Share

BAB 3: LUKA LAMA

Author: IvonyRose
last update Huling Na-update: 2024-06-29 12:15:29

“Lukanya jangan sampai terkena air karena nanti bisa infeksi. Plester harus diganti dua kali sehari sehabis mandi. Nanti akan saya berikan resep salep luka dan obat anti nyeri , karena kadang akan timbul nyeri. Jika membengkak atau demam, segera kembali ke rumah sakit.” kata Dokter Albert.

“Bagaimana saya mencuci muka kalau lukanya tidak boleh terkena air?” tanya Darren.

“Plesternya tahan air. Jadi setelah mandi, plesternya dibuka dan lukanya diberi salep, lalu tutup lagi dengan plester baru.” jawab Dokter Albert.

“Apakah lukanya akan meninggalkan bekas, Dok?” tanya Darren lagi. Biar bagaimanapun wajahnya adalah aset untuk pekerjaannya sekarang.

“Hm, luka di bagian sini agak dalam. Kemungkinan nanti akan meninggalkan garis putih. Tapi karena kamu pria, kurasa tidak masalah dengan sedikit bekas luka,” kata Dokter Albert sambil menunjuk bagian pipi dekat rahang. 

Eloisa memucat mendengar perkataan Dokter Albert. Bagaimana ini kalau memang luka itu berbekas? Sedangkan mahasiswanya ini bekerja sebagai model. Apakah dia harus membayarkan Darren untuk bedah kecantikan? 

“Apakah saya bisa menggunakan pelindung kepala untuk naik motor?” tanya Darren yang sehari-hari menggunakan motor untuk beraktivitas.

“Sebaiknya jangan. Luka Anda akan sering tersenggol dan itu bisa membuat luka itu kembali terbuka,” jawab Dokter.

“Baik Dok,” jawab Darren patuh. Lalu dia dan Eloisa keluar dari ruang konsultasi Dokter setelah merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup. Mereka berjalan bersisian menuju kasir. Darren sudah membayar sebelum Eloisa sempat mengeluarkan dompetnya. 

“Harusnya saya yang bayar!” protes Eloisa. Dia merasa tidak enak, padahal dia yang membuat pria itu terluka.

“Tidak masalah,” jawab Darren santai. Pekerjaannya termasuk mudah dan menghasilkan banyak uang. Dia juga tidak ada tanggungan selain saat kencan dengan pacar-pacarnya itu. Kalau hanya mengajak makan dan nonton, mau berapa banyak jumlah pacarnya juga tidak akan membuatnya bangkrut. Tapi kalau soal hadiah dan barang-barang yang mereka inginkan, mereka harus membelinya sendiri, namanya juga pacar bulanan.

“Berikan nomor rekeningmu, akan saya transfer!” perintah Eloisa. Dia tidak suka berhutang. Apalagi pada tipe orang seperti yang di depannya ini. Dia paling malas kalau nanti diungkit di belakang.

Darren melirik tidak suka pada Eloisa lalu mengacuhkan wanita itu. Dia berjalan meninggalkan Eloisa menuju tempat untuk menunggu penyerahan obat. Dia tidak suka dibantah hanya karena masalah kecil, dan urusan bayaran seperti ini baginya hanya masalah kecil. Masalah besar adalah yang tidak bisa dipecahkan otaknya. Salah satu contohnya adalah ciuman Eloisa tadi, yang membuatnya dengan sengaja membuat wanita itu terus bersamanya sejak dia mencium wanita itu.

Dengan kesal Eloisa bermaksud mengejar Darren karena pria itu tiba-tiba meninggalkannya tanpa mengatakan apapun, namun dia merasa ada yang memanggil dirinya. Dia lalu menoleh ke arah suara dan melihat orang yang paling tidak ingin dia lihat lagi seumur hidupnya.

Dia bermaksud mengacuhkan wanita itu dan kembali mengejar Darren, namun Susan langsung menghalangi jalannya.

“Apa kabar Eloisa? Sudah lama sekali kita tidak bertemu,” sapa Susan sambil tersenyum. Dia mengelus perutnya yang sudah cukup besar.

“Minggir. Aku mau lewat!” kata Eloisa. Dia menunjukkan wajah datarnya.

“Kita sudah lama tidak bertemu, bukankah seharusnya kita ngobrol dulu? Bukankah dulu  kita teman yang sangat dekat,” kata Susan, senyumnya berubah jadi seringai licik. Dia tidak mau menyingkir dari hadapan Eloisa. Karena dia sedang hamil, dia yakin Eloisa tidak akan berani mendorongnya.

“Aku tidak punya hal apapun untuk dibicarakan denganmu!” sahut Eloisa jutek. Dia membuang wajah ke arah lain, tidak berniat melihat wajah mantan sahabat iblisnya.

“Hm, tapi banyak yang ingin aku ceritakan padamu. Sudah berapa lama kita tidak berjumpa? Mungkin lebih dari empat tahun. Bukankah dulu kita sahabat yang pernah begitu dekat dan saling berbagi segalanya, bahkan berbagi kekasih. Namun sayang sekali akhirnya Viktor memilihku dan membuangmu!” kata Susan dengan nada lembut sambil mengelus perutnya. Sengaja menunjukkan kehamilannya yang sebenarnya pasti sudah diketahui semua orang karena perutnya memang sudah besar.

Eloisa mengepalkan tangannya. Rasanya dia ingin menampar wanita di depannya. Wanita ular berkedok sahabat yang tega berselingkuh dengan pacarnya! 

Susan juga menyadari reaksi Eloisa. Dia bersahabat dengan Eloisa sejak kecil, jadi dia tahu kalau sekarang dia sudah berhasil memancing emosi Eloisa. Dia akan membuat wanita itu menderita seperti penderitaan yang dia terima selama ini, yang disebabkan oleh wanita itu.

“Kau tahu kan kalau Victor lebih mencintaiku daripada dirimu yang sudah dipacarinya lama. Karena itulah dia lebih memilih menikahiku daripada dirimu yang kaku dan membosankan. Lihat, sekarang kami sedang menanti buah cinta kami yang kedua,” kata Susan sambil kembali mengelus perutnya. Dia terus menyebarkan bisanya untuk menyakiti Eloisa. Dia tahu kalau dulu Eloisa sangat mencintai Victor, dan menurutnya, temannya yang kaku itu sampai sekarang juga masih mencintai Viktor.

Eloisa menahan sakit di hatinya. Walaupun dia berusaha tidak peduli, tapi perkataan Susan menusuknya. Dia terus memasang wajah datar dan berlagak acuh walaupun hatinya sekarang berdarah-darah. Dia tidak tahu apa salahnya pada Susan, mengapa orang yang dia anggap sahabat sejak kecil itu begitu tega padanya? Seakan kurang sudah merusak acara pertunangannya dulu, sekarang wanita itu masih dengan sengaja menancapkan pisau di hatinya.

“Ah, maaf, aku hanya sibuk menceritakan kebahagiaanku sendiri. Bagaimana denganmu sendiri, Eloisa? Apakah sudah menemukan pengganti Victor?” tanya Susan manis. Dia tertawa dalam hatinya saat melihat tubuh Eloisa yang menegang. 

“Ah, maafkan aku yang tidak peka, padahal kamu sendirian ya ke rumah sakit ini? Maaf ya, harusnya aku tahu pasti sulit untukmu menemukan pria yang lebih baik dari Viktor. Apalagi untuk wanita kaku seperti dirimu!” lanjut Susan tanpa menunggu jawaban Eloisa. Dia sibuk bicara dan menjawab sendiri, terus menyebarkan bisanya, kalau bisa sampai wanita di depannya ini frustasi dan bunuh diri!

“Eloisa?” 

Panggilan itu membuat kedua wanita itu menoleh dan mereka melihat Victor berjalan menghampiri mereka.

“Kau sudah selesai mengambil obat, sayang?” tanya Susan manis pada suaminya.

Double sial! Ular betina belum kelar, sekarang muncul serigalanya! Rutuk Eloisa dalam hati. Eloisa hanya melirik sekilas pada pria yang pernah sangat dia cintai itu, lalu dia segera melangkah untuk menjauhi dua makhluk yang paling menjijikkan baginya. Dia harus segera menjauh dari dua orang yang dulu pernah sangat disayanginya, dan yang juga tega mengkhianatinya.

“Tunggu Eloisa!” panggil Victor. Dia segera menarik tangan Eloisa agar wanita itu tidak pergi.

“Lepaskan!” balas Eloisa ketus. Dia berusaha melepaskan pegangan tangan Victor, namun cengkraman pria itu malah semakin kencang.

“Tolong dengarkan aku,” pinta Victor dengan tatapan memohon. Jika dulu Victor menatapnya seperti itu, dia pasti luluh. Tapi itu dulu! Sekarang hanya kebencian dan rasa jijik yang dia rasakan saat akhirnya mereka bertemu lagi.

“Victor. Perutku sakit!” kata Susan, dia menarik tangan Victor yang satunya untuk mendapatkan perhatian pria itu. Viktor menoleh Susan lalu menarik kasar tangannya dari pegangan wanita itu.

“Jangan sentuh aku, jalang!” desis Victor. Dia menatap jijik pada Susan.

Eloisa tertegun melihat perlakuan Victor pada Susan. Dia bahkan lupa kalau tangannya masih dipegang Victor. Ada apa dengan mereka? Victor yang dia kenal tidak pernah berbicara kasar pada siapapun.

“Lepaskan tanganmu dari Eloisa atau akan kupatahkah tanganmu!” 

****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 108: EXTRA PART 3

    “Ya. Ada apa, Pak Andrew?” tanya Eloisa bingung.“Bisakah Anda meminta pada Ibu Rosaline untuk menangguhkan sidang?” tanya Andrew. Belum sempat Eloisa ataupun Darren bicara, Andrew sudah melanjutkan perkataannya.“Kondisi Susan sebenarnya masih belum terlalu baik. Pendarahannya belum benar-benar berhenti, tubuhnya juga sebenarnya belum kuat untuk menjalani berbagai pemeriksaan. Dengan kuasa Bu Rosaline, hukuman pasti akan dijatuhkan dengan cepat, saya khawatir … Susan tidak akan bisa bertahan di dalam penjara. Resiko lukanya akan terbuka lagi dan infeksi sangat tinggi, apalagi luka dalam di rahimnya akibat kecelakaan itu membutuhkan beberapa bulan untuk benar-benar sembuh,” kata Andrew sambil menghela nafas berat. Dia adalah polisi, harusnya dia tidak boleh melakukan hal ini, tapi jika terjadi sesuatu pada Susan di dalam penjara, dia pasti akan hidup dalam penyesalan.“Saya tidak meminta Susan dibebaskan, hanya kalau bisa, tunggu sampai kondisinya benar-benar memungkinkan untuk masuk

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 107: EXTRA PART 2

    Eloisa sengaja datang ke kampus di waktu yang mepet dengan jam mengajarnya, agar dia tidak diinterogasi oleh rekan-rekannya lagi perihal pernikahannya kemarin. Jadi, dia masuk ke ruang dosen dan langsung menuju mejanya sambil menyapa sekilas dosen-dosen yang masih berada disana, lalu mengambil perlengkapan mengajarnya dan kembali keluar.Beberapa dosen menertawakan tingkah Eloisa yang terlihat jelas sedang menghindari mereka. Mereka yakin Eloisa juga berada di posisi yang tidak enak karena pernikahan unik ini, hanya saja, hal ini memang sangat sulit untuk dipercayai akal sehat.Mereka melihat sendiri kalau Eloisa dan Darius sudah cukup dekat, tapi tiba-tiba di hari H, yang menikah dengan Eloisa adalah adik Darius, dimana Dariusnya sendiri terkesan cuek dengan hal itu. Hari seninnya, Darius masuk kerja seperti biasa, seakan tidak ada pernikahannya yang gagal terlaksana. Apakah mungkin ada prank untuk hal sepenting sebuah pernikahan?Setelah mengantar Eloisa ke kampus dimana dia tidak d

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 106: EXTRA PART 1

    Selama tiga hari menginap di vila, Eloisa sangat dimanjakan oleh Darren. Mereka tidak seperti pengantin baru yang menghabiskan sepanjang hari di kamar, tapi Darren mengajak Eloisa untuk pergi ke tempat-tempat bagus yang ada di sekitar vila tempat mereka menginap.Darren selama ini tidak pernah berjalan berdua dan menikmati waktu bersama-sama dengan Eloisa, walau hanya untuk makan dan melihat-lihat tempat wisata. Karenanya, dia ingin melakukannya mulai dari sekarang, dia akan membuat banyak momen untuknya dan Eloisa, istilahnya ini seperti pacaran setelah menikah. Mereka berjalan berdua di pinggir danau sambil bergandengan tangan, menikmati makanan khas di pinggir jalan. besonya, Darren mengajak Eloisa ke taman, berjalan sambil memberi makan roti tawar pada burung liar.Eloisa banyak tertawa karena memang Darren adalah orang yang menyenangkan, pria itu bisa membawa suasana menjadi ceria dengan tingkahnya. Darren juga tidak pernah menuntut apapun dari Eloisa, dia malah mendorong Eloisa

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 105: TAMAT

    Tidak terjadi insiden apapun saat acara pemberkatan pernikahan ini, mulai dari Eloisa yang mengucapkan sumpah pernikahannya dengan baik, sampai dengan penandatanganan surat nikah mereka.Kali ini, Darren juga menjadi anak baik, saat disuruh mencium pengantinnya, dia hanya menempelkan bibirnya sebentar dengan bibir Eloisa, dia tidak melumat bibir Eloisa dengan ganas seperti biasanya.Dia mengerti kalau dia harus menjaga martabat Eloisa yang tinggal setengah itu, agar tidak amblas sampai ke dasar. Dalam hati, dia menyabarkan dirinya. Tenang, setelah ini, Eloisa sudah bebas dia peluk, cium dan yang lainnya semau dia, jadi sekarang saja dia harus menjaga sikap!Ada jamuan makan siang di ruangan lain yang sudah disulap menjadi tempat resepsi kecil-kecilan dan disanalah Eloisa tidak bisa menghindar dari rekan-rekan dosennya yang terus menggodanya dan menjadi reporter dadakan.“Ya ampun, Bu Eloisa, kenapa bisa jadi nikahnya dengan Darren?” tanya salah satu Dosen.“Iya, nih, Bu Eloisa, ternyat

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 104: HARI PERNIKAHAN (3)

    Untuk kesekian kalinya, Eloisa berusaha melepaskan pegangan tangan Darren, dan untuk kesekian kalinya juga gagal. Mereka sudah berada di gereja sejak jam sepuluh, dimana keluarga Hartadi dan keluarga Renata juga sedang dalam perjalanan ke gereja ini, tempat dimana sekarang mereka sedang duduk di ruang tunggu pengantin dan keluarganya, sambil bergandengan tangan sejak lima belas menit yang lalu.Karena pernikahan ini hanya berupa pemberkatan pernikahan saja, dan semua dekorasi dan persiapan sudah dibereskan oleh staf gereja dan Lukas dkk, jadi mereka memang hanya menunggu waktu saja sekarang.“Lepaskan tanganku, Darren,” pinta Eloisa.“Tidak mau,” jawab Darren sambil tersenyum menggoda.“Kenapa juga harus pegangan tangan terus!” keluh Eloisa.“Karena aku tidak boleh memelukmu atau menciummu,” jawab Darren yang membuat Eloisa langsung cemberut, tapi lalu menyerah mencoba menarik tangannya. Sedangkan sebelah tangan Darren masih sibuk mencomot camilan yang disediakan disana, berupa kue-ku

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 103: HARI PERNIKAHAN (2)

    Karena hari masih pagi dan hari ini adalah hari minggu, mobil yang dikendarai Darren tiba di rumah Eloisa dalam waktu setengah jam.Manda terkejut saat melihat Darren yang sudah rapi, di depan rumahnya. Eloisa memang sudah memberitahu kalau Darren sudah menyewa makeup artis untuk mendandani putrinya itu, tapi dia tidak tahu kalau Darren juga akan datang pagi ini, dia pikir mereka akan bertemu di gereja.“Pagi, Bu,” sapa Darren yang lalu memperkenalkan Jane.“Pagi, Darren,” Manda membalas sapaan Darren dan kemudian berkenalan dengan Jane.“Saya mengantar Jane kemari, sekalian membawa pakaian dan barang-barang saya. Ayah ada?” tanya Darren luwes yang membuat Manda kembali takjub saat melihat sebuah koper besar dan sebuah koper kecil, yang dibawa Darren.“Ayah sedang menyirami bonsainya di belakang,” jawab Manda.“Baik. Darren akan mengantar Jane ke kamar Eloisa dulu, nanti baru menyapa Ayah,” kata Darren sopan.“Ya, mari Ibu antar ke kamar Eloisa,” jawab Manda yang lalu menuntun jalan u

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status