Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan

Diceraikan Dikira Mandul, Menikahi CEO Diratukan

last updateLast Updated : 2025-05-31
By:  Yulia Sastika Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
41Chapters
236views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pernikahan yang di pikir akan membuat bahagia, kenyataannya itu membuat hati tertekan dan terluka. Kalea Revere Theresa sudah menjalani pernikahannya dengan seorang pria yang sangat ia cintai, yaitu Kay Garvin Shadrach yang sudah berjalan selama empat tahun ini. Namun mereka belum di karuniai buah hati, dan yang selalu di salahkan adalah Kalea oleh mertuanya terutama oleh Ibu mertua yang sudah menginginkan cucu dari putra satu-satunya. Karena lama tak memiliki keturunan akhirnya mereka harus bercerai, Kay suami Kalea sudah berubah drastis yang tak suka lagi membela istrinya di hadapan orang tua dan keluarganya. Kalea bercerai, tak lama setelah itu mantan suaminya menikah dengan wanita yang ternyata tengah mengandung anaknya. Tak ada penyesalan bagi Kalea berpisah dengan suaminya, kini ia fokus untuk bekerja kembali membahagiakan diri sendiri juga membiayai perawatan sang Ayah yang sudah koma di rumah sakit sejak satu tahun lalu. Perjalanan yang tak mudah, ia harus kembali ke apartemen milik orang tuanya yang sudah lama kosong. Dia bekerja secara online, tak bertemu banyak orang kecuali harus datang ke perusahannya langsung. Pertemuan tak sengaja dengan seorang CEO perusahaan tempat ia bekerja menumbuhkan benih-benih cinta, namun bukan Kalea yang jatuh cinta melainkan CEO bernama Rigel Daviandra Antares yang berusia tiga puluh tahun lebih tua dua tahun dari Kalea. Umur Kalea kini dua puluh delapan tahun, pria itu jatuh cinta pada Kalea namun gengsi untuk mengungkapkannya. Tapi ia berjuang untuk mendapatkan hati Kalea, dan ingin menjadikan istrinya. Masa lalu Kalea diterima oleh Rigel, pria itu malah ingin menunjukkan pada mantan suami Kalea jika sangat salah menyia-nyiakan wanita bukan parasnya saja yang begitu cantik, tapi hatinya juga penuh ketulusan. Walaupun hubungan mereka butuh banyak waktu, tapi Rigel bukanlah pria yang mudah menyerah untuk mendapatkan suatu hal yang dia inginkan. Rigel akan meratukan wanita yang menjadi pasangannya. foto by: Pinterst [free] edit foto by: canva

View More

Chapter 1

Hal Yang Menyakitkan

Pagi itu seperti biasa Kalea membuat sarapan untuk dirinya dan suaminya yang akan berangkat kerja ke kantor, ia sudah menyajikan menu favorit suaminya seperti biasanya. Key datang dengan wajah datar, seakan ia bosan dengan suasana rumahnya.

"Apa kamu akan pulang terlambat lagi?" tanya Kalea dengan nada lembutnya.

"Hem." Singkatnya.

Kalea tak heran dengan sikap suaminya yang cuek dan berubah padanya, tapi Kalea sungguh menghindari perdebatannya karena tak mau rumah tangganya hancur atas sikap keegoisannya.

Saat akan memulai sarapan tiba-tiba bell rumah mereka berbunyi, segera tanpa menunggu Kalea menuju ke pintu untuk membukakan pintu rumahnya.

Plaaaaak!

Baru saja membuka pintu rumah sebuah tamparan melayang ke wajahnya, wanita itu menatap Kalea dengan penuh kemarahan. Bukan pemandangan baru bagi Kalea, ia sudah terbiasa di perlakukan oleh Ibu mertuanya seperti ini.

"Aku sudah sangat muak memiliki menantu sepertimu! Sudah empat tahun menikah kenapa belum memiliki anak, atau kamu wanita pembawa sial yang tak bisa memberikan keturunan pada putraku huh!" Amarah Ibu mertua Kalea yang selalu saja melampiaskan amarah pada menantunya itu.

Kalea hanya diam, ia tak berani berkata-kata karena semuanya percuma tak ada yang mendengarkan dirinya, tak ada yang membela dirinya walaupun suaminya sendiri. Semuanya telah berubah sejak dua tahun lalu, Kalea selalu menjadi sasaran suami atau mertuanya jika ada hal yang menyangkut pautkan tentang keturunan.

"Lebih baik aku meminta Kay untuk menikah lagi, dan harus membuang jauh wanita pembawa sial ini jauh dari kehidupannya!" Melangkah pergi meniggalkan Kalea yang tetap terpaku di tempat.

Kay hanya menatap istrinya tanpa rasa welas asih, ia tak peduli lagi tentang Kalea wanita yang berstatus sebagai istrinya. Sungguh sangat mengenaskan kehidupan rumah tangganya, wanita itu bertahan di tempat yang begitu menyakiti dirinya bukan hanya batin tapi juga fisik.

Wanita paruh baya itu berjalan masuk menghampiri putranya tanpa memperdulikan menantunya, beliau duduk untuk menyantap sarapan pagi yang sudah di sediakan di meja. Sedangkan Kalea berjalan menuju meja makan setelah menutup pintu, ia duduk di sebelah suaminya.

"Kay, ibu akan mengatur pertemuan mu dengan putri teman ibu. Kau pasti akan sangat menyukai gadis itu," ujar ibu Kay yang terang-terangan ingin menjodohkan putranya dengan wanita lain.

"Tidak, kali ini aku sudah memilih sendiri. Ibu tenang saja, pasti aku akan memiliki seorang anak," kata kay yang tak memperdulikan perasaan istrinya.

"Bu-bukankah kamuberjanji untuk tidak menikah atau memiliki anak dari wanita lain selama pernikahan kita utuh," kata Kalea ingin membela dirinya.

Kay dan Ibunya tertawa mendengar ucapan Kalea, keduanya menghentikan kegiatannya. Kay menatap ke arah istrinya, "Kita akan bercerai, segera. Karena aku sudah muak denganmu, kamu wanita pembawa sial yang tak bisa memberikan keturunan padaku." Dengan nada dingin.

"Dan aku sudah sangat membencimu, tak ada lagi rasa suka atau cinta. Aku sangat menyesal menikahi mu waktu itu, sangat membuang-buang waktu dengan wanita yang tak bisa melahirkan anak untukku," imbuhnya.

Deeeeeeg!

Kalea sampai menutup telinganya, karena baginya kata-kata itu sangat menyakitkan untuknya walaupun sudah sering kali terdengar. Kali ini ia tak bisa lagi menahan emosinya, ia selalu diam ketika kata-kata itu di ucapkan oleh suami dan orang tuanya.

"Cukup!" Teriak Kalea di depan suami dan ibu mertuanya untuk pertama kalinya.

"Hei kamu, jangan jadi menantu ku ..."

"Jangan panggil aku menantumu lagi Bu, bukankah putramu bilang akan menceraikan ku? Dan Ibu juga bilang sendiri akan mencarikan dia wanita lain yang bisa memberikan keturunan, baik aku terima semuanya. Karena aku sudah cukup menderita dengan hinaan dan sikap kasar kalian yang semena-mena terhadapku, aku akan menerima perceraian ini karena aku juga sudah tahu jika Kay selingkuh dariku. Mengkhianati pernikahan yang sakral," ucap Kalea dengan berani.

Kalea bangkit dari duduknya, dan langsung meninggalkan area meja makan. Namun Kay bicara dengan lantang, hingga membuat langkah wanita itu terhenti.

"Kamu! Wanita tak tahu di untung, bersyukur aku tak menceraikan mu dua tahun lalu! Bagus jika kau tahu aku selingkuh, aku tak akan menutupinya lagi darimu!" Teriak Kay sembari menatap tajam ke arah Kalea.

"Aku tunggu surat cerai yang perlu aku tandatangani." Kalea pergi menuju kamarnya, memang sudah satu bulan ini mereka pisah kamar karena Kay tak mau lagi sekamar dengan istrinya itu.

Ibu kay merasa senang karena akhirnya putranya mendengarkannya, bagi beliau Kalea wanita yang tak punya arti apapun karena tak bisa memberikannya cucu.

"Cepat ceraikan dia, Ibu sudah tak tahan dengannya. Dan bawa kerumah wanita yang kau maksud tadi, Ibu ingin bertemu." Senyum beliau.

"Baiklah, aku akan membawa kerumah nanti. Dan akan aku urus perceraian dulu dengannya, karena aku sudah sangat muak," ujar Kay yang seraya menyimpan kebencian pada istrinya.

Sementara itu ...

Sementara Kalea berada di kamarnya, ia berada di sudut ranjangnya dimana tengah meredam tangisnya agar suaranya tak terlalu keras. Hati wanita mana yang tak hancur dengan sebuah perceraian dalam rumah tangganya, tapi ia tak mampu lagi menahan semuanya tanpa ada tempat ia bersandar.

"Kenapa aku yang selalu mereka salahkan, apa mereka tahu yang sebenarnya. Aku bisa memiliki keturunan, tapi memang Tuhan belum mengijinkan itu padaku. Kenapa hanya aku yang tersiksa disini, kenapa Kay tak mau berjuang bersama." Dengan sesenggukan.

"Baiklah jika perceraian yang dia inginkan, karena sudah memliki wanita lain. Tak apa, aku bukan wanita lemah aku hanya terluka oleh pria yang salah," ucapnya lagi.

"Tapi bagaimana jika Ayah bangun dan bertanya tentang pernikahanku, apa yang harus aku katakan padanya." Kalea bingung jika Ayahnya pulih nanti, namun hatinya tak bisa berbohong jika ia juga sudah tak ingin bertahan lagi dengan rumah tangga ini.

"Ayah, maafkan aku. Maafkan puteri mu ini, aku akan kembali kerumah. Maafkan aku Ayah, Ibu, mungkin aku belum menjadi istri yang baik."

Wanita itu bangkit menuju ke kamar mandi, dan membasuh wajahnya dari derasnya air mata untuk beberapa menit lalu. Setelahnya ia mengambil koper besar miliknya, menuju ke arah lemari untuk mengemasi pakaiannya, dan juga beberapa barang miliknya.

"Aku tak akan membawa barang yang dia berikan padaku, aku hanya akan membawa barang yang aku beli dari hasil uangku." Mulai mengambil pakaian juga barang-barang miliknya saja, dan meninggalkan pemberian dari Kay selama pernikahannya.

Jika ia membawanya pasti sudah jelas Ibu Kay akan mengomel, bahkan bisa merendahkan Kalea dengan kalimat yang sangat menyakitkan lagi. Ia akan pulang kerumah orang tuanya, walaupun di sana lama tak di tinggali atau kosong. Karena Ibu Kalea meninggal satu tahun lalu, sedangkan Ayahnya masih koma dan tengah di rawat dirumah sakit.

Kalea adalah anak tunggal, dia tak memiliki saudara atau bahkan keluarga. Karena orang tuanya adalah warga pendatang, dan sedikitpun Kalea tak pernah tahu keluarga dari kedua orang tuanya. Namun ia tak pernah mengeluh sedikitpun tentang kehidupannya, seakan ia menjalaninya seperti aliran air yang mengalir saja.

"Baiklah, semuanya sudah beres. Aku akan segera pergi, semakin cepat akan semakin baik." Meyakinkan dirinya sendiri.

Dengan pakaian rapih Kalea keluar dari kamarnya, ia menarik koper besar bersamanya. Kay melihat istrinya itu membawa koper, senyum lebar menghiasi bibirnya karena ia senang dengan kepergian Kalea.

"Sudah mau pergi, pergilah karena aku tidak ingin melihatmu lagi di sini. Dan akan ada surat perceraian datang kerumah orang tuamu, aku akan melakukannya dengan cepat," ucapnya.

"Bagus." Singkat Kalea, tanpa menatap atau menoleh sedikitpun pada suaminya yang tadinya ia kira sudah berangkat ke kantor.

Dia lalu mengambil langkah menuju pintu untuk segera keluar dari rumah itu, Kay tak menyangka Kalea setegar itu dengan perceraian diantara mereka. Karena ia pikir hal itu akan semakin menyiksa wanita yang sudah empat tahun menjadi istrinya, tapi sayangnya Kalea menunjukkan ketegarannya.

"Dasar wanita pembawa sial! Sudah jelas dia yang mandul dan tak bisa memberikan aku anak, aku harap dia akan menyesalinya. Mana ada pria yang mau dengan wanita yang mandul,huh!" Umpatnya dengan nada kesal setelah kepergian istrinya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
41 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status