Terkadang kejujuran bisa menyakiti, tetapi percayalah! Masalah sesulit apa pun akan cepat terselesaikan jika kamu jujur.
***
Setelah makan siang bersama sang kakak. Aida pamit untuk istirahat di kamarnya. Aruna sudah ingin menanyakan tentang pernikahan sang adik, tapi Rafa mencegahnya.
"Sayang, kamu harus sabar. Mungkin Aida belum siap menceritakan padamu saat ini. Yakinlah pada adikmu, kamu yang lebih mengenalnya dan lebih memahaminya. Apa kamu enggak melihat air matanya yang langsung jatuh saat kamu menanyakan suaminya. Mungkin terjadi masalah pada rumah tangganya, biarkan dia bercerita sendiri tanpa paksaan darimu, Sayang." Rafa dengan bijaknya menasihati sang kekasih.
"Justru aku enggak tega melihatnya seperti itu. Hal itu memicu rasa penasaranku padanya."
"Kamu harus bersabar, jangan semakin membuat beban adikmu."
"Baiklah, aku yakin Aida akan bercerita padaku. Aku tahu sifatnya yang tidak mampu menyimpan kebohongan lama-lama."
"
Aruna dan Rafa memutuskan kembali ke Jakarta setelah 4 hari di sana. Dengan berat Aruna meninggal kan sang adik. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kesalahannya, Aida harus menanggung semua beban hidup seperti ini, harus mengasuh anak tanpa ayah tanpa jelas statusnya. Aruna masih sangat terpukul dengan apa yang terjadi. Kalau boleh memilih lebih baik Erland membalasnya dari pada membalas Aida yang tidak mengerti apa-apa. Sejak mengetahui kebenarannya Aruna menjadi pendiam dan tidak banyak bicara. Bahkan Rafa sudah membujuknya berulang kali. Tidak ada yang lebih mengenal Aruna kalau tidak dirinya. Ia selalu ada untuk Aruna.Andai saja Aruna tidak terikat janji pada Aida ia akan mendatangi Erland dan membuat perhitungan pada mantan suaminya itu. Namun, semua itu hanya perandaian saja karena Aida sudah memintanya berjanji untuk menyembunyikan keberadaannya dari Erland dan keluarganya yang lain.Aruna selalu menirukan air matanya buka menginga
Bagaimana bisa membuang kenangan pahit ini, jika takdir selalu membawamu mendekat meskipun dalam bayang ingatan ataupun kenyataan yang tak pernah terduga. (Aida - Dicintai Kakak ipar)Setelah bercengkerama dengan keluarganya. Byan pamit untuk istirahat. Rasanya capek seharian ada di jalan. Begitu juga dengan Erland yang capek badan dan pikirannya.Erland langsung tertidur karena rasa capek sudah menjalar di tubuhnya. Rencana ingin merefleksikan tubuhnya dengan air hangat pun gagal untuk hati ini. Ditinya bahkan harus mandi cepat karena sang mama dudah memanggilnya makan malam tadi.Erland terbangun saat pukul 3 pagi. Ia mengambil wudhu dan melaksanakan sholat tahajud, memohon untuk di beri kemudahan dalam mencari Aida. Dirinya selalu berharap bisa menemukan Aida, selalu berdoa untuk keselamatan wanita ya
Aku benar-benar minta maaf kamu harus melewati masa-masa itu tanpa penjelasan. Membuatmu bertanya-tanya, membuatmu menunggu. Bahkan membuatmu menderita. Maafkan aku yang sudah menghancurkanmu. (Erland - Dicintai Kakak ipar)Erland masih mengikuti Aida yang berjalan sedikit cepat. Bisa saja ia menyamai langkah Aida. Namun, hal itu tidak ya lakukan karena dirinya sangat ingin tahu di mana Aida selama ini tinggal.Aida sampai di rumahnya dengan meninggalkan Bik Wawa yang masih ada di sana. Ia langsung mengunci pintunya. Ia tahu Erland masih mengikutinya. Aida membawa Rendra ke dalam boxnya. Tubuhnya luruh seketika di lantai. Menangis menumpahkan semua yang membuat dadanya sesak."Kenapa ya Allah, kenapa ...? Kenapa ... engkau pertemukan aku lagi dengan Kak Erland?" isaknya.Erland yang sudah berada di
Penyesalan itu datangnya selalu di akhir agar kita memiliki waktu yang lebih untuk belajar. Belajar menahan amarah dan menahan ego yang ada. Aku akan berusaha untuk meminta maaf padamu, bertanggung jawab atas perbuatanku meskipun butuh waktu lama untuk mendapatkannya darimu. Karena sesungguhnya di balik kata maafku ada janjiku untuk menjadi lebih baik dan tak mengulangi kesalahan yang sama. Dan mengembalikan kebahagiaanmu. (Erland - Dicintai Kakak ipar)"Bolehkah aku menggendongnya?" tanya Erland ragu.Aida hanya diam saja tidak menyahut. Ia langsung memeluk Rendra yang tadinya ia dudukkan di tempat mainannya ."Aku mohon bicaralah padaku, kamu punya hak untuk marah dan membenciku, tapi kamu selalu diam malah pergi jauh, kenapa kamu tidak memintaku untuk bertanggung jawab saat itu?" tanyanya.Aida
Ikhlas menerima kesalahan dan belajar menjadi lebih baik dari sebuah kesalahan karena itu yang akan membuatmu lebih kuat dalam menjalani kehidupan. Meskipun penolakan hadir menghalangi tetaplah bersabar. (Erland - Dicintai Kakak ipar)Aida sudah siuman dari pingsannya. Erland dan Byan terlihat sama khawatir dengan keadaannya. Aida melihat Rendra bersama Erland, laki-laki itu menggendongnya. Rendra terlihat sangat nyaman dan tidak rewel.Aida menundukkan mukanya saat netranya bertemu pandang dengan Erland. Byan menyaksikan semua itu. Jujur, hatinya sakit ... ia cemburu, tapi pantaskah ia cemburu pada Erland yang sudah seperti adik bagi dirinya? Toh, Erland juga sangat menyayanginya. Dirinya memang sangat kecewa dengan perbuatan Erland pada Aida, tapi dirinya bisa berbuat apa? Dirinya tidak mempunyai hak apa pun pada Aida, bahkan ia baru menyadari, mungkin alasan Aida
Saat pada akhirnya diri ini memutuskan untuk menyerah. Namun, perlu diketahui bahwa menyerah sama beratnya dengan terus berjuang. Karena akan ada hati yang terus mengharapkan seseorang yang dicintai untuk bahagia tak peduli dirinya terluka dan sakit. (Erland - Dicintai Kakak ipar)Erland pergi dari rumah Aida setelah mengungkapkan isi hatinya. Ia tidak lagi menoleh ke belakang. Ia tahu kesalahannya bukan kesalahan kecil, tapi kesalahan besar yang tidak termaafkan. Meskipun Aida mengatakan memaafkan, tapi tidak dengan hatinya yang masih menyimpan kebencian padanya. Namun, ia sudah lega bisa melihat wanita yang ia hancurkan dan saat ini ia cintai dalam keadaan baik-baik saja. Anaknya juga dalam keadaan baik, tidak kurang apa pun.Erland menepikan mobil. Hatinya sakit karena penolakan dan kebencian Aida. Mata Aida yang memandangnya penuh dengan keb
Merindukanmu laksana hujan yang datang dengan tiba-tiba dan bertahan lama, bahkan setelah hujan reda, rinduku masih sangat terasa. Seberapa aku membuat diriku sibuk dengan hal-hal yang aku lakukan, tapi setiap aku berhenti dari aktivitasku. Tetap aku akan selalu memikirkanmu (Erland - Dicintai Kakak ipar)Erland sudah melewati masa kritisnya. Kini dirinya sudah dipindahkan di ruang rawat inap.Arumi dan Bagas tak sabar untuk melihat kondisi sang putra. Mereka menyuruh pihak rumah sakit menempatkan Erland di ruang VVIP rumah sakit miliknya ini.Arumi dan Bagas melihat Erland sudah sadar. Keduanya langsung menghampiri sang putra."Ya Allah, Nak. Mama sudah berulang kali bilang padamu untuk selalu jaga kesehatan. Kesehatan itu lebih berharga dari apa pun," ucap Arumi kesal bercampur sedih melihat kon
Hanya dengan ketulusan, mereka akan mampu belajar makna dari sebuah keikhlasan dalam kehidupan. Byan dan Erland belajar untuk hal itu. Akankah kedua sanggup menjalankan semua itu. (Dicintai Kakak ipar)"Kamu sudah bangun, Sayang? Bagaimana kondisimu sekarang? Apa sudah mulai membaik?" Berbagai pertanyaan terlontarkan dari bibir cantik sang mama.Erland mencoba menerbitkan senyumnya di hadapan wanita yang ia sayangi itu."Alhamdulillah, sudah mulai membaik kok, Ma.""O iya, tadi ada Anton jenguin kamu ke sini. Mama juga sudah ngabari Byan kalau asam lambung akut kamu kambuh, dia bilang akan segera pulang ke Jakarta," ucap Arumi.Erland masih diam saja tidak menanggapi ucapan sang mama. Dirinya masih sibuk dengan pemikirannya tentang Aida. Jujur dirinya penasaran, apakah s