Share

Bimbang

Sinar lembut matahari pagi menyusup di sela-sela gorden jendela kamar Andin. Menerangi ruangan yang temaram tanpa cahaya lampu. Di tempat duduknya di dekat jendela, dia berdiri. Andin menyingkap gorden menyaksikan kehidupan kota berkecamuk seperti koloni semut, bergerak dengan ritme yang berdenyut seperti nadi bumi.

Dengung lalu lintas di kejauhan seperti orkestra kendaraan yang tak pernah berhenti, menari-nari di jalanan yang tak pernah tidur, sementara kicauan burung yang sesekali terdengar seperti melodi lembut, mengiringi setiap pikirannya yang melayang jauh.

Di tengah gemuruh itu, Andin merasa seperti pelaut yang terhanyut gelombang ombak. Namun tetap merasa terlindungi oleh pelukan hangat alam semesta, memeluknya dalam ketenangan yang mengalir seperti sungai yang tak pernah kering.

Hati Andin berdegup kencang tak terkendali, mengingat kembali saat-saat sebelum Lukman berangkat kerja. Seperti bayangan yang tak pernah pudar. Lukman telah menawarinya sebuah pernikahan kontrak, s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status