Satu minggu setelah Moonela putus dengan Kenneth, dia pun resmi berpacaran dengan Louis.Mereka berdua berpacaran dengan terang-terangan, bahkan bermesraan di tempat umum. Setiap kali Lillia melihat gambaran ini, dia sungguh khawatir Moonela akan bermain kelewatan hingga terjerumus dalam hubungan itu.Saat Lillia sedang mendesain, Liman memasuki ruangannya dengan tergesa-gesa, lalu bertanya dengan sangat kaget, “Apa kamu tahu kabar Kak Louis jadian sama Moonela?”Lillia membalas dengan agak bersalah, “Tahu ….”“Kenapa mereka bisa bersama? Aku tanya Kak Louis, tapi dia nggak jawab.” Liman masih merasa syok dengan kabar itu. Bagaimana ceritanya Moonela dan Louis bisa bersama, bahkan bermesraan di tempat umum. Kabar ini bagai bom atom yang meledak di kalangan atas ibu kota. “Kalau mereka ingin berpacaran, kita juga nggak bisa berkomentar,” balas Lillia dengan menunduk.Liman duduk di sofa, lalu membalas dengan serius, “Aku pasti akan merestui hubungan mereka, tapi dengar-dengar Keluarga
Lillia pasti menyadari Christian sengaja bertanya seperti itu.Mengenai soal Keluarga Jaspal terus menekan LMOON memang adalah kenyataan. Sementara itu, sepertinya memang ada yang aneh dengan hubungan Moonela dan Louis.“Bukannya Keluarga Jaspal merusak hubungan kerja sama kami dan Periwinkle itu memang kenyataan?” Lillia bertanya pada Moonela.“Iya, memang kenyataan! Tapi bukannya kamu punya ide brilian?” tanya Moonela dengan tersenyum.Mereka berdua yang tak berhenti berbisik-bisik disadari oleh Claude.Saat Moonela mengangkat kepalanya, dia menyadari Claude sedang menatap mereka. Moonela pun menunduk, lalu berbisik, “Claude lagi lihat kita. Menurutmu, apa yang lagi dia pikirkan?”Lillia membuka menu makanan, lalu berkata dengan datar, “Aku nggak tertarik untuk tahu.”Suara Moonela semakin kecil lagi. “Sebenarnya apa yang ingin Claude lakukan?”“Pesan makanan!” Lillia membesarkan suaranya.Untuk apa Lillia peduli dengan apa yang ingin dilakukan Claude!Christian dan Leon terus mengus
Hanya terdapat ekspresi tidak berdaya di wajah Lillia. Dia mendorong Claude, lalu berkata dengan dingin, “Claude, aku sudah capek sama kamu. Apa kamu bisa jauhi aku?”Claude juga tidak peduli. Saat dia berencana mengikuti Lillia, Leon dan Christian pun berjalan kemari.Leon mengisyaratkan Claude untuk menghentikan langkahnya.Ketika Lillia menyadari tidak ada yang mengikutinya lagi, dia langsung menghela napas lega. Hanya saja, ternyata Lillia gembira terlalu cepat. Belum sempat Lillia kembali ke tempat duduknya, langkahnya diadang oleh seorang pria mabuk.Si pria yang minum kebanyakan itu tak berhenti menatap Lillia.Lillia merasa risi spontan berjalan melewatinya. Siapa sangka si pria malah menarik pergelangan tangan Lillia. “Cantik juga. Gimana kalau kamu temani kami minum?”“Lepaskan! Jangan sampai aku lapor polisi!” Lillia menepis tangan si pria.Si pria yang terhuyung-huyung hampir terjatuh. Amarahnya seketika meluap.“Kamu datang minum sendiri bukannya demi jadi kupu-kupu malam!
Moonela bersandar di dalam pelukan Louis, lalu berbicara sembari menarik-narik dasinya. “Bawa aku ke rumahmu dong. Aku ingin lihat seberapa kayanya Keluarga Jaspal-mu. Kamu tahu sendiri, aku baru merintis karierku. Sekarang aku miskin banget. Sejak kecil, aku ingin sekali bisa menginjakkan kaki di ibu kota. Aku sungguh penasaran gimana vila mewah konglomerat di ibu kota.”Leon mengusap kedua tangannya, lalu berjalan ke sisi Claude. Dia spontan merinding.Christian menggigit bibir bawahnya berusaha untuk menahan tawanya.Liman berkata, “Geli sekali! Aku mau pergi dulu!” Liman sungguh tidak sanggup menyaksikannya.Claude memiringkan tubuhnya, lalu bertanya pada Lillia, “Dia memang begitu kalau lagi pacaran?”Sepertinya Lillia sudah terbiasa melihat gambaran seperti ini. “Dulu dia nggak pernah pacaran. Aku juga nggak tahu.”Louis melihat ke sisi mereka. “Aku bawa dia pulang dulu. Dia sudah mabuk, makanya dia bersikap seperti ini. Aku pamit dulu.”Liman melambaikan tangannya. “Cepat pergi!
Lillia mendengar dengan diam-diam, lalu melepaskan sandal.Liman yang berada di samping pun berbicara dengan suara kecil, “Kamu nggak usah urus dia. Biarkan Kak Louis saja.”Lillia membalas dengan suara ringan, lalu mengikuti Liman berjalan ke dalam.Setelah Moonela mengenakan sandal, dia berbicara dengan agak kesal, “Kenapa ibumu galak sekali?”Emosi Imelda masih belum stabil. Dia menatap Moonela sembari berkata, “Memangnya kenapa kalau aku galak? Apa kamu ingin menikah dengan putraku biar kami melepaskan LMOON. Asal kamu tahu semuanya nggak mungkin!”Baru saja Imelda menyelesaikan omongannya, Moonela memalingkan kepalanya, memeluk leher Louis sembari berkata dengan manja, “Ibumu galakin aku. Huhuhu! Kenapa dia bersikap seperti ini? Masalah ini kan masalah pribadi, bukan masalah pekerjaan. Kenapa dia malah ancam aku?”Lillia diam-diam sedang mengamati reaksi Kelly. Dia pun merasa gembira ketika melihat raut wajah muram Kelly.Louis menepuk-nepuk punggung Moonela. “Nggak, nggak apa-apa
Tak disangka Imelda akan menangis. Bahkan, Moonela juga terbengong. Sama halnya dengan Lillia, dia juga tidak menyangka Imelda akan menangis.Louis menepuk-nepuk tangan Moonela, lalu berkata dengan suara lembut, “Kamu, Liman, dan Lillia ke atas dulu. Aku akan ke atas bentar lagi.”“Oke.” Moonela masih tidak habis pikir.Mereka bertiga berjalan ke dalam ruang baca Louis. Moonela pun tersadar dari bengongnya.“Kenapa ibunya seperti anak kecil saja? Malah menangis …,” gumam Moonela kepada Liman.Liman duduk di samping, lalu berkata dengan tersenyum, “Ibunya cukup imut. Padahal dia sudah punya 2 anak, dia masih saja selugu ini.”Sebelumnya Lillia telah menyadarinya, Imelda memang sangat jago dalam berakting.Moonela sungguh tidak habis pikir. “Pantas saja dia bisa dibuat nangis sama aku, bahkan ingin mengadu kepada suaminya. Apa Louis bakal digebuki sama ayahnya?”“Bisa jadi, ayahnya sangat menyukai Bibi Imelda,” balas Liman.“Kelihatan banget,” timpal Moonela.Lillia melihat Moonela. Dia
“Lagi pula Moonela sangat unggul. Dia bisa menyokong LMOON, lalu mencari banyak orderan dan juga kontrak. Apa wanita seperti ini masih belum tergolong unggul? Jadi, wanita seperti apa yang tergolong unggul di matamu?” Louis sedang berusaha menganalisis dengan saksama.“Pokoknya aku nggak setuju!” Imelda menaikkan nada bicaranya.Louis menghela napas. “Ini namanya bias! Kamu sungguh mengecewakanku.”Usai berbicara, Louis langsung berjalan ke lantai atas, meninggalkan Imelda terbengong melongo di tempat.Beberapa saat kemudian, Imelda memegang dadanya melihat ke sisi Kelly. “Astaga, dia malah merasa kecewa? Seharusnya aku yang merasa kecewa! Jelas-jelas dia tahu hubungan kita dengan LMOON nggak bagus, dia malah berkencan dengan Moonela. Apa dia ingin menghancurkan rumah ini?”Kelly menepuk-nepuk dadanya, lalu berkata, “Sepertinya Moonela jarang berhubungan dengan Kakak. Meski Kakak suka sama dia, dia juga nggak pasti suka sama Kakak. Dia bisa bersama dengan Kakak pasti karena sengaja.”T
Saat Lillia dan Liman sedang berjalan-jalan di dalam kompleks, tetiba Hans berjalan menghampiri mereka.“Bu Lillia, aku datang untuk menjemputmu!”Lillia melihat Hans yang sedang tersenyum, lalu bertanya dengan datar, “Bukannya aku suruh kamu pulang kerja? Dari mana kamu tahu aku lagi di mana?”“Aku itu pengawalmu. Sudah seharusnya aku tahu kamu ada di mana.” Sikap Hans sangatlah lembut.“Sejak kapan kamu naik pangkat jadi pengawalku?” tanya Lillia dengan mendengus dingin. Hans bisa muncul di sini juga pasti karena perintah Claude.“Bu Lillia, aku digaji 40 juta per bulan. Sudah seharusnya aku melakukan kontribusi untukmu. Kalau nggak, aku merasa nggak tenang untuk menerima gaji itu,” balas Hans dengan tersenyum getir.Lillia mengeluarkan ponselnya, lalu mengirim pesan singkat kepada Moonela. Tak lupa dia membalas Hans, “Kamu profesional juga.”Liman yang dari tadi tidak memiliki kesempatan untuk bersuara akhirnya menemukan kesempatan. “Aku bisa antar dia pulang. Berhubung kamu sudah p