Share

Bab 8

"Berapa harga mobil ini?" Moonela melihat mobil sport yang tersangkut di belakang dari kaca spionnya, lalu bertanya dengan getir, "Apa kita sanggup membayar ganti ruginya?"

Lillia membelalakkan matanya. "Kukira kamu sengaja menabraknya karena nggak suka melihat orang merebut tempat parkir."

"Aku panik, tapi nggak bodoh!" Mengingat harus mengganti rugi, ekspresi Moonela tampak sangat buruk. Lillia menarik rem tangan di mobil itu, lalu membuka pintu mobil. "Coba aku lihat."

Pemilik mobil sport itu juga turun dari mobil. Itu adalah seorang pria tampan setinggi 190 cm, dia mengenakan kacamata hitam dan hanya menampakkan setengah wajahnya. Hidungnya sangat mancung dan bibirnya berwarna merah segar. Dia menghentikan gerakan mengunyah permen karet saat melihat Lillia dan tersenyum. "Cantik, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Kenapa kelihatannya kamu familier sekali?"

Lillia juga merasa orang ini sangat familier. Saat berjalan mendekatinya, dia baru menyadari bahwa orang ini adalah sahabat Claude, Cedron Rusli.

Cedron dan Claude tumbuh besar bersama. Namun, Lillia hanya pernah bertemu dengan pria ini sekali pada dua tahun lalu. Saat itu Claude mabuk, Lillia pergi menjemputnya, lalu bertemu dengan Cedron. Lillia melihat mobil sport dan wajah Cedron secara bergantian, lalu tersenyum tipis. "Cedron?"

Cedron tertegun sejenak, dia membuka kacamata hitamnya, lalu memicingkan matanya untuk menatap Lillia. "Cantik, kita pernah bertemu?"

"Aku Lillia."

Setelah termenung sejenak, Cedron baru mengingat nama Lillia. Dia berdiri tegak dan berkata, "Kak Lillia ...."

Lillia juga tidak banyak menjelaskan. Dia melihat sekilas mobil sport itu dan berkata, "Ini ...."

Cedron menepuk tangannya sendiri dan berkata, "Semua ini salahku! Aku buru-buru mau bertemu seseorang, jadi berebutan tempat parkir. Bukan masalah besar, nanti akan kuserahkan ke perusahaan asuransi saja."

Lillia tersenyum sejenak, lalu berkata, "Boleh saja, biaya perbaikannya nanti aku laporkan ke Claude."

Cedron langsung membalas, "Nggak perlu! Ini hanya masalah kecil, kamu teruskan saja apa yang ingin kamu lakukan!"

Lillia langsung berbalik dan pergi. Dia menatap Moonela yang berkeringat dingin dan berkata, "Kenapa masih bengong saja? Ayo pergi! Kita ke parkiran gedung seberang saja."

"Oh ... oke." Moonela tadi juga mendengar percakapan kedua orang itu di mobil, dia bertanya dengan ragu-ragu, "Kamu nggak takut dia bilang ke Claude nanti?"

"Nanti saja baru dipikirkan lagi, asalkan kita bisa aman dulu untuk saat ini." Lillia melanjutkan dengan cuek, "Kalau menghabiskan waktu dengannya, kita bukan hanya akan menghabiskan uang, tapi juga akan kehilangan klien."

Apalagi dinilai dari hubungan Cedron dan Claude, Cedron pasti tidak akan mempermasalahkan biaya kecil seperti itu. Setelah terdiam sejenak, Lillia kembali berpesan, "Setelah ke Queen nanti, kamu adalah Lorraine, aku adalah asistenmu."

Moonela tidak mengerti. "Kenapa begitu? Bukankah kalau begitu jadinya aku yang berjasa?"

Lillia memelototi Moonela. "Kamu bodoh ya? Bagaimana kalau Cedron ke Queen, lalu tahu bahwa aku ini Lorraine dan memberitahukannya pada Claude?"

Lillia tadi mengatakan bahwa dia baru menjanda! Kalau Claude sampai tahu Lillia adalah Lorraine, bukankah pria itu akan menghabisinya?

Moonela terdiam mendengarnya. Kedua orang itu memarkirkan mobil di gedung seberang dan berkeliling sejenak. Saat tiba waktunya pukul 3 siang, mereka baru berangkat ke perusahaan hiburan Queen karena merasa tidak akan sesial itu bertemu lagi dengan Cedron.

Saat staf resepsionis mendengar bahwa mereka adalah utusan dari Studio LMOON, wanita itu melihatnya sekilas dan bertanya dengan suara pelan, "Apakah kamu Lorraine?"

Lantaran merasa canggung, Moonela membeli sebuah kacamata hitam untuk menyembunyikan ekspresinya. Dia menjawab dengan suara rendah, "Ya, ini adalah asistenku."

Staf resepsionis itu langsung membawa mereka ke arah lift dengan wajah terkagum-kagum. "Presdir kami sudah lama menunggumu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status