang keturunan.

"Lebih baik aku meminta Kay untuk menikah lagi, dan harus membuang jauh wanita pembawa sial ini jauh dari kehidupannya!" Melangkah pergi meniggalkan Kalea yang tetap terpaku di tempat.

Kay hanya menatap istrinya tanpa rasa welas asih, ia tak peduli lagi tentang Kalea wanita yang berstatus sebagai istrinya. Sungguh sangat mengenaskan kehidupan rumah tangganya, wanita itu bertahan di tempat yang begitu menyakiti dirinya bukan hanya batin tapi juga fisik.

Wanita paruh baya itu berjalan masuk menghampiri putranya tanpa memperdulikan menantunya, beliau duduk untuk menyantap sarapan pagi yang sudah di sediakan di meja. Sedangkan Kalea berjalan menuju meja makan setelah menutup pintu, ia duduk di sebelah suaminya.

"Kay, ibu akan mengatur pertemuan mu dengan putri teman ibu. Kau pasti akan sangat menyukai gadis itu," ujar ibu Kay yang terang-terangan ingin menjodohkan putranya dengan wanita lain.

"Tidak, kali ini aku sudah memilih sendiri. Ibu tenang saja, pasti aku akan memiliki seorang anak," kata kay yang tak memperdulikan perasaan istrinya.

"Bu-bukankah kamuberjanji untuk tidak menikah atau memiliki anak dari wanita lain selama pernikahan kita utuh," kata Kalea ingin membela dirinya.

Kay dan Ibunya tertawa mendengar ucapan Kalea, keduanya menghentikan kegiatannya. Kay menatap ke arah istrinya, "Kita akan bercerai, segera. Karena aku sudah muak denganmu, kamu wanita pembawa sial yang tak bisa memberikan keturunan padaku." Dengan nada dingin.

"Dan aku sudah sangat membencimu, tak ada lagi rasa suka atau cinta. Aku sangat menyesal menikahi mu waktu itu, sangat membuang-buang waktu dengan wanita yang tak bisa melahirkan anak untukku," imbuhnya.

Deeeeeeg!

Kalea sampai menutup telinganya, karena baginya kata-kata itu sangat menyakitkan untuknya walaupun sudah sering kali terdengar. Kali ini ia tak bisa lagi menahan emosinya, ia selalu diam ketika kata-kata itu di ucapkan oleh suami dan orang tuanya.

"Cukup!" Teriak Kalea di depan suami dan ibu mertuanya untuk pertama kalinya.

"Hei kamu, jangan jadi menantu ku ..."

"Jangan panggil aku menantumu lagi Bu, bukankah putramu bilang akan menceraikan ku? Dan Ibu juga bilang sendiri akan mencarikan dia wanita lain yang bisa memberikan keturunan, baik aku terima semuanya. Karena aku sudah cukup menderita dengan hinaan dan sikap kasar kalian yang semena-mena terhadapku, aku akan menerima perceraian ini karena aku juga sudah tahu jika Kay selingkuh dariku. Mengkhianati pernikahan yang sakral," ucap Kalea dengan berani.

Kalea bangkit dari duduknya, dan langsung meninggalkan area meja makan. Namun Kay bicara dengan lantang, hingga membuat langkah wanita itu terhenti.

"Kamu! Wanita tak tahu di untung, bersyukur aku tak menceraikan mu dua tahun lalu! Bagus jika kau tahu aku selingkuh, aku tak akan menutupinya lagi darimu!" Teriak Kay sembari menatap tajam ke arah Kalea.

"Aku tunggu surat cerai yang perlu aku tandatangani." Kalea pergi menuju kamarnya, memang sudah satu bulan ini mereka pisah kamar karena Kay tak mau lagi sekamar dengan istrinya itu.

Ibu kay merasa senang karena akhirnya putranya mendengarkannya, bagi beliau Kalea wanita yang tak punya arti apapun karena tak bisa memberikannya cucu.

"Cepat ceraikan dia, Ibu sudah tak tahan dengannya. Dan bawa kerumah wanita yang kau maksud tadi, Ibu ingin bertemu." Senyum beliau.

"Baiklah, aku akan membawa kerumah nanti. Dan akan aku urus perceraian dulu dengannya, karena aku sudah sangat muak," ujar Kay yang seraya menyimpan kebencian pada istrinya.

Sementara itu ...

Sementara Kalea berada di kamarnya, ia berada di sudut ranjangnya dimana tengah meredam tangisnya agar suaranya tak terlalu keras. Hati wanita mana yang tak hancur dengan sebuah perceraian dalam rumah tangganya, tapi ia tak mampu lagi menahan semuanya tanpa ada tempat ia bersandar.

"Kenapa aku yang selalu mereka salahkan, apa mereka tahu yang sebenarnya. Aku bisa memiliki keturunan, tapi memang Tuhan belum mengijinkan itu padaku. Kenapa hanya aku yang tersiksa disini, kenapa Kay tak mau berjuang bersama." Dengan sesenggukan.

"Baiklah jika perceraian yang dia inginkan, karena sudah memliki wanita lain. Tak apa, aku bukan wanita lemah aku hanya terluka oleh pria yang salah," ucapnya lagi.

"Tapi bagaimana jika Ayah bangun dan bertanya tentang pernikahanku, apa yang harus aku katakan padanya." Kalea bingung jika Ayahnya pulih nanti, namun hatinya tak bisa berbohong jika ia juga sudah tak ingin bertahan lagi dengan rumah tangga ini.

"Ayah, maafkan aku. Maafkan puteri mu ini, aku akan kembali kerumah. Maafkan aku Ayah, Ibu, mungkin aku belum menjadi istri yang baik."

Wanita itu bangkit menuju ke kamar mandi, dan membasuh wajahnya dari derasnya air mata untuk beberapa menit lalu. Setelahnya ia mengambil koper besar miliknya, menuju ke arah lemari untuk mengemasi pakaiannya, dan juga beberapa barang miliknya.

"Aku tak akan membawa barang yang dia berikan padaku, aku hanya akan membawa barang yang aku beli dari hasil uangku." Mulai mengambil pakaian juga barang-barang miliknya saja, dan meninggalkan pemberian dari Kay selama pernikahannya.

Jika ia membawanya pasti sudah jelas Ibu Kay akan mengomel, bahkan bisa merendahkan Kalea dengan kalimat yang sangat menyakitkan lagi. Ia akan pulang kerumah orang tuanya, walaupun di sana lama tak di tinggali atau kosong. Karena Ibu Kalea meninggal satu tahun lalu, sedangkan Ayahnya masih koma dan tengah di rawat dirumah sakit.

Kalea adalah anak tunggal, dia tak memiliki saudara atau bahkan keluarga. Karena orang tuanya adalah warga pendatang, dan sedikitpun Kalea tak pernah tahu keluarga dari kedua orang tuanya. Namun ia tak pernah mengeluh sedikitpun tentang kehidupannya, seakan ia menjalaninya seperti aliran air yang mengalir saja.

"Baiklah, semuanya sudah beres. Aku akan segera pergi, semakin cepat akan semakin baik." Meyakinkan dirinya sendiri.

Dengan pakaian rapih Kalea keluar dari kamarnya, ia menarik koper besar bersamanya. Kay melihat istrinya itu membawa koper, senyum lebar menghiasi bibirnya karena ia senang dengan kepergian Kalea.

"Sudah mau pergi, pergilah karena aku tidak ingin melihatmu lagi di sini. Dan akan ada surat perceraian datang kerumah orang tuamu, aku akan melakukannya dengan cepat," ucapnya.

"Bagus." Singkat Kalea, tanpa menatap atau menoleh sedikitpun pada suaminya yang tadinya ia kira sudah berangkat ke kantor.

Dia lalu mengambil langkah menuju pintu untuk segera keluar dari rumah itu, Kay tak menyangka Kalea setegar itu dengan perceraian diantara mereka. Karena ia pikir hal itu akan semakin menyiksa wanita yang sudah empat tahun menjadi istrinya, tapi sayangnya Kalea menunjukkan ketegarannya.

"Dasar wanita pembawa sial! Sudah jelas dia yang mandul dan tak bisa memberikan aku anak, aku harap dia akan menyesalinya. Mana ada pria yang mau dengan wanita yang mandul,huh!" Umpatnya dengan nada kesal setelah kepergian istrinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Dinner

    Kalea diajak makan malam bersama oleh Rigel, ya mereka dinner berdua diluar. Tentu saja Rigel tetap ijin pada calon Ayah mertuanya, karena dia paham benar membawa putri semata wayang seorang Ayah, dan bertanggung jawab untuk menjaganya.Mereka menuju ke restauran makanan khas jepang, karena menunggu akhirnya Rigel ijin ke toilet sebentar dan meminta Kalea menunggu ditempat duduk mereka."Sayang, aku ketoilet dulu ya. Aku akan segera kembali," ucapnya."Baiklah, jangan lama-lama." "Oke." Segera berlalu.Kalea memainkan ponselnya sembari menunggu makanannya, tapi tiba-tiba seseorang mendekati Kalea."Oh ini wanita yang sudah dibuang malah dipungut oleh CEO muda dan kaya, padahal tidak bisa memiliki keturunan tapi masih saja pria itu mau menajdiaknya istri." Ucap seorang wanita, dan suara itu tak asing bagi Kalea hingga dia menoleh kearahnya."Oh Nyonya, bagaimana kabar Anda? Apa Anda sedang membicarakan saya?" Menoleh kebelakang, ternyata dibelakangnya ada mantan Ibu mertuanya."Mantan

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Akhirnya Tersebar Beritanya.

    Kalea kembali lagi kerutinitas setelah melakukan acara pertunangan kemarin dengan Rigel, semua orang kantor tak menyangka jika mereka akan berjodoh. Namun tetap saja, dimana pun tempatnya pasti ada orang yang tak suka.Seperti saat ini, semua staf mengucapkan selamat pada Kalea. Kecuali beberapa orang, yang berada disatu lantai dengan tempat kerja Kalea.Mereka mencari tahu masa lalu Kalea, hingga merasa muak saat melihat Kalea yang ternyata berhasil menaklukkan hati CEO mereka yang terkenal dingin juga tak bisa didapatkan oleh wanita manapun."Dasar wanita j*****! Bukankah dia sudah jelas membuat Bos kita tergoda dengannya, entah jurus rayuan apa yang dia berikan pada Tuan Rigel." Ketusnya."Mungkin tubuhnya, bukankah menjadi janda itu kesepian? Dan membutuhkan belaian dari seorang pria, mungkin dia mengandalkan itu." Senyum sinis."Astaga, aku kira dia wanita baik-baik. Tapi ternyata busuk sekali," timpal lainnya.Ketiganya menatap Kalea dengan penuh kebencian, sedangkan Kalea tak m

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Benarkah Kabar Itu?

    Kay sampai rumah, saat pulang dia baru saja membuka pintu. Rumahnya tampak berantakan, banyak barang-barang tidak ditempatnya. Alora sedang santai menonton tv, sedangkan anak mereka tengah tidur."Alora, bisakah kamu membereskan yang bertantakan ini? Mumpung anak kita sedang tidur," pinta Kay dengan nada lembut, namun dia sebenarnya lelah karena istrinya tidak pandai mengurus rumah."Aku sangat lelah mengurus anak kita seharian, jadi biarkan saja. Besok minta ibumu untuk mencari pembantu, agar kekacauan ini cepat diberikan." Tanpa menatap suaminya."Setidaknya suamimu pulang, ambilan dia segelas air untuk minum." Ujar Kay."Semua sudah tersedia dimeja makan, kenapa harus disediakan lagi. Kamu terlalu merepotkan saja, sudahlah aku mau tidur. Kamu makan sendiri saja." Bangkit dari duduknya, dan meninggalkan Kay sendirian yang tercengang melihat sikap istrinya.Dalam hati ingin sekali mengomel pada Alora, tapi dia sudah tidak banyak energi karena kerja hingga malam. Akhirnya seperti bias

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Acara Pertunangan

    Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh Rigel tiba-tiba, mereka mengadakan pesta pertunangan dihotel milik Kakak Rigel yaitu Daru. Semua persiapan dilakukan dengan baik, orang tua Rigel begitu amat antusias dengan acara pertunangan putranya. Semua staf dan karyawan perusahaan Rigel juga terkejut dengan berita pertunangan kedua orang tersebut, yang terkadang seperti musuh dikantor.Tapi siapa sangka, keduanya malah berjodoh. Takdir memang tak ada yang tahu, tak ada yang bisa menebak kelanjutan nasib manusia."Ayah? Apa aku bisa?" tanya Kalea pada sang Ayah yang menemaninya diruangan rias."Tentu saja, Ayah yakin sakli kali ini Ibumu sangat merestui. Keluarga Rigel juga begitu hangat menyambutmu, terutama orang tuanya. Jika tidak setuju, mereka pasti sudah membatalkan pertunangan ini dan tidak merestui hubungan kalian." Ujar Ayah Kalea."Iya Ayah, tapi apa tidak terlalu cepat? Ini baru tiga bulan lebih aku bercerai, tapi aku sudah memulai hubungan yang baru." Ujar Kalea merasa khawatir

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Merasa Di Hargai

    Kini Rigel menuju ketempat dimana dia memesan cincin pertunangan, butuh waktu satu pekan untuk menyelesaikan desain yang di inginkan oleh Rigel, karena itu sangat spesial untuk wanitanya."Tuan, cincin Anda sudah selesai. Coba Anda lihat ini, apa ada kesalahan atau tidak." Menejer toko perhiasan."Baiklah."Rigel bangkit dari duduknya bersama dengan Kalea, mereka melihat cincin yang sudah dibuat dengan cantik juga elegan."Bagaimana kamu bisa mendesainnya?" tanya Kalea."Dulu aku pernah bekerja ditoko prhiasan, aku mempelajari beberapa desain hingga aku bisa membuat desain perhiasan sendiri." Jawaban Rigel."Wow, seorang CEO pernah bekerja di toko perhiasan. Itu sangat langka," ungkap Kalea yang terpukau dengan Rigel calon suaminya."Kenapa? Aku memulai semuanya dari nol tanpa nama Ayah, atau bantuan keluarga. Jadi aku juga harus bekerja dari nol, untuk memulai hal besar. Harusnya kamu bangga bukan memiliki calon suami sepertiku." Menatap ke arah Kalea."Tentu aku sangat bangga, apa b

  • Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan   Persiapan one

    Kalea menengkok kearah belakang, cukup terkejut karena dia bertej dengan pria yang sama sekali tidak ingin dia temui. "Kay." Dengan lirih, tangannya mengepal namu Rigel menggenggam tangan Kalea agar tidak usah takut dengan masa lalunya."Sedang apa kamu disini? Ada perlu apa?" tanya Kay yang mendekati Kalea."Itu bukan urusanmu." Ketusnya."Ah iya, waktu itu Ayahmu menelfon. Dan bertanya tentang kita, aku tidak memberitahu dan hanya membritahu sedikit saja. Dan ...." Melihat tangan Rigel menggenggam tangan Kalea."Apa kalian memiliki hubungan? Bukankah Anda Tuan Rigel?" tanya Kay."Ada urusan apa Anda menanyakan hal itu? Bukankah kalian sudah Tidka memiliki hubungan apapun, jadi terserah Kalea mau pergi dan dekat dengan siapa." Tegas Rigel, memberikan sinyal jika dia tidak suka dengan perkataan Kay."Akh maaf Tuan Rigel, sedikit informasi. Jangan sampai kamu dekat dengannya, atau bahkan menikahinya. Mungkin menjadikan wanita ini simpanan boleh saja, karena dia tidak akan memiliki ana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status